51. Simsalabim 🍁

837 187 14
                                    

Assalamualaikum^^

Lama banget yah gak update,
sebulan lebih dikit nih  huhu maapkeun yah🧡🧡🧡

Selamat membaca!!



🧡🧡🧡




Theo sedikit tersenyum kecil membalas sapaan para karyawan nya.  Theo yang dulu terkenal sebagai bos kutub kini tidak lagi, yang biasanya wajib menggunakan masker walaupun di dalam area kantor kini sudah ia tanggalkan. Tak sedikit para karyawannya yang diam-diam atau bahkan secara terang-terangan menunjukkan ketertarikan pada bos cakepnya ini.

"Gak ada jajan online sampai akhir bulan" kata Theo, yang tiba-tiba muncul di belakang Juzzel.

Juzzel yang lagi jongkok di sebelah mobil Theo sambil nyebat, sontak berdiri sambil menyembunyikan rokoknya.

"Kok gak ngabarin?" Juzzel merajuk, mencari cela

"Kenapa? biar bisa lu hisap sampai habis dulu?" kata Theo dengan juteknya, "Naik ojol gih, ketemu di apartemen. Malas gue semobil sama lu" lanjutnya

"Eitsss gue bawa baju ganti, bentar gue ganti dulu" Juzzel langsung membuka kaosnya dan mengeluarkan kaos baru dari dalam tas ransel, Theo cuman bisa menatap malas adiknya itu dan memutuskan untuk menunggu di dalam mobil.

"Nah ayo jalan, mana kuncinya?" tanya Juzzel yang sudah duduk di balik kemudi. Setiap dia dan Theo pergi maka Juzzel lah yang jadi supir.

"Khs lu mana? gue udah minta dari Minggu lalu btw" gantian, kini Theo yang menyodorkan tangannya ke Juzzel

"Enggak, belum keluar" Juzzel sedikit gugup

Theo mengangguk mengerti, "Yasudah lu gak usah ikut ke Jogja, lu tunggu sampai khs lu keluar dulu"

"YAH MANA BISA?!! kan bang jalu hari ini opening nya, enggak-enggak gue menolak"

Theo menaikkan sebelah alisnya, "I don't care"

.

"Bang, ayolah. Yakali gue gak ikut? yah?? ayodongg kalau gak ada gue kaya sayur nangka tanpa nangka" Juzzel masih berusaha membujuk Theo hingga ke lobby apartemen mereka

"Nilai lu rantai carbon semua, usep. Gak ada ke Jogja. Belajar! semester depan sudah harus naik sempro!"

"Iya bang, iyaaa tapi izinin gue ke Jogja dulu"

"Alasan terus, mulut lu bau !"

"Bangggg" Juzzel terus merengek ke Theo

"Permisi Tuan Theo dan Tuan Juzzel" seorang pemuda dengan stelan jas yang dikenali keduanya sebagai sekretaris Sofian, sang Papa., "Bisa kita bicara sebentar?"

.

Theo dan Juzzel menatap sang Papa dari luar kamar rawat inap nya. Tubuh yang biasanya berdiri dengan angkuh di depan kedua anaknya, kini tampak semakin kurus dengan alat bantu pernapasan yang melekat.

"Tuan sejak beberapa bulan terakhir sering bolak-balik RS karena masalah kesehatan nya. Ini sudah yang ke 2 kalinya dalam minggu ini. Seperti yang di ketahui, Maag dan asma yang di derita tuan sudah parah" Jelas sekretaris nya.

"Saya tau permasalahan tuan dan Tuan Sofian. Ini pun sebenarnya saya dilarang untuk memberitahu tuan mengenai kondisi kesehatannya. Katanya beliau tidak ingin mengganggu kalian lagi. Tapi saya rasa, saya harus memberitahu kondisinya. Terlebih hanya kalian lah yang beliau miliki"

[AU] Paviliun 2 🍁 | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang