▪︎ Bab 30 ▪︎

173 9 7
                                    

Kabar kalian gimana nihh? Ngga lupakan sama Daffa dan Adira?



Adira menjatuhkan tubuhnya ke kasur dan menatap lurus kerah langit-langit kamarnya.

Biarlah, untuk masalah Daffa akan Adira fikirkan lagi nanti dan mungkin saja jawabannya nanti memang jawaban terbaiknya.

***

Keesokan harinya, Adira sudah berada di kubikel kerjanya tengah sibuk dengan komputer dihadapannya. Tiba-tiba ada yang menepuk bahunya, Adira menoleh.

"Kenapa?" Tanya Adira kepada orang yang menepuk bahunya yang ternyata adalah Evelyn, Evelyn menarik kursi disebelah kubikel Adira dan duduk disana.

"Kenapa sih?" Tanya Adira bingung atas tingkah Evelyn.

"Gimana?" Tanya balik Evelyn, Adira mengernyitkan dahinya, seakan tersadar Adira mendelik dan tidak menjawab pertanyaan Evelyn.

Evelyn mencolek pipi Adira.

"Ck, apaan sih Lyn? Ganggu tau ngga lo!"

"Yeee, gue penasaran sama jawaban lo Ra" Ujar Evelyn, Adira menghempaskan tubuhnya kesandaran kursi.

"Ngga tau deh" Jawab Adira acuh. Evelyn berdecak sebal.

"Kok ngga tau sih? Aneh deh loh"

"Yaa, memang gue ngga tau Lyn, kayaknya tolak aja deh" Jawab Adira terlihat putus asa. Evelyn mendelik sebal.

"Bego nih, keliatan banget udah lama jomblo jadi gini" Celetuk Evelyn, terdengar decakan sebal Adira.

"Nih ya Ra, kalau menurut penglihatan gue nih ya, Daffa tuh udah keliatan banget suka sama lo dan tentunya lo juga pasti suka balik sama Daffa tapi belum sadar aja lo nya" Adira mendelik sebal dan suara ketikan keyboard semakin terdengar kasar.

"Wih chill mbak, fikirin baik-baik jangan sampai nanti nyesel akhiran" Evelyn menepuk bahu Adira pelan dan berjalan kearah kubikelnya karena jam kerja sudah di mulai.


***

Daffa sedang sibuk dengan pekerjaannya yang menumpuk namun fikirannya yang melanglang buana kepada sosok gadis yang akhir-akhir ini mengacaukan fikiran dan hatinya.

"Huhh!" desah frustasi Daffa sembari mengusap wajahnya.

Wah gila sih gabisa dibiarin kalau kaya gini
Gumam Daffa sembari mengambil ponselnya yang berada diatas meja kerja lalu mengetik suatu pesan kepada seseorang.

Tidak lama setelah mengirim pesan tersebut, terdengar dering telfon Daffa berdering berisik dengan cepat Daffa mengangkat panggailan telfon tersebut.

"Lo free kan Cell?" Tanya Daffa to the point kepada penelpon disebrang sana yang ternyata adalah sahabatnya-Marcell

"Yee, bantuin temen lo ini dong Cell" Ujar Daffa sedikit memelas.

"Please Cell"

"Oke, jam 12 ketemuan di Cafe elephant . Thanks Cell" Dan panggilan berakhir, Daffa menghela nafas pelan dan melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda tadi.

Kisah Sempurna (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang