▪︎Bab 2▪︎

445 46 1
                                    

Don't forget untuk Vote n comment ya readers,
Biar nulisnya makin semangat
Thank uuuu😊🥰

^Typo bertebaran!^

*6 bulan berlalu

Setelah hubungannya dengan Joshua selesai begitu pula dengan pernikahan mereka yang dibatalkan, Adira menjadi sosok yang begitu digin apalagi terhadap lawan jenis yang berusaha mendekatinya. Walaupun orang-orang terdekatnya selalu menasehatinya bahwa tidak semua laki-laki seperti mantannya itu, tapi tentu saja Adira tidak ingin semua itu terlulang lagi, ini adalah bentuk pertahanan untuk dirinya agar tidak jatuh kelubang yang sama untuk kedua kalinya.

"Ra, kerjaan lo udah beres?" Tanya Evelyn teman satu divisinya di perusahaan tempat dirinya bekerja, jika kalian mempertanyakan kenapa Adira bekerja? Padahal dia berasal dari keluarga yang berkecukupan? Tentu saja karena Adira tidak ingin menyia-nyiakan hasil belajarnya.

"Belum, kenapa?" Tanya balik Adira dengan tatapan yang masih fokus kedepan layar monitor.

"Ck.. Adira ini udah masuk jam istirahat dan lo masih anteng didepan komputer kaya gini? Mereka nggak akan kemana-mana kalau cuma lo tinggal makan sebentar, so let's go!" Ceramah Evelyn sembari menarik lengan Adira untuk ikut pergi bersamanya.

"Sabar dong, sebentar.. matiin dulu komputernya" Ujar Adira menahan tarikan Evelyn, dengan cepat mematikan komputernya dan mengambil tas juga ponselnya lalu menggandeng lengan Evelyn untuk pergi dari sana.

"Lyn, tapi jangan lama ya.. soalnya selesai jam istirahat gue harus nganter berkas yang kemarin pak bos titip buat dikasih ke bos besar" Ujar Adira yang langsung di angguki oleh Evelyn

Adira dan Evelyn menunggu lift terbuka sambil mengobrol.

"Ra, masa gue naksir deh sama si bos" Ujar Evelyn dengan sebal, sedangkan Adira terkekeh geli mendengar ucapan dari Evelyn

"Lo nggak ngomongpun semua orang tau lo punya feeling ke pak Adrian" Ujar Adira yang membuat Evelyn mengernyit dahinya bingung.

"Lo nggak sadar? Kalo ekspresi wajah lo selalu menunjukkan bahwa lo suka sama pak Adrian" Tanya Adira

"Masa?" Tanya Evelyn tidak percaya, Adira hanya mengangkat bahunya acuh.

"Btw Ra.. lo kapan move on nya sih? Kejadiannya juga udah agak lama, lagian si brengsek juga udah married Ra.. tapi kenapa lo makin dingin aja sih sama semua cowok-cowok yang mau deketin lo? Kan jadi pada kabur" Pertanyaan yang dilontarkan Evelyn membuat Adira menghela nafas dengan kesal, dia tidak suka jika sudah berbicara perihal ini dan untungnya pintu lift segera terbuka tanpa menunggu lama Adira masuk kedalam lift yang hanya terisi 1 orang pria yang bahkan sangat asing bagi Adira. Bukan pekerja di kantor ini, fikir Adira.

Adira masuk kedalam lift dan langsung menuju ujung lift tanpa mengindahkan wajah tegang pria itu sedangkan Evelyn? Jangan ditanya, sudah pastinya dia akan bersikap seramah dan seanggun mungkin lalu berdiri disebelah Adira.

"Ra, ganteng" Bisik Evelyn, Adira menoleh sekilas kearah memelototi temannya itu yang sangat tidak bisa menjaga mulutnya itu, sedangkan yang dipelotototi hanya tersenyum tanpa dosa.

"Kalian akan pergi ke lantai berapa?" Suara bass itu memecahkan keheningan didalam lift, tidak mendengar jawaban dari orang dibelakangnya pria itu memutar kepala kebelakang.

"Kalian pergi kelantai berapa nona?" Tanyanya lagi, Adira menunjuk dirinya sendiri ketika pria itu menganggukkan kepalanya.

"Ahh, kita kelantai dasar tuan" Jawab Adira kaku. Ketika sudah mendapati jawaban pria itu langsung memijit tombol lift.

Kisah Sempurna (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang