29. Besan katanya 🍁

1.2K 279 67
                                    

Assalamualaikum ❤️

Selamat datang di cerita gaje ini hehe

Maaf yah sering lama
update ( ・ั﹏・ั)

Selamat menikmati^^

🧡🧡🧡

Suara ketokan pintu membangun kan Doyard. Dia sedikit merenggangkan tangannya dan pandangannya tertuju pada si Kembar Yonathan yang tidur sambil berpelukan. Senyum kecil muncul, tangan Doyard bergerak cepat mencari ponsel dan mengabdikan moment tersebut.

Suara ketukan kembali terdengar, membuat Doyard bergegas ke arah pintu

"Wilujeng énjing, Tante-- eh Aa'? " Ayata sedikit kaget ketika melihat Doyard yang membuka pintunya.

"Nyokap gue di sebelah" katanya sambil menunjuk pintu yang berada di sebelah kamarnya.

"Oh begitu. Yasudah Aa' mari sarapan. Ecan sama Jaka tolong dibangunkan. Saya mau ke kamar Tante dulu" Ayata bergeser

Doyard masih setia berdiri bersandar di pintu, melihat Ata yang sedang berbincang dengan Maminya.

"Cuci muka dan bangunkan si kembar, tidak baik membuat tuan rumah menunggu" Kata Laura yang bergegas turun bersama Ayata.

Karena insiden tadi malam, Tedy menyarankan untuk tinggal sementara bersama disini. Mengingat Alvin yang punya banyak koneksi, akan susah untuk bersembunyi kecuali Surya Lesmara yang langsung turun tangan dapat di pastikan Alvin akan diam tak berkutik.

.


Arwan memijat keningnya yang dirasa sedikit pening didepannya ada Yahyah yang sedang menjabarkan situasi yang terjadi.

"Tinggal selangkah lagi kasus pak Egar akan menemui titik terang, tapi akibat dari pemberitaan KDRT yang di lakukan pak Alvin semuanya buyar seketika. Kubu tergugat melempar opini katanya, apa bisa seorang pengacara yang melakukan KDRT dapat di percaya kredibilitas nya. Sehingga semuanya kacau berantakan bahkan kemungkinan akan mulai dari awal lagi" jelas Yahyah

"Dari dulu Alvin tidak pernah berubah. Emosinya selalu lebih besar dari logika. Tapi kan bukan Alvin yang turun langsung menangani kasus ini kan?"

Yahyah mengangguk, "Benar, tapi banyak pihak yang mulai menggiring opini berlebihan"

Arwan menghela napas, "Kenapa tidak satupun kasus yang selesai?!"

"Ada pak, Hubungan pak Raka dan anak-anaknya perlahan membaik. Begitupun Pak Liem dan Winar"

"Baik apanya? Jeffrey masih enggan berbicara, Winar pun juga"

"Kalau begitu ajak saja mereka berlibur bersama?"

Arwan memandang Yahyah dengan sinis, "Di tengah semua kekacauan ini?"

Yahyah tersenyum masam. Arwan terdiam sebentar.

"Boleh juga..?"

🍁

Mark tampak gusar di kursi makannya, Raka tau si bungsu sedang gusar tapi dia memilih diam ingin lihat sejauh mana Mark mampu menahan.

Tepat saat potongan terakhir steak selesai dia kunyah, Mark bersuara, "Pa boleh pergi?"

Raka tersenyum samar, "Kamu nyuruh Papa pergi?"

"No, that's not what I mean. Maksud Mark, Mark boleh keluar?" Mark meneguk air putihnya

"Mau kemana?" tanya Raka sambil menyilangkan kedua lengannya di atas meja makan

[AU] Paviliun 2 🍁 | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang