Part 14

240 34 1
                                        

"Aku mencintaimu. Itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu," Hujan Bulan Juni, Sapardi Djoko Damono.
****
Rashi, Meylan dan Danish duduk di satu meja di cafe tersebut. Rashi dan Danish dihantui pikirannya masing - masing. Sedang Meylan yang tak tahu situasi, berusaha mencairkan suasana

"Nish, lo kenal Rashi kan? Cewe yang waktu Ospek pingsan, terus lu yang bawa ke UKS"kata Meylan.

"Iya Lan"Danish singkat.

"Nanti lo dateng kan ke nikahan gue?"tanya Meylan lagi.

"Gue usahain." Danish melirik Rashi sejenak.

"Kalo gitu, gue duluan ya! Masih ada yang harus gue kerjain."tambah Danish seraya berpamitan dan pergi.
***
Semenjak pertemuan itu, Danish lebih sering mencari Rashi. Menunggu di depan sekolah tempat Rashi mengajar.

Tujuannya ingin meluruskan kesalah pahaman yang selama initerjadi diantara mereka. Tapi Rashi selalu menolak untuk bertemu, dengan dalih 'yang lalu biarlah berlalu kak, memang sudah takdirnya kita punya jalan masing masing'

Hari ini pun begitu. Responnya sama. Rashi tetap menolak untuk bersua. Akhirnya Raden yang melihat Danish menerima penolakan, ingin sedikit menghibur dia. Raden mengajak ngopi di cafe nya bang Jhonny. Danish pun mengiyakan. Itupun kebetulan ada acara reuni bersama tongkrongannya

Melepas rindu dengan canda tawa bersama para sahabat cukup membuat Danish melupakan sejenak keresahan dia tentang Rashi.

"Ehh lo tau Meylan kan?" Tanya Juan.

"Tau lah, playboy kampus!"jawab Tio

Sontak yang lain tertawa.

"Mau nikah tau gosipnya!" Juan si reporter kampus ini selalu punya berita terhotnews apa apa tentang kampus mereka meskipun udah lulus.

Danish sama Raden saling melempar pandangan.

"Temen lo kan den cewe nya"Juan lagi.

"Iya temen gue, sekarang juga jadi rekan kerja gue di tempat ngajar"

"Cewe yang pernah lu bawa kesini bukan si?" Sekarang bang Yuta yang ngomong

Raden cuma mengangguk, lalu melihat warna wajah Danish memudar kembali.

"Tunggu! Meylan? Yang tinggi itu bukan sih?"Johnny mengkerutkan keningnya.

"Iyaaa! Itu loohh, anak psikologi!"-Juan

"Iyaaa bener" - Tio

"Seriusan dia mau nikah?"Johnny takjub.

"Iya!!"jawab Juan

"Anjing!! Kemarin dia sama gebetan gue ke hotel!!"-Jhonny

"Hah ngapain?"tanya Jamal

"Ya lu kira cewe sama cowo ke hotel ngapain tolol!! Main ludo?" Ucap Yuta gemas

"Lo salah liat kali, dia sama calon istri nya ke hotel" Juan menjernihkan suasana yang sudah suudzon itu.

"Bang Johnny liatnya kapan emang?"tanya Raden.

"Kemarin banget. Anjing, gue abis party party kan tuh, ehh gue liat mereka check in."

"Engga, itu bukan Rashi! Rashi kemarin sama gue bang disekolah. Ada acara anak anak. Jadi semua guru nginep di sekolah"

"Gilaaa, emang kalo udah begitu susah tobat ya! Gue kira udah tobat"Juan

Danish dan Raden pulang agak larut malam itu. Di dalam mobil Danish dan Raden berbincang ringan. Pukul 22 lewat lima belas menit, mereka melintas di di depan apartemen Amoora. Karena kebetulan tadi sempat ke apartemen bang Johnny terlebih dahulu.

Call him, DanishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang