Epilog

334 29 3
                                    

"ANDARUUUUU!!!"

"APASIH DADDY??? GAUSAH TERIAK TERIAK AKU JUGA DENGER!!"

"KAMU YAAAH!!! RUSAKIN STICK PS DADDY KAN?"

"Lah yang main PS kan Daddy kok nyalahin aku sih?"

"Ayo ngaku!! Terakhir kemarin kamu kan yang mainin sama aron!!"

"Tanya bunda deh aku main lego kemarin!"

Percakapan antara Andaru dan ayahnya cukup membuat Rashi pening kepala.

Setiap hal apapun itu selalu menjadi perdebatan anak dan suaminya.

Antara telur ceplok dan telur dadar, posisi tidur, channel TV, dan masih banyak lagi.

Setelah Andaru tumbuh berumur 8 tahun, semakin sering bertemu, intensitas mereka berdebat semakin tinggi.

Danish selalu dibuat kesal dengan anak semata wayangnya itu. Begitu juga Andaru yang senang menjahili ayahnya.

"BUN! ANAK KAMU NIH RUSAKIN STIK PS AKU"

"No no! Bapak Danish yang terhormat, saya tidak memainkan PS anda ya monmaap! Bun kasih pengertian lah suaminya jangan nuduh aku sembarangan. Apa apa aku yang disalahin."

Rashi hanya menyimak perdebatan mereka.

"Udah udahhhhhh!!! Biar bunda lurusin. Aku bukan bela andaru, tapi emang kemarin Andaru sama Aron mainin lego sama hotwheels mereka mas! Malah seinget aku yang terakhir main PS itu kamu sama Hendery sama Raden kan?"

Danish mengingat.

"Gamungkin lah mereka yang rusakin. Ni pasti Andaru nih yang mainin PS aku!!"

"Dih! Kan seenaknya nuduh" Andaru membuang muka.

"Sssth sttthh... Udah diem!"

Rashi menelpon Raden. Beberapa detik menunggu teleponnya langsung diangkat. Rashi menyalakan speakernya.

"Kenapa Ra?"tanya Raden

"Den gue mau tanya, ini stik PS5 mas Danish gimana ya? Gabisa digunain. Mati apa gimana. Tadinya mau dipake Andaru sama temennya, cuma ga bisa nyala. Kira kira kenapa ya? Takut mas Danish marah euy."

"Aahhhh aduuuhhhhhh itu kayanya salah gue deh Ra. Kemarin kesenengan menang dari si Hendery. Makanya ga sengaja gue pukul pukul ke lantai."

" Ohhh pantesan. Lu ah gimana sih. Ntar mas Danish nyalahin gue lagi"

"Ntar gue ganti Ra, aman asal laki lu gatau aja! Kalo tau gue bisa di gerus!"

"Gantiin yak!"

"Oke! Hari ini gue ganti!"

Rashi mengakhiri teleponnya.

"Kan! Daddy ga pernah percaya sih sama Daru. Kesel!" Andaru melengos ke kamarnya.

Membuat Danish merasa bersalah dengan tuduhannya.

"Makanya kalo apa apa tuh jangan langsung marah. Selidiki dulu kebenarannya pak!"petuah Rashi. Rashi pun pamit dengan alasan urusan dapur.

Hari itu Danish belajar lagi tentang beberapa hal.

Malam itu, Danish mengetuk kamar Andaru. Tapi ia langsung masuk tidak menunggu Andaru mempersilahkan.

Andaru sedang membaca buku tugasnya. Namun  ketika melihat wajah ayahnya, ia menutup buku tugasnya dan menyembunyikan diri dibawah selimut (kalo kata bahasa sunda mah dikurumun)

Danish memaklumi sikap Andaru. Memang sifat Andaru yang keras kepala dan pundungan itu (alias ngambekan) turun dari sifat bundanya.

(Tapi aku kalo jadi andaru yg dituduh tanpa sebab juga pasti kesel sih wkwk)

Call him, DanishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang