▪︎Bab 20▪︎

225 15 7
                                    

Daffa mulai membalas lumatan Aruna, mulut Aruna mulai turun menciumi rahang Daffa, Daffa memeluk erat pinggang Aruna dan menikmati apa yang Aruna lakukan saat ini tanpa peduli bahwa Aruna adalah calon sepupu iparnya juga keadan mereka yang masih di mobil dan juga berada dihalaman rumah kedua orang tua calon Aruna. Ntahlah kalian akan mengangap Daffa bodoh, namun memang nyatanya Daffa masih belum bisa move on dari Aruna.

***

Ketika udara dalam mobil semakin memanas diiringi suara decapan mulut kedua manusia yang saat ini sedang berciuman panas tanpa memikirkan konsekuensi yang akan mereka dapatkan nantinya.

Tiba-tiba terdengar suara dering dari handphone Daffa, dengan seketika Daffa tersadar dengan apa yang sedang dia lakukan. Dengan cepat mendorong Aruna dan karena panik Daffa mendorong Aruna dengan kencang.

"Awwss!" Rintih Aruna, ketika Daffa mendorongnya begitu kuat dan pungungnya membentur setir mobil Daffa.

"Sorry, kau bisa turun Aruna. Aku harus segera pergi" Titah Daffa, Aruna menatap Daffa tidak percaya.

"Daf"

"Please Run, ini tidak benar dan sebaiknya kamu segera turun. Aku harus segera pergi-" Aruna menghentak bahu Daffa dengan keras lalu berpindah ke kursi penumpang sebelah Daffa.

"Segera pergi? Kemana? Menemui kekasihmu? Untuk meminta maaf karena kau malah menikmati ciuman kita tadi? Malang sekali nasib wanita itu hanya dijadikan pelampisan olehmu!" Ejek Aruna, Daffa menggertakan giginya. Dia menyesal harus terbawa suasana tadi.

"Aku hanya terbawa suasana tadi" Jawab Daffa pelan, Aruna terkekeh pelan.

"Aku tidak habis fikir denganmu Daffa!" Desis Aruna dan bersiap turun dari mobil, namun tertahan dan berbalik menatap Daffa dengan senyuman tipisnya.

"Btw, nice" Ujar Aruna sembari menunjuk lehernya seakan memberi kode, Aruna langsung berlalu turun dan menutup pintu mobil dengan kencang. Daffa menegakkan tubuhnya untuk melihat kearah spion tengah mobilnya. Dan benar saja, disana ada tanda yang ditinggalkan oleh Aruna, Daffa menghembuskan nafasnya kasar.

Daffa sunggu kesal dengan dirinya sendiri, kenapa harus terbawa suasana? Brengsek!.

Dengan penuh emosi Daffa berlalu dari halaman rumah Devan dan memilih pergi tanpa tujuan yang jelas dia akan kemana.

***

Setelah dari tempat makan tadi, Evelyn lansung mengajaknya untuk bertemu dengan kenalannya yang baru dia kenal.

"Lyn, kita ketemuan dimana sih sama gebetan lo itu?" Tanya Adira ketika sudah berada diperjalanan menuju tempat yang sudah dijanjikan oleh kenalan Evelyn.

"Hush, mulutnya mbak. Bukan gebetan gue ya tapi KENALAN Adira"

"Whatever lah mau siapanya lo, kita mau kemana ini?" Tanya Adira lagi.

"Holywings Ra, kita party!" Jawab Evelyn girang, Adira mendelik.

"Gila, ngga mau ya Evelyn. Gue mau balik pokoknya titik!" Ujar Adira

"Please temenin gue kali ini aja Ra, lagian no alcohol ko, orange jus aja.. gimana?" Bujuk Evelyn, Adira masih teguh dengan pendiriannya bahwa dia sampai kapanpun tidak mau menginjak tempat-tempat seperti itu.

"Nope!"

"Please Ra, lo mau apa? Mau borong koleksi terbaru chanel? Givengcy? Atau apa? Gue jabanin, yang penting lo ikut" Bujuk Evelyn.

"Gue masih mampu buat beli itu semua sendiri, didepan gue turun.. biar gue pakai taxi online"

"Please Ra, lo ngga kasian sama temen lo ini? Please sekali ini aja Ra" Bujuk Evelyn dengan wajah memelasnya, Adira bimbang, dia bigung, dia harus bagaimana? Adira menoleh kearah Evelyn yang sedang menatap dirinya dengan penuh permohonan. Adira tidak tega, Adira memejamka matanyanya lalu menganggukkan kepalanya pasrah.

"Yeay! Thanks Adira, gue janji gakan sampe malem kok. Paling telat jam 9 kits balik, lagian kalau sore gini pasti masih sepi" Jelas Evelyn, Adira menganggukan kepalanya pasrah.

Sesampainya di tempat yang dimaksud oleh Evelyn, Adira dan Evelyn melangakah masuk lebih tepatnya Adira mengekori Evelyn yang sibuk mencari temannya itu.

Ketika hampir 5 menit mencari kesana kemari, akhirnya Evelyn menemui kenalannya itu, Evelyn melambaikan tangannya dan di balas dengan lambaian tangan oleh pria yang merupakan kenalan Evelyn.

"Hai Jack, long time no see!" Sapa Evelyn memeluk pria dihadannya dengan erat, Adira menatap Evelyn sebal.

"Oh ya, kenalin temanku. Adira" Ujar Evlyn memperkenalkan aku dan juga kenalannya Jack. Adira duduk di kursi yang berhadapan langsung dengan Evelyn karena Evelyn lebih memilih duduk bersebelahan dengan pria tampan disampingnya itu, Adira mendengus pelan.

"Adira!" Panggil Evelyn.

"Ya? Kenapa Lyn?" Tanya Adira.

"Yee, kebanyakan ngelamun lu!" Ejek Evelyn yang tidak ditanggapi oleh Adira. Evelyn memanggil waiters untuk memesan minuman. Dia dan juga Jack mulai memesan minuman.

"Pesen apa Ra?" Tanya Evelyn

"Orange jus please!" Jawab Adira tanpa berfikir, Evelyn menggelengkan kepalanya pelan lalu menyebutkan pesanan Adira.

5 menit kemudian pesanan yang dipesanpun datang, Adira mulai sibuk dengan ponselnya begitu dengan Evelyn yang sudah tenggelam dalam obrolannya bersama Jack dan membiarkan Adira menjadi obat nyamuk yang sangat membosankan.

Adira menatap Evelyn sebal, jika tahu akan di cueki seperti ini. Seharusnyatadi Adira lebih keras lgi menolak ajakan Evelyn.

Brugh

"Omg!" Teriak Evelyn ketika ada seorang pria mabuk yang tidak sengajak menyenggol minumannya hingga tumpah.

"Sorry-sorry" Racau pria itu dengan sedikit sempoyongan, Adira mendelik malas melihatnya. Ini yang Adira tidak sukai datang ketempat-tempat seperti ini.

Masih terdengar perdepatan antara Evelyn dan juga pria tadi, hingga akhirnya pria itu memanggil nama Adira?

"Wait kenapa dia tahu namaku?" Fikir Adira dengan cepat menoleh kearah pria itu, dan sungguh Adira terkejut melihat siapa orang yang berada dihadapannya itu.




Happy reading!

Jangan lupa untuk votenya donggg.hehe biar makin semangat nulisnya akuu.. comment dan juga jangan lupa share juga!

Kisah Sempurna (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang