Part 2

335 43 14
                                    

"Cinta itu hadir tiada disangka" unknown
****
"Si.. siapa?" Rashi mengulamg pertanyaannya

"Saya kating pembimbing kamu" jawabnya.

"Kamu udah bangun kan? Saya pergi ya! Kerjaan saya banyak!"

Tanpa persetujuan Rashi kakak tingkat itu pergi meninggalkannya.

Rashi hanya bengong melihat kepergiannya. Namun matanya menangkap buku yang tadi dibaca oleh kakak tingkat tersebut. Dari sampulnya Rashi dapat menebak bahwa buku ini berisi tentang alam dan semesta.

Rashi penasaran dengan buku tersebut, saat membukanya, Rashi merasa ada benda persegi jatuh  kelantai

"Ohh ini kartu perpustakaan.."

Rashi membulak balikan kartu tersebut dan mata dan bibirnya membaca pelan

"Jean...danish..kuntara"

Dilihat juga pas foto yang menempel di kartu tersebut.

"Manis,"

(Euuu giliran cakep aja lu lgs sembuh Ra -_-)

Rashi menatap kembali foto tersebut. Dia sedikit takjub, untuk ukuran pas foto, apa bisa setampan itu.

Sebenarnya sifat Rashi dengan Rasha itu tidak beda jauh. Alias ganjen. cuma bedanya Rashi lebih gugupan, tapi tetep kalo harus dapet yaa harus dapet. Makanya diotak Rashi sekarang sedang menyusun rencana bagaimana caranya dapetin nomer Whatsapp kakak tingkat tersebut.

Rashi mengambilnya , namun hari itu tak sempat mengembalikan ke pemiliknya. Kata teman teman Danish, Danish sudah pulang, karena ibu nya masuk rumah sakit.

Satu minggu berlalu, ini hari terakhir ospek. Seminggu ini Rashi tidak menemukan batang hidung Danish.
Makanya pembimbing Kating itu digantikan oleh Meylan.

"Oke pelaksanaan Ospek berakhir sampai hari ini, bagaimana kesan dan tanggapan kalian tentang ospek seminggu ini adik adik?" Ucap ketua BEM yang berorasi di depan semua maba

"Untuk acara terakhir, sudah saya tugaskan adik adik untuk membuat surat cinta yang akan diberikan kepada kakak tingkat favorit kalian. Apa surat cintanya sudah siap??"tanya ketua BEM lagi.

"SUDAHHHH!!!"

Rashi memandangi surat cinta yang sudah dibuat dengan sepenuh hati untuk Danish.

'apa bisa sampe ke tangan kak Danish? Orangnya aja seminggu ini ga ada' batin Rashi.

"Ra!!" Panggil Raden, teman sekelompokk dia.

Dari seminggu ini Rashi sudah mengumpulkan banyak teman. Memang Rashi panda bergaul dengan yang lain.

"Hmm?" Jawab Rashi lemas

"Surat buat siapa tuh?" Tanya Raden cengar cengir.

"Ya buat Kakak tingkat lah!"

"Iya tauuu.. tapi buat siapa? Pasti buat Kak Meylan ya?"Raden nanya lagi.

Rashi menyetujui jika Kak Meylan adalah laki - laki yang paripurna, tinggi 190cm, putih, tampan, suaranya bagus, apalagi yang kurang hampir tidak ada kurang. Tapi.... 'surat ini sudah ada pemiliknya' batin Rashi lagi.

"Danissshh darimana ajaaaa???"

Rashi yang mendengarnya langsung mencari darimana sumber suara itu. Ternyata Kak Wendy yang menyambut kedatangan seseorang yang ditunggu tunggu juga oleh Rashi. Rashi langsung sumringah. Mau jingkrak jingkrak tapi malu depan banyak orang jadi di pendem aja ya neng yaaa.

Rashi tak kuasa buat melirik terus ke arah Danish yang ngobrol dengan Wendy dan lainnya. Ia tidak tahan ingin segera memberikan surat yang sudah ia tulis dengan segenap cinta untuk kak Danish nya itu.

"Okeeee it's timee! Ini saatnyaaa adek adek ku yang kiyowo ini ngasih surat ke kakak tingkat nyaaa!! Kalian sudah siaaappp?"

"SIAPPP!!" Para maba semakin bersemangat.

"kakak tingkatnya berjejer di pinggiran lapang yaa.. oke sekarang  silahkan berikan tanda cinta kalian untuk kakak tingkat kalian yang sudah membimbing ospek selama seminggu ini!"

Rashi bergegas ke arah Danish. Meskipun lapangan agak padat tapi tidak mengahalangin semangat Rashi untuk memberikan Surat cintanya.

Pada saat dihadapan Danish....

"Kak Danish ini surat untuk kak Danish, lalu ini juga buku dan kartu perpus kak Danish, waktu itu ketinggalan di UKS" kata Rashi sambil emmberikan surat, buku dan kartu perpus Danish.

Rashi melihat di tangannya belum menerima surat satu pun.

'semoga aku yang pertama, hehe' Rashi dalam hati.

"Makasih ya" ujar Danish tersenyum tipis. Tipis banget, kirca aja kalah.

Tapi tetap membuat Rashi salting kalap.

Danish mengambil surat, buku dan kartu perpusnya. Kemudian menghilang dari pandangan Rashi. Entah kemana...

Hari itu, Rashi terus tersenyum sepanjang malam, sambil memikirnya senyuman Danish yang sangat tipis sekali itu. Dia berguling sana berguling sini di kasurnya.

"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa" teriak Rashi dari dalam kamar

Ayah dan mama, juga Rasha sedang berada Di ruang TV. Mama Cantika yang sedang menonton sinetron kesukaanya "ikatan batin" yang mainnya al-lebaran itu sontak kaget.

"Astagfirullohaladzim, adek kamu kenapa sih Sha?"

"Gatau mam, gila kali" jawab Rasha ngasal lalu masuk ke kamarnya.

Ayahnya cuma geleng geleng kepala.

Tbc.

Padahal baru disenyumin gitu doang? Udah gugurubug gitu 😩 lanjut ga nih?

Ada cameo nya nichhh :

Afkar Meylan (SF9's Rowoon)

Belum ada gencatan senjata ya teman teman 😁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Belum ada gencatan senjata ya teman teman 😁

Call him, DanishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang