57. Bazar Jodoh? 🍁

800 162 27
                                    

Assalamualaikum

Senin semangat yah say haha

Yang lagi sekolah, semangat upacaranya. PR nya sudah di kerja kan?

Yang kuliah, jangan lupa sarapan!

Yang kerja, yuk semangat dikit lagi weekend. Haha

Selamat membaca ❤️


🧡🧡🧡




"Ayo om let's kajja!" kata Juzzel menyemangati Willy yang kebagian memukul bola golf.

Tadinya dia enggan menemani Sofian bermain golf, tapi pas sampai di lapangan malah dia yang paling semangat.

"Tumben akur" Alten menyenggol lengan Juzzel, dia juga ikut menemani Willy. Lebih tepatnya, dia di paksa ikut sama Jeffrey.

"Lu juga bang, tumben mauan di ajak" kata Juzzel membuat Alten mengendikkan bahunya acuh.

"Btw kakak lu napa dah?" Alten menunjuk Theo yang tampak sibuk kesana kemari sementara Jeffrey dengan setia menyupirinya dengan mobil golf.

"Lagi demam pokemon go. Mohon di maklumi" jawab Juzzel dengan mengatupkan kedua tangannya di depan dada.

Alten menggelengkan kepalanya tidak percaya, semakin di fikri memang para sohibnya ini agak diluar Nayla.


"Kamu kenal Agung? teman rumah nya Arwan, yang pengusaha kopi dan teh itu?" Tanya Willy

"Ingat, yang dulu rumah nya besar ngalahin rumahnya Arwan itu kan? tapi tau tau habis lulus SMA udah pindah gak ada kabar" jawab Sofian

Willy mengangguk, "Kata Arwan bapaknya bosan di kota, jadi mau balik kampung saja ternak lele. Dia kuliah di LA kata arwan."

"Terus kenapa kamu tiba-tiba bahas?" tanya Raka

"Kata Arwan, anak nya mau wisuda jadi nanti dipanggil untuk hadir syukuran kecil-kecilan"

"Dimana?"

"Rencananya mau nyewa graha saba"

"People jaman now bilang, diluar prediksi BMKG"


.



Berhubung mobil golf nya penuh sedangkan satu lainnya sedang di bawa kabur Jeffrey dan Theo ntah kemana, alhasil Alten dan Willy tidak kebagian. Mereka harus menunggu mobil golf yang lain untuk menjemput mereka.

Entah kenapa, kaki Alten terasa nyeri sejak beberapa hari terakhir. Mungkin karena kelelahan beraktivitas terlebih Alten sudah kembali beraktivitas di kampus.

Willy menyadari perubahan ekspresi Alten terlebih Alten yang mulai menopang tubuhnya dengan tiang yang berada di sebelahnya. "Kamu gapapa?"

Alten diam, rasanya kakinya mulai keram, sebelum hilang kendali Alten memilih segera mendudukkan tubuhnya.

"Alten, kamu kenapa?!" Willy panik mendapati Alten yang tiba-tiba terduduk di jalanan. Mana jemputan mereka juga belum datang.

"Gapapa Pi, kaki Alten cuman keram" kata Alten, berusaha menenangkan Papi nya.

"Ini kenapa jemputan nya belum datang" Willy tetap panik, takut terjadi sesuatu yang buruk pada anak semata wayangnya.

"Betul kaki kamu cuman keram?"

[AU] Paviliun 2 🍁 | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang