▪︎ Bab 25 ▪︎

147 15 10
                                    


Don't forget untuk Vote, Comment, and Share ya readers,
Biar nulisnya makin semangat
Thank uuuu😊🥰

^Typo bertebaran!^

---


"Mangkanya ngga usah ngaku-ngaku" Lanjut Olivia sambil berlalu dari sana dan meninggalkan Daffa yang terkejut bukan main mendengar ucapan adiknya itu. Olivia tau? Kalau mereka.. lebih tepatnya Daffa menarik paksa Adira untuk menjadi kekasihnya? Gawat!.

***

Daffa mengejar Olivia yang sudah berjalan kearah tangga, lalu menahan lengan adiknya itu. Olivia menatap Daffa bingung.

"Kenapa sih?" Tanya Olivia sembari menghentak tanganya agar cekalan Daffa terlepas.

"Lo ngomong apa barusan?" Tanya Daffa sewot, Olivia menatap Daffa lalu tertawa tipis.

"Kenapa? Takut gue aduin ke Mama kalau sebenernya Abang sama Kak Adira tuh ngga pacaran?" Tantang Olivia kepada Daffa, Daffa menatap Olivia geram.

"Jangan tanya gue tau dari mana ya.. karena orang bodoh sekalipun pasti bisa liat kalau kalian berdua tuh ngga kaya pasangan lainnya malah terlihat kaya musuh, kurang briefing sih lo berdua" Lanjut Olivia sembari terkekeh sedangkan Daffa sudah mati kutu ditempatnya.

"Liv-"

"Tenang aja Bang.. ngga akan gue sebar kok, asal lo cepet jadiin Kak Adira  kakak ipar gue" Sela Olivia dan berlalu begitu saja dari sana meninggalkan Daffa yang sudah terkena serangan jantung. (Lebay banget hahah).

"Semangat buat luluhin Kak Adira ya Bang!" Terdengar suara Olivia sedikit mengeras sembari kedua tangan yang dianggkat keatas untung menyemangati Daffa, Daffa menghela nafas lalu berjalan kembali kearah ruang kerjanya.

Sesampainya di ruang kerja Daffa langsung duduk di kursi kebesarannya lalu mengambil ponsel genggamnya untuk menghubungi seseorang.

"Lo emang ngga tau waktu banget ya Daf, nelfon orang jam segini!" Suara bass itu terdengar begitu panggilan tersambung.

"Sorry Cell, ganggu ya?" Tanya Daffa polos, padahal pada nyatanya dia memang mengganggu.

"Yaiyalah bego dasar!" Umpat Marcell di sebrang sana, Daffa terkekeh geli tapi tidak merasa bersalah sedikitpun.

"Ada apa bro?" Tanya Marcell, Daffa mengehela nafasnya berat.

"Cell please bantu gue" Ujar Daffa memelas.

"Kenapa sih? Gajelas banget lo" Tanya Marcell, Daffa berdecak sebal.

"Bantuin gue deket sama Adira" Jawab Daffa dan terdengar suara grasak-grusuk disebrang sana.

"What? Gasalah denger gue?" Tanya Marcell memastikan pendengarannya.

"Udah gue bilang kan Daff, lo boleh deketin cewek manapun but not her ya.. gue ngga mau buat dia sakit hati lagi kalau deketnya sama lo, cowok yang belum selesai sama masa lalunya" Ujar Marcell masih kekeh dengan pendiriannya, Daffa kembali berdecak sebal.

Kisah Sempurna (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang