Part 16

210 33 5
                                    

"Asam dan garam. Sejauh apapun mereka, jika memang ditakdirkan bersama, maka mereka akan dipertemukan Tuhan di Belanga"
***
"Ra, Will you marry me?"tanya Danish untuk kedua kali nya.

Rashi bergelut dengan pikirannya. Ia ingat kata kata yang menyakiti nya pagi ini.

'Rashi itu kan anak haram yang ditinggalkan oleh ibu kandungnya'

'maka aku juga akan menjadi anak haram yang ditinggalkan oleh calon suaminya hari ini'

Dia menatap Danish. Tatapannya tidak bisa Danish artikan. Antara kecewa, sedih dan putus asa.

"Aku mau!" Jawab Rashi. Meskipun penuh ragu tapi Rashi sudah tidak tahu mau apalagi

"Yasudah saya tidak mau tahu pokonya hari ini pernikahan harus berjalan, meskipun pengantin pria nya berubah."ujar pak Ghibran

(Si bapa ngegampangin banget ngawinin anaknya.)

"Pak Ghibran, saya bertanggung jawab atas apa yang sudah anak saya lakukan. Saya juga om nya Danish dan saya yang akan mengurus pernikahan Danish hari ini. Tanpa kendala."begitu ucap ayahnya Meylan.

Seperti jauh dari mimpi, Danish semalam masih galau gara gara Rashi akan menikah hari ini, tapi hari ini malah dia yang pakai pakaian pengantin putih dengan blankon duduk didepan penghulu.

Danish melirik Rashi yang duduk disampingnya dengan riasan pengantin masih utuh tanpa ada yang rusak karena air mata.

Rashi benar benar tidak menangis, namun dia juga tidak menampakan wajah yang bahagia.

"De Danish? Atos siap? (De Danish? Sudah siap?)"tanya penghulu yang duduk dihadapan mereka.

"Atos pa!(sudah pak!)" Rengkuh Danish namun masih tetap tegas.

Danish pun di beri intruksi untuk melakukan akad.

"Saya terima, nikah dan kawinnya Rashi Lenn binti Ghibran Lenn, dengan maskawin seperangkat alat sholat dan uang tunai sebanyak 276 juta rupiah dibayar tunai"ucap Danish seraya menggenggam tangan ayahnya Rashi.

"Sah?" Tanya penghulu.

"Sah!"dijawab oleh saksi yang mengikuri acara tersebut.

"Sah?"tanya penghulu lagi.

"Sah!"

"Sah?"

"Sah!"

Dan setelah ucapan sah yang ketiga Rashi dan Danish pun resmi menjadi suami istri yang sah dimata hukum dan agama.

Danish dan Rashi pun menandatangani dokumen yang disiapkan kemidian saling memakaikan cincin jari manis kanan mereka masing - masing.

Tidak lupa prosesi adat sunda yang kental pun mereka laksanakan seperti memecahkan yelur, memecahkan kendi, rebutan bakakak dan sebagainya.

(Fyi aja untuk urus urus ini gabisa mendadak begini yaa temen temen..cuma aku kurang tahu juga kalo KUA nerima ga pasangannya diganti mendadak begini. Yang tahu komen yaa biar nambah ilmu hehe

Masalahnya ini adalah pernikahan paling absurd dalam perwattpad an yg saya tulis.. mohon kurang dan lebihnya mohon maaf yaa..)

Hari itu Danish dan Rashi sah menjadi pasangan suami istri.
Dipelaminan Rashi tidak banyak bicara. Hanya Danish yang menyambut tamu dengan baik.

"Kalo kamu cape, kamu istirahat aja di belakang gapapa."

"Gapapa kok! Aku disini aja"

Danish merasa tidak enak dikala Rashi harusnya menenangkan diri tapi dia harus menyapa tamu dengan ramah.

Beberapa juga ada yang berbisik.

'kok suaminya beda?'

Namun Rashi dan Danish tak menghiraukan hal tersebut. Kejadia hari ini saja sudah membuat cukup lelah.

Pada saat Raden naik ke pelaminan untuk mengucapkan selamat pada pengantin, Raden cukup terkejut.

"Bang Danish ngapain lu disini?"tanya Raden memukul lengan Danish.

"Ngapain apa? Ya jadi manten"ucap Danish enteng

"Ra ko jadi dia laki lu? Semalem masih nyanyi galau loh di karaoke ama gue"

Rashi hanya tersenyum tipis. Danish yang paham situasi langsung mendorong Raden untuk menikmati hidangan prasmanan nya.

Selesai acara resepsi, Danish ikut pulang ke rumah Rashi.

"Aa, ini kamar pengantinnya."tunjuk Cantika kikuk.

"Iya tante makasih"

"Panggil mama aja ya. Teteh juga di dalem kok."

Danish pun masuk ke kamar secara perlahan.

Danish melihat sosok Rashi yang sudah berganti pakaian menjadi piyama sedang memandang kosong ke arah jendela.

Rashi bahkan tidak menyadari kedatangan Danish.

Danish hendak keluar kamar lagi namun terlanjur tertangkap oleh Rashi.

"Kakak mau ganti baju?"tanya Rashi dingin. Lalu dia melangkahkan kaki keluar kamar meninggalkan Danish yang bahkan bingung harus merespon apa.

Setelah berganti pakaian menjadi piyama yang sudah disiapkan. Danish duduk di kasur. Melihat sekeliling sambil menunggu Rashi masuk lagi.

Tapi setelah beberapa jam, Rashi tak kunjung datang. Danish pun keluar kamar untuk mencari Rashi.

"Aa belum tidur?"tanya mama Cantika.

"Neng nya kemana ma?"

Cantika merasa tidak enak, Ayahnya juga kaget, anak perempuannya kemana kok ga ada di kamar pas malam pertama.

"Euu.. anuu teteh tidur dikamar Adrian."jawab mama Cantika.

"Kobisa? Bangunin! Suruh tidur sama suaminya!!"perintah ayah

"Ehh gausah ma, gapapa om.. eh ayah gausah dibangunin. Dia pasti butuh sendiri."jawab Danish pengertian.

Akhirnya semaleman Danish begadang sendiri

Tbc

Hehehe tenanggg kita bikin slice of life kok kesananya..

Call him, DanishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang