Haiii selamat datang di paviliun hehe
Semoga suka dan betah^^
Selamat membaca!!
🍁🍁🍁
Gengs paviliun paket lengkap plus plus lagi berkumpul di RS tempat Alten di rawat. Tak ketinggalan ada Cahyadi disana.
Beberapa gengs Paviliun saling lempar pandang, iya hanya lempar pandang gak mau nyapa, masih gengsii.
Gengsi mulu di gedein-__
"Oy semangka, udah balik lu?" Bisik Ecan ke Mark yang duduk di sebelahnya
"Excuse me, who are u?"
"Baku hantam sini kita" Ecan menggulung lengan bajunya
"Penuh lemak sosoan mau ngajak baku hantam" desis Renaldi
"Kaki gue masih sanggup kok buat nendang leher lu, sini deketan"
"Gak, lu penuh daki. Ntar gue terkontaminasi jadi buluk kaya lu"
"Anj--"
"Diem dulu, gak usah bacot" kata Jeril sambil menepuk pelan mulut Ecan
"Bangkit dari kubur?" Dengus Johnny ke Jeffrey
"Waalaikumsalam, iya gue baik" jawab Jeffrey dengan menyindir
Johnny memutar matanya malas, "Singkirin fiesta lu dulu di lemari noh ada segepok"
"Bajing, tau dari mana lu?" Jeffrey menatap Johnny dengan kesal
Johnny mengendikkan bahu, "Teh Jennie"
"Bahas apa lu sama kakak gue?" Jeffrey menyipitkan matanya, menatap penuh selidik Cowok yang kelebihan hormon didepannya ini
Johnny tersenyum simpul, "Katanya coba dulu, siapa tau kita satu size"
"APANYA BITJHHH?!" Jeffrey shock langsung mencengkram kerah baju Johnny
Winar yang berada di dekat mereka spontan nepuk paha Shayuta, "Lu pisahin gih, lelah banget gue nonton drama kegoblokan ini"
"Malas, udalah nikmatin aja. Mau gak?" tawar Shayuta sambil membuka gumpalan Tisu dari dalam saku Hoodie, yang ternyata kuaci.
"Tadi gue lagi makan kuaci, dari pada mubazir mending gue bungkus" lanjutanya
"Dah lah, mau resign aja gue dari bumi"
Juzzel maju, menarik mundur Jeffrey dan Johnny.
"Besok kalau ada yang tawarin permen jangan di ambil yah, adek Jepri" Juzzel mencubit pipi Jeffrey gemas, "Lagian percaya banget sama omongan bang jalu, Heran"
Jeffrey mendengus, "Beneran gak lu?" Jeffrey masih sedikit emosi
"Gak anjir, si Seon noh Cepu ke gue. Dia sosoan pake motor jemput teh Jennie, udah tau sering hujan. Alhasil kehujanan, disuruh ambil baju ganti di kamar lu"
"Ckck dasar cacing besar alaska"
"Cakep juga ukiran merah kaya gitu" Doyard menunjuk leher Theo yang terekspos. Beruntung Theo sempat mengganti pakaiannya dengan yang lebih layak, Tapi dia tetap memakai jaket Arwan
"Tuh kantong mata bisa buat nampung dosa julid lu yang membludak" balas Theo sambil menunjuk lingkaran hitam dibawah mata Doyard
"Kayanya-- lebih parah dari kemarin?" tebak Doyard, "Tapi kali ini lu masih mau keluar, dulu ngurung diri"
KAMU SEDANG MEMBACA
[AU] Paviliun 2 🍁 | NCT
Literatura FemininaKisah kepulangan geng Paviliun.. Apa permasalahan rumit antara orang tua dan anak itu mulai membaik?