▪︎Bab 19▪︎

188 12 12
                                    

***

"Lo juga ngga akan kalah kaget kalau tau!" Bisik Evelyn dengan mata yang sesekali melirik kearah belakang Adira, Adira yang penasaran langsung menolehkan kepalanya untuk melihat siapa objek yang membuat Evelyn terkejut, Adira mengedarkan pandangannya hingga matanya melotot karena terkejut saat melihat siapa yang Evelyn maksud tadi.

***

"Cabut Lyn!" Bisik Adira, Evelyn menatap Adira tidak setuju. Bahkan makanannya baru datang dan sama sekali belum Evelyn sentuh.

"Lo aja, makanan gue masih banyak" Jawab Evelyn, Adira menatap tajam kearah Evelyn yang sudah asik dengan hidangan diatas meja.

"Wah tega lo! Lebih pilih-"

"Adira?" Panggil seseorang dan Adira yakin yang memanggilnya tadi adalah orang yang saat ini Adira hindari.
Adira memejamkan matanya untuk menenangkan dirinya, lalu berbalik kearah orang yang tidak lain adalah Daffa, ya orang itu adalah Daffa Halim yang sedang menatapnya dengan senyum 5 jarinya.

"Hai" Sapa Daffa kepada Adira, Adira hanya bisa melengkungkan senyum terpaksanya.

"Apa kabar pacar?" Tanya Daffa yang membuat Evelyn tersedak.

"What?!" Evelyn menatap Daffa dan Adira bergantian.

"Gue ngga salah denger? Bapak bilang apa tadi pak?" Daffa tersenyum kecil lalu duduk dibangku sebelah Adira.

"Saya yakin kuping kamu masih berfungsi dengan baik" Jawab Daffa, membuat Adira mendelik kearah Daffa. Evelyn menatap Daffa dan Adira bergantian.

"Daff!" Panggil seseorang membuat ketiga orang disana menoleh dan menatap perempuan berambut sebahu dengan tangan membawa paperbag dengan nama restoraurant.

"Udah ambil pesanannya?" Tanya Daffa lembut, yang diangguki oleh wanita yang memanggilnya tadi. Adira menatap sekilas kearah Daffa dan wanita yang menghampirinya, lalu mendengus. Sekali playboy ya tetap akan menjadi playboy, gumam Adira cukup keras dan terdengar oleh telinga Daffa yang begitu sensitif.

Daffa menoleh kearah Adira dan tersenyum tipis melihat muka sebal Adira. Dengan secepat kilat Daffa menarik tangan Adira untuk digenggamnya, lalu menatap kearah Aruna yang kali ini menatap Daffa dan Adira dengan raut sebalnya. Aruna berfikir cara modusnya meminta antar Daffa kesini untuk menggambil pesanannya tidak akan seperti ini, jika tahu seperti ini Aruna lebih memilih pesananannya untuk diantarkan saja.

"Aruna, ini Adira pacarku yang aku ceritakan tadi kekalian" Ujar Daffa memperkenalkan Adira kepada Aruna, Adira hanya bisa pasrah atas ucapan Daffa, Aruna jelas sangat terkejut atas ucapan Daffa, sedangkan Evelyn hanya bisa menatap mereka dengan raut bingungnya.

"Oh, cewek Daffa? Gue Aruna!" Ujar Aruna dengan ogah-ogahan. Adira sama sekali tidak menjawab, Aruna mendelik sebal kearah Adira.

"Ayo Daff, aku masih ada urusan" Ajak Aruna, mendengar ajakan Aruna kepada Daffa dengan cepat Adira menghempas tangannya yang masih digenggaman Daffa. 

"Ayoo Daf!" Rengek Aruna, yang akhirnya membuat Daffa bangkit dari duduknya.

"Duluan ya" 'Cup' Daffa mengecup pipi Adira. Dan menganggukan kepalanya kearah Evelyn tanpa memperdulikan ekspresi Adira yang sudah seperti kebakaran jenggot, Daffa pergi berlalu bersama Aruna.

Kisah Sempurna (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang