47. Temu🍁

980 191 44
                                    

Assalamualaikum

Halo kalian semoaaaaaa

Gimana hari kalian? Baik?? Atau baik banget? 😂

Apapun itu, semoga baik-baik
saja🧡


🧡🧡🧡


"Persahabatan bagai kedondong---"

klutukk


"Shi---shibal" Mark ingin berkata kasar tapi keburu di plototin Raka, mulutnya yang licin langsung ngelesss. Untung Raka tidak memahami makna Shibal:))

"Siapa sih yang main nimpuk?!" Mark bete karena kepalanya di timpuk rambutan

"Yah siapa lagi, noh" Jeril datang sambil bawa wedang jahe dua gelas, buat Mark dan dia. Jeril menunjuk kearah atas pohon rambutan



Coba tebak ada siapa?!!



Tentu saja Atuy gondrong.






Pagi hari sudah nangkring di atas pohon dengan sarung yang ia sampirkan di bahunya.

"Bukan gue, Mat" serunya

"And then ?!" Mark masih sewot

"Kalau gue nimpuk nya pake cinta. Sarangbeo" Shayuta membentuk heart sign di dadanya.

Mark dan Jeril tertawa ngakak melihat kelakuan ajaib Shayuta.


"Woy wang winggwir wihit, whue hau haik" Winar dengan kerupuk yang menyumpal mulutnya mencoba berbicara. Dia langsung membuka sarung yang melilit di pinggang nya, kemudian di sampirkan ke bahu.

Sudah tahu bukan kalau Atuy adalah guru manjat-memanjat Winar? maka dengan mudah Winar sudah bertengger manis di sebelah Atuy.



"Liem kalau liat anaknya manjat pohon kaya begitu, bagaimana yah?" Raka yang duduk di teras bersama Arwan sambil menikmati wedang jahe, dibuat keheranan dengan tingkah anak paviliun.

"Bisa-bisa pohon rambutan mu di tebang", lanjutnya

"Yah tidak bisa, enak saja mau tebang. Buahnya manis, tau" Kata Arwan,

"Tapi bisa jadi begitu. Dia liat anaknya kupas jahe saja paniknya bukan main"

"Itu anaknya Indra, beneran begitu ?" Tanya Raka menunjuk Shayuta yang sedang manjat ke arah yang lebih tinggi

Arwan mengangguk acuh.

"Kalau jatuh bagaimana?"

"Paling teriak"

Raka tidak habis pikir dengan Arwan yang tampak santai. Seolah tidak masalah jika anak sulung gunadhya itu jatuh dari atas pohon.



tok tok


Suara ketokan dari atas genteng rumah membuat Raka dan Arwan sontak mendongakkan kepalanya

"Bah, antena tv aman"  Kepala Juzzel nyembul sambil tersenyum riang dan mengacungkan jari jempolnya.

"Mantap, Abah bisa nonton bulu tangkis lagi. Hatur nuhun, Usep. Hati-hati turunnya"

Raka melongo.

"Itu--- itu anak bungsunya Arkana kamu suruh benerin antena di atas?!" Raka beneran tampak shock

"Kamu ini berisik sekali. Sudah nikmati saja wedang jahe mu"

[AU] Paviliun 2 🍁 | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang