28. Sembunyi 🍁

1.2K 271 32
                                    

Assalamualaikum guys^^

Selamat datang kembali di Paviliun ❤️


Enjoiiii


🧡🧡🧡





Jujur, Johnny lelah sekali hari ini. Pagi tadi menerima kabar bokap Shayuta yang dilarikan ke rumah sakit, siangnya lanjut bantu Shayuta pindahan, dan tadi baru mengetahui fakta yang cukup membuatnya bungkam tentang siapa sebenarnya keluarga Cahyadi.

Johnny membelokkan stir mobilnya memasuki sebuah Rumah Sakit. Langkah kakinya seolah hapal kemana dia akan melangkah.



"Theo?" Kening Johnny mengerut melihat Theo duduk di dalam ruangan tempat seseorang terbaring dengan segala macam alat. Ruangan dimana menjadi tujuan Johnny juga.

"Eh? Kesini juga?" tanya Theo, dia sendirian. Tanpa Juzzel yang biasanya mengekori kemanapun dia pergi.

Johnny mengangguk, "Dia masih betah tutup mata?"

Theo terkekeh, "Iya kayanya, udah seminggu padahal"

"Lu gak capek apa tutup mata terus? buka dong, terus liat kedua sohib cakep lu duduk disini" Kata Johnny, pada pasien yang terbaring dengan nama Altensyahputra Edzhar

"Tau gak, hari ini kita tau suatu hal yang buat kita terkejut. Tentang siapa itu Cahyadi, kenapa kita bisa nyasar disana, termaksud kenapa Abah memilih memulangkan kita" Theo bersuara. Otaknya kembali mengingat..


"Lantas, kenapa Abah milih memulangkan kita tanpa persetujuan dan sepengetahuan kita ? Tbh, saya merasa dibuang untuk kedua kalinya" Johnny bersuara


"Untuk itu, Abah minta maaf terlebih dahulu. Abah punya alasannya. Seperti yang sudah Abah bilang, Abah akan menjadi seorang teman, sahabat atau seseorang yang bisa kalian andalkan. Tapi mengingat kondisi Abah yang tidak mungkin menjadi ketiganya. Abah takut kalian kembali merasa kesepian. Umi sama Tedy atau Kun kadang kan ikut mengantar Abah berobat. Cuma Ata, Julian, Ojun sama Uka yang dirumah. Abah pikir sudah saatnya juga kalian kembali ke rumah, toh sudah hampir 7 bulan kalian pergi" jelas Arwan

"Melihat semua yang terjadi sepertinya Abah salah, Abah salah memulangkan kalian. Abah terlanjur menyayangi kalian. Abah tidak ingin kalian merasa dibuang, merasa sendiri, atau apapun yang bikin kalian sakit. Jika kalian berkenan, kalian bisa pulang kembali ke Abah. Kapanpun kalian butuh tempat, Abah selalu ada"





..


"Tep, lu dulu yang semangat ngumpulin kita. Lu juga yang cari cara agar kita bisa ketemu Abah. Sekarang keduanya udah terwujud, kenapa lu masih betah tutup mata?" Theo menatap lurus ke arah Alten.

"Banyak gosip baru, Tep. Bangun dong, lu kan paling semangat banget kalau ada gosip terbaru" tambah Johnny

Namun nihil. Tidak ada respon sama sekali. Sejak kecelakaan seminggu lalu, Alten di vonis koma. Benturan hebat di kepalanya jadi penyebab utama. Terlebih Alten yang duduk di samping supir tanpa memakai sabuk pengaman.

"Bokap lu... gimana sama bokap Doyard?" Pertanyaan ambigu Theo terdengar sangat jelas di telinga Johnny

"Coba aja bokap Doyard gak bikin kasus baru, gue takut karena kasus baru ini jadi mengacaukan kasus bokap gue" Johnny menghela napas, "Lu tau netijen ganasnya bagaimana kan"

Theo mengangguk, "Bokap Doyard punya firma ternama. Pasti apapun yang dia lakukan akan tersorot.

Johnny terdiam, pandanganya lurus terarah ke Alten, "Egois gak, kalau gue akan lakuin apapun demi ngebersihin nama bokap gue?"







[AU] Paviliun 2 🍁 | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang