▪︎Bab 17▪︎

177 19 6
                                    

Don't forget untuk Vote, Comment, and Share ya readers,
Biar nulisnya makin semangat
Thank uuuu😊🥰

kalau keburu nanti aku bakal up bab selanjutnya!

^Typo bertebaran!^

Happy Reading!

***

"Daff! Malah ngelamun, cepatan telpon!" Saat ini Sarah-Ibu Devan yang menyuruhnya, Daffa menggeram pelan dia tidak tahu harus beralasan apalagi srkarang. Semua orang kini menatap Daffa seakan menyuruh Daffa untuk segera menelpon Adira.

***


Daffa menghela nafasnya lega saat akhirnya orang yang ditelpon mengangkat panggilannya.

"Halo?" Suara lembut nan merdu disebrang sana membuat jantung Daffa berdegub kencang. Daffa masih diam membisu, tiba-tiba suaranya hilang ntah kemana.

"Siapa disana? Halo?!" Tanya orang disebrang sana saat tidak mendengar jawaban dari Daffa.

"Siapa Ra?" Terdengar suara lain yang menanyai orang yang Daffa telpon yang tak lain dan tak bukan adalah Adira.

*flasback on beberapa menit sebelum Daffa mendapatkan no Adira.

"What's up, bro?!" Sapa Marcell diawal pembicaraan mereka.

"Akhirnya.. kemana aja sih lo! Ini gue lagi urgent banget" Serbu Daffa saat marcel bersuara diujung telpon sana.

"Wehh sabar dong, gue tadi habis dari toilet. Ada apa bro?" Tanya Marcell diselingi candaan.

"Gue butuh no whatsapp Adira!" Ujar Daffa to the point, tidak ada jawaban dri Marcell ketika mendengar apa yang Daffa butuhkan.

"So-"

"Please Cell, ini tuh udah urgent banget.  Kalau lo mau kasih, gue bakal jabanin apa yang lo mau saat ini" Potong Daffa, Daffa tahu Marcell akan menolaknya.

"Gabisa gitu dong Daff, ini tuh udah termasuk melanggar privasi kalau sampai gue ngasih no Adira gitu aja ke lo" Jelas Marcell masih kekeh tidak ingin memberikan no telponnya

"Pokoknya lo harus kasih Cell, please. Ada yang fotoin gue sama Adira dan keluarga gue bahkan orangtua Adira ngira kalau kita ada hubungan.. jadi gue bener-bener butuh no Adira saat ini juga Cell. Lo ngga kasian sama temen lo yang ganteng ini?"

"Ngga ada kata kasian di kamus gue kalau untuk lo!"

"Tapi kenapa bisa keluarga lo dan bokap sama nyokap Adira ngira kalian ada hubungan?" Lanjut Marcell bertanya kepada Daffa atas kebingungannya.

"Kalau lo mau kasih, nanti bakal gue jelasin sejelas-jelasnya!" Ujar Daffa mencoba bernegoisasi. Marcell terdiam, Daffa fikir pasti Marcell sedang berfikir keras saat ini.

"Cell please!" Mohon Daffa, terdengar suara decakan diujung telpon sana.

"Oke gue kasih tapi kalau sampai Adira nantinya ngamuk ke gue lo yang harus tanggu jawab!" Putus Marcell lalu mematikan sambungan telponnya dan tak lama mengirim pesan kepada Daffa.

"Oke gue kasih tapi kalau sampai Adira nantinya ngamuk ke gue lo yang harus tanggu jawab!" Putus Marcell lalu mematikan sambungan telponnya dan tak lama mengirim pesan kepada Daffa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kisah Sempurna (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang