Part 24

316 38 8
                                    

"Menikah itu bukan dengan yang sempurna, tapi dengan orang yang bisa melengkapimu"- Jean Danish Kuntara
****
Pagi ini Danish melihat pantulannya di kaca. Merasa outfitnya cukup oke untuk dipakai kerja hari ini. Danish ke dapur melihat sang istri sedang menyiapkan sarapan. Makin hari, Danish akui, skill memasak Rashi jauh lebih baik. Padahal ia tidak pernah memaksa untuk istrinya bisa masak. Tapi melihat Rashi yang gigih belajar masak, membuat Danish kagum.

"Mas kerja pagi?" Tanya Rashi.

Danish mengangguk.

"Sarapan dulu, biar ada energinya. Aku masak omellete dan tumis brokoli tofu saus tiram. Omelette nya juga penuh sama irisan wortel, sosis juga bawang daun. Jadi mas ga perlu khawatir kurang vitamin. Karenaaaaaaaa istri mas yang cantik ini siap buat jadi ahli gizi mas setiap hari. Silahkan duduk suamikuuu"

Danish senyum tersipu. Lalu duduk di kursi meja makan. Menu makannya sederhana, hanya omlet dan tumis brokoli tofu, tapi entah kenapa Danish bahagia melihat masakan istrinya.

Rashi mengisi piring Danish dengan nasi dan lauk pauknya. Danish hanya memandangi istrinya terpesona.

Dalam hati Danish 'kenapa Rashi hari ini cantik banget ya'

"Aku tau kok aku cantik! Gausah dipandangin gitu kan jadi malu" Rashi narsis.

Danish lupa kalo istrinya juga perempuan yang aneh. Rashi suka melakukan hal hal cringe yang membuat Danish merinding. (Untung ga ilfil)

"Iniiii sepiring cinta untuk suamiku yang paling kasep pisan setanah sunda sejagat raya."

'tuh kan aneh' pikir Danish

Danish langsung melahap masakan Rashi.

Rashi menatap penuh harapan.

"Gimana? Enak?"tanya Rashi gugup.

"Mmmm mayan"jawab Danish gengsi.

Padahal Danish rasa ini masakan terbaik selain masakan ibunya dan mama Cantika.

Rasanya pas dilidah Danish.

"Syukurlah. Untung ga dilepeh." Rashi mengelus dadanya. Rashi pun ikut sarapan.

"Kamu ke sekolah hari ini yang?"

"Kesekolah lah orang aku piket di sekolah."

"Kamu mau aku bikinin kopi ga mas?"

"Boleh"

Rashi pun membuatkan americano panas untuk Danish dan Latte panas untuknya.

Dua orang pecinta kopi itu bahkan membeli coffe maker untuk mereka taruh di dapur mereka.

"Kopinyaaaa."Rashi menaruh mug coklat berlogo wajah beruang yang berisikan americano panas yang sudah ia buat untuk suaminya.

"Thanks ayang!"Danish mencubit pipi Rashi pelan.

Rashi menyeruput Latte yang ada di mug putih berlogo beruang yang sama dengan milik Danish. Akhir akhri ini Danish sering membeli barang couple untuknya dan istrinya.

Selesai makan, Danish melarang Rashi cuci piring. Dia mengambil alih tugas tersebut, agar istrinya bisa berdandan untuk pergi kesekolah.

Lalu mereka berangkat. Selama perjalanan jemari Rashi selalu bertaut di tangan Danish. Sesekali Danish menggesekkan tangan Rashi di pipinya manja, atau menciuminya mesra.

Rashi hanya diam, dia senang mendapat perlakuan seperti itu.

Sesampainya di depan gerbang sekolah, Danish membukakan pintu untuk istrinya.

"Makasih mas"

Rashi mencium punggung tangan suaminya.

"Nanti aku jemput ya"

Call him, DanishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang