▪︎Bab 4▪︎

287 32 5
                                    

Btw guys makasih banyak yang udh mau mampir baca cerita aku ini..
Jangan lupa vote n comment supaya semangat nulisnya..

Sorry juga kalau misal nanti banyak kosa kata yang salah, sama alur yang kurang bagus atau gimana..

Aku disini juga masih belajar buat cerita, so.. kalau ada yang kurang ataupun salah-salah minta dikoreksi ya..

Oh iyaa, aku sekarang lagi sibuk persiapan UAS di kampus jadi mohon pengertiannya ya, kalo misalnya up ceritanya lama🙏😊

Don't forget untuk Vote n comment ya readers,
Biar nulisnya makin semangat
Thank uuuu😊🥰

^Typo bertebaran!^

***

"Lo nggak balik Daf?" Tanya Marcell ketika baru saja datang ke ruangannya, Marcell baru mengantarkan Melisa kelobi karena tiba-tiba ada telfon dari ibunya. Daffa yang masih santai duduk di sofa hanya melihat Marcell sekilas.

"Daf" panggil Marcell lagi.

"Gue lagi males aja balik ke kantor, kenapa ga boleh gue diem disini?" Ujar Daffa sewot.

"Patah hati sih jadi bawaannya ngegas mulu!" Ejek Marcell, Daffa mendengus keras. Marcell terkekeh sembari menghampiri Daffa dan menepuk bahu Daffa sebelum akhirnya merangkul Daffa.

"Apaan sih lo, gue masih normal ya Cell!" Desis Daffa menyingkirkan lengan Marcell pada bahunya. Marcell tertawa ringan dan terdiam kemudian membuat suana menjadi serius, Daffa menaikkan alisnya bingung.

"Gue tahu Daf, dengan gue bilang sama lo untuk lupain aja Aruna karena masih banyak cewek lain tapi untuk ngelakuin hal itu memang nggak semudah sama apa yang dibicarakan, right? So.. gue tau lo bukan type orang yang akan terus berkecimpungan terus menerus dengan kesedihan!" Ujar Marcell serius dengan tangan yang menepuk bahu Daffa menguatkan.

"Thank you Cell" Jawab Daffa bergumam dengan pandangan lurus kearah kertas undangan yang Devan titipkan padanya untuk diberikan kepada Marcell.

"Thank you Cell" Jawab Daffa bergumam dengan pandangan lurus kearah kertas undangan yang Devan titipkan padanya untuk diberikan kepada Marcell

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Kartu Undangan Aruna & Devan)

"Cell, lo inget tentang perempuan yang pernah gue ceritain ke lo?" Tanya Daffa mengalihkan perhatian dan percakapan mereka tentang undangan pernikahan Aruna dan juga Devan.

"Yang mana dulu nih? Lo cerita perempuan banyak bro! Ada 1..2..3..25" Tanya Marcell dengan jari tangan yang dia anggkat untuk menghitung. *bugh

"Gila lo! Asset gue nih!" Teriak Marcell ketika Daffa melempar bantal sofa tepat di wajahnya.

"Lo yang stress, mana ada gue cerita cewek sebanyak itu. Gue serius Cell!" Ujar Daffa.

Kisah Sempurna (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang