Part 13

205 38 5
                                    

"Jika aku tahu apa itu cinta, itu karena kamu" – Hermann Hesse
***
"Weiiisss bang Danishhhhh!!!"Raden memeluk abang yang sudah tiga tahun lamanya tidak dia temui.

"Gila sih, tiga tahun loh kita ga ketemu bang! " Tambah Raden.

Raden membenarkan kacamata yang bertengger manis di hidung mancungnya.

Danish dan Raden sedang duduk menikmati suasana cafe dreamies, dekat sekolah Raden mengajar.

"Gimana den?"tanya Danish kaku.

Sekian lama mereka tidak bertemu ada rasa canggung, kikuk diantara mereka

"Gimana apanyaa? Ya ini lah aku hehe. Lo kemana aja sih bang? Menghilang dari permukaan"

"Haha ada laahh.."

Raden dan Danish menghabiskan waktu untuk berbincang tentang kehidupannya satu sama lain. Sesekali Danish menyeruput americano panas miliknya. Setelah kehilangan topik pembicaraan. Danish mulai berpikir ia harus menanyakan 'dia' yang selama ini menghilang dari kehidupannya

(Elu yang ngilang 😭 sabar sabaar ini belum terungkap ya kawan kawan)

"Den, Rashi gimana?"

Raden yang sedang meminum jus mangganya tersedak.

"Gi..mana gimana bang?"

"Sekarang dia gimana?"

"Ohhh.. euu.. rashi sekarang ngajar jugaa, di SMA aku ngajar. Dia baik baik aja kok"

"Boleh gue minta kontak Rashi?"

"Mmm.. sorry bang. Gue ga berani. Soalnya kan elo yang ninggalin Rashi duluan jadi.."

"Wait.. gue?"

"Iyaa elo.. kan lo ngilang waktu itu. Malah lo ngeblock ig Rashi. Itu yang gue tau."

"Hah?"

"Sekarang gue tanya.. kenapa elo ninggalin sahabat gue?"tanya Raden geram.

"Gue gapernah ninggalin Rashi den, apalagi ngeblock ig nya. Gapernah gue!!"

"Tapi masa si Rashi bohong! Dia galau tuh bertahun tahun tahu bang. Setahun kemarin aja dia move on dari lo"

"Gue harus ketemu Rashi, den. Ini salah paham"

"Udah dehh telat bang! Mending lo gausah ngejar Rashi lagi. Rashi mau nikah."

***
Danish sedang melamun di sofa tamu rumah Danish dan ibu nya. Ia melirik ke arah foto wisudanya yang dijadikan lockscreen kesayangannya.

Di foto itu Danish tersenyum bahagia bersama kedua perempuan yang ia cintai, ibunya dan Rashi. Meskipun senyum Rashi disitu terlihat tegang, tapi terlihat manis dimata Danish.

"Mass, makan malam dulu yuk!"ajak Diani.

Danish mengangguk lesu dan mengikuti sang ibu ke meja makan.
Danish hanyak mengaduk ngaduk makanannya.
***
Hari ini Danish menunggu di depan gerbang sekolah tempat Rashi mengajar. Menurut Raden, Rashi biasanya pulang pukul 16.00 alias jam 4 sore.

15.45.

"lima belas menit lagi.." gumam Danish.

Tak lama mobil pajero putih berhenti di depan Danish. Keluarlah seseorang yang sangat tak asing, sepupu yang selalu menjadi tempat iri Danish sedari kecil, Meylan

"Nish!!!"

"Oy!!"

"Lo pulang anjir? Gabilang gue?"

Meylan meluk Danish singkat.

"Lo ngapain disini?"  Tanya Meylan.

"Nungguin temen."jawab Danish singkat.

"Sambil nungguin ngbrol ngbrol di cafe depan kuy!"

Akhirnya Meylan dan Danish duduk di cafe dreamis, dimana Danish bertemu Raden sebelumnya.

Danish terus melihat ke arah gerbang sekolah.

"Setahu gue mereka bubar jam 4. Lo resah banget sih nungguin siapa emang?"Meylan Keheranan.

"Ada lah.."

"Gimana Korea, betah lo?"

"Dibetah betahin aja"jawab Danish.

Meylan melambaikan tangan ke arah seseorang belakang Danish.

Suara sepatu heels yang khas semakin mendekat kearah mereka.

Meylan yang seakan tidak sabar bertemu seseorang tersebut, berdiri dan menyambut orang tersebut.

"Maaf yaa lama"

Suara itu, Danish tahu betul suara milik siapa. Suara yang khas yang tidak pernah ia lupakan selama ini.

"Iya gpp sayang" ucap Meylan lembut.

Sampai gadis itu berada di rangkulan Meylan.

"Nish! Kenalin calon istri gue, Rashi!"

Tbc

Ya kaann udah kaya gini gimana nih kira kiraaa? Kira kira mas Danish masih punya harapan ga yaa 😭

Call him, DanishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang