▪︎Bab 14▪︎

206 26 13
                                    

Don't forget untuk Vote, Comment, and Share ya readers,
Biar nulisnya makin semangat
Thank uuuu😊🥰

^Typo bertebaran!^

***

"Bagaimana apa Brian?" Tanya Adira kepada Brian, Brian tersenyum tipis dan menatap Adira dalam. Adira yang ditatap seperti itu menjadi gugup.

"Brian maksudmu-"

"Adira?"

***

Saat ini Daffa dalam perjalanan menuju tempat golf, Daffa menggantikan ayahnya untuk datang, sebenarnya Daffa sangat malah namun karena tidak mau di cap sebagai anak durhaka dia akhirnya menerimanya.

Sesampainya di tempat yang sudah diberitahukan oleh ayahnya Daffa langsung masuk mencari teman ayahnya itu, karena tak kunjung menemuinya Daffa menghubungi teman ayahnya untuk mengetahui dimana posisinya saat ini.

setelah tahu harus kemana dan berjalan masuk, Daffa yang melihat restaurant yang berada di area tempat Golf sudah buka membelokkan langkahnya, Daffa butuh minum cofee terlebih dahulu. Daffa masuk dan langsung menuju kearah kasir untuk memesan Blend Cofee, sembari menunggu pesanannya di proses Daffa mengedarkan pandangannya untuk melihat sekitarnya. Namun apa yang Daffa temui? Daffa melihat Adira dengan seorang pria, Daffa tidak tahu siapa pria itu namun saat Daffa berniat menghampiri Adira, pesanannya datang dengan cepat Daffa mengambil pesanannya dan berjalan kearah Adira.

"Adira?" Panggil Daffa, tatapan Adira beralih kearah Daffa dan Adira terlihat terkejut meliht Daffa. Daffa tersenyum kearah Adira lalu menghampiri Adira dan mengecup pipi Adira secepat kilat. Adira dan pria yang ternyata adalah Brian yang merupakan anak teman ayahnya itu sama-sama terkejut.

"Daffa?!" Ujar Adira menggeram sirat akan kekesalan atas perlakuan Daffa yang kurang ajar.

"Brian, apa kabar bro?" Sapa Daffa kepada Brian tanpa memperdulikan Adira yang terlihat seperti menahan kesal kapadanya. Brian masih terlihat terkejut dan juga penasaran ada hubungan apa antara Adira dan juga Daffa, sepengetahuannya saat mendapat info dari kedua orang tuanya Adira masih berstatus single dan tidak sedang dalam hubungan dengan siapapun. Namun apa yang dilihat tadi dengan mata kepalanya sendiri seorang Daffa Halim mengecup pipi Adira.

"Kabar gue seperti yang lo lihat saat ini" Jawab Brian sekenanya, Daffa terkekeh pelan mendengar jawaban Brian.

"Ra, kok bisa ada disini?" Daffa bertanya kepada Adira yang sudah sibuk dengan ponselnya. Adira menoleh sekilas kearah Daffa dan lanjut memainkan ponselnya dan karena merasa bahwa Brian sedang menatapnya, Adira mengangkat kepalanya dan melihat kearah Brian yang sedang menatap Adira dan Adira tidak suka di tatap seperti itu dengan cepat Adira menoleh kearah Daffa yang berada disisinya.

"Aku menemani orang tuaku yang sedang reuni dengan orang tua Brian" Jawab Adira, Daffa mengernyit bingung atas perubahan sikap Adira. Padahal terakhir kali bertemu Adira begitu formal dan terlihat jutek abis pada Daffa, namun kenapa sekarang berubah?

Adira yang melihat keterkejutan diwajah Daffa dapat memakluminya karena pertemuan terakhir mereka sangat tidak baik. Dan Adira melakukan ini karena sikap Brian yang membuatnya tidak nyaman, maka karena ada Daffa disini dan sikap Daffa yang cukup  mengejutkan tadi Ide cemerlang tiba-tiba melintas di otak Adira. Adira akan memanfaatkan sikap Daffa tadi agar Brian salah paham atas hubungan mereka. Setelahnya Adira akan berterima kasih kepada Daffa dan juga meminta maaf telah memanfaatkan Daffa.

Kisah Sempurna (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang