27. Terkamcagiya 🍁

1.2K 290 92
                                    

Tok.. tok

Assalamualaikum ^^

Selamat datang kembali di Paviliun 😁

Nungguin gak??



🍁🍁🍁





Perjalanan ke rumah Shayuta yang baru atau lebih tepatnya ke rumah kakek nenek Shayuta memakan waktu kurang lebih hampir dua jam mengingat saat ini adalah jam-jam padat kendaraan dan lokasi rumah ada di pinggiran kota.

Johnny mengernyitkan dahinya saat memasuki jalanan kecil mirip gang. Semakin masuk, semakin menimbulkan tanda tanya di kepalanya.

"Ini-- gak salah jalan tuy?" Akhirnya Johnny bersuara

Shayuta menggelengkan kepalanya, "Enggak, tuh yang pagar kayu di depan rumah kakek gue"

Shayuta orang pertama yang turun, mobil belakang yang di kemudikan Jeriko pun ikut berhenti.

"Sudah Sampai Aa' ?" tanya Jeriko

Shayuta mengangguk pelan, dia heran melihat keadaan luar rumah kakek neneknya yang tampak tidak terawat. Seingat dia, Bokapnya sudah menggaji seseorang untuk membersihkan rumah ini lantaran Kakek neneknya sudah lama meninggal, biar rumah ini tetap terawat saja, katanya.

Shayuta yang melihat ada ibu-ibu duduk di depan rumah, spontan menghampiri.

"Udah nyampai?" tanya Jeffrey yang menghampiri Johnny

"Kata Atuy, sudah. Noh lagi nanya-nanya" Johnny mengendikkan dagunya ke arah Shayuta.

.


"Ini beneran? gak salah alamat? ngapain berhenti di rumah kosong anjir" Ecan bersuara sambil melihat sekeliling nya. Jeril memarkir kan mobil yang dikendarainya. Baru saja ingin turun, suara Johnny terdengar. "Gak usah turun dulu"

"Kata Abah ini rumah kakek neneknya Aa' Atuy" Ata bersuara. Kedua Yonathan kompak melihat kearah luar, Jeril di belakang kemudi  dan Ecan di kiri.

Ata merutuki siapa yang menyuruh nya untuk duduk di tengah-tengah Yonathan bersaudara. Sedari perjalanan tadi mereka hanya saling diam. Setiap Ata buka suara gak ada yang nanggepin.

"Ecan sama Jeril masih marah?" tanya Ata

"..." keduanya bungkam, sosoan sibuk dengan ponsel masing-masing.

Ata menghela napas dan memutar jengah mata nya.

"Aw" Ata mengaduh kesakitan saat dia rasa kakinya digigit semut. Sontak dia menunduk, tapi sial kepalanya terkena dasboard.

"Aduh--"

"Hati-hati!!" kedua Yonathan yang terkejut, bersuara.

"Sakit?!" tanya nya lagi

Jujur, ini sakit. Tapi melihat reaksi kompak si kembar Yonathan malah membuat Ata terkekeh pelan, "Wah kompak"

Ecan mendengus kesal, kemudian memalingkan wajahnya. Sementara Jeril masih menatap Ata, Pandangan tertuju pada dahi Ata yang sedikit memerah.

"Sakit?" tanyanya

Ata memegang dahinya yang berdenyut, "Akh- iya sakit hehe"

"Jangan di pegang" Jeril menarik tangan Ata, "Nanti kompres biar sakit nya hilang"

"Dikompresin?"

"Iya"

Ecan dengan muka tertekuk kembali menatap Ata dan Jeril, "Kok lu gitu sih?" katanya sambil menunjuk Jeril

[AU] Paviliun 2 🍁 | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang