52. Step to step 🍁

747 184 15
                                    

Assalamualaikum guyss
Gimana puasanya? Lancar?? Lancar dong pasti hehe

Selamat datang kembali di paviliun^^




🧡🧡🧡



Theo sedikit melamun dibalik kemudi mobilnya entah kenapa dia berakhir disini, tumben juga dia memilih mengendarai nya alih-alih menyuruh Juzzel.

tok tok


suara ketukan kaca mobil membuatnya tersadar, ternyata Shayuta yang mengetuk sambil sedikit terheran.

"Lama bener, gue kira pingsan" kata Shayuta, "Mau turun gak nih?" lanjutnya

Theo tersenyum kecil sambil mengangguk, kemudian dia melepas sabuk pengaman nya.

"Laku gak? sepi banget" kata Theo sambil duduk di kursi plastik dekat Shayuta yang lagi sibuk merapikan barang dagangannya.

"Baru juga tadi ramai pas jam makan siang. Udah makan? mau?"

"Boleh, seporsi deh"

"Btw, gimana bokap lu? udah mendingan?" tanya Shayuta membuat Theo sedikit terkejut, "Lah kaget, lemah kalii. Gue dengar pas lu sama Abah ngobrol"

"Oh itu-- kayanya udah mendingan" jawabnya

"Kayanya? udah di jengukin gak?" Shayuta menatap Theo sedikit ragu

"Belum" Theo mengelus rambut belakang nya

"Hemhem" Shayuta menggelengkan kepalanya nya, "Samperin dulu kali, Tejo Sutejo"

"Gak usah banyak bacot, bokap lu sendiri gimana keadaan nya?" tanya Theo

Shayuta mengendikkan bahunya, "Udah mulai baikan, tubuh yang kena stroke kemarin udah perlahan membaik, cuman masih belum terlalu jelas kalau ngomong"

"Terus, hubungan lu gimana? ikut membaik juga?"

"Ngejek?" Shayuta menatap nya malas

Theo terkekeh, "Gak pantas berarti lu nasehatin gue"

Shayuta ikut terkekeh, "Nyatanya akrab sama orang tua emang butuh effort lebih dan harus tekan ego. Di umur segini kita mana bisa menyeimbangkan semuanya. Banyak hal terjadi di luar kendali"

Theo terdiam, sedikit speechless dengan perkataan Shayuta.

"Tapi setidaknya, gue udah mulai berdamai dengan keadaan. Gak mau nyalahin siapa pun dan yah mencoba yang terbaik saja." lanjut Shayuta

"Jadi, udah mulai ngobrol ?" tanya Theo, sambil menerima seporsi takoyaki dari Shayuta

Shayuta menggelengkan kepalanya, "Lu tau kan bokap gue masih belum terlalu jelas buat ngomong, tapi setidaknya kalau mau pergi gue mulai pamit sama bokap. Mana tau berawal dari, 'Pa, Yuta berangkat dulu yah. Doain dagangan Yuta laris manis semanis senyum Yuta' nanti dibalas, 'Iya papa doakan, semangat Yuta ganteng'. Gitu, tapi kita mana tau yah kan"

"Mau nangis gue tuy" Theo merespon

Shayuta yang posisinya membelakangi Theo, seketika sedikit pongah. Merasa sedikit diatas angin karena berpikir Theo terharu dengan perkataannya.

"Tersentuh kan lu dengan perkataan gue, makanya--"

Shayuta balik badan, ingin melihat Theo

Ternyata Theo sedang mengibaskan tangannya lantaran kepedisan hingga mukanya nyaris memerah.

[AU] Paviliun 2 🍁 | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang