9. Apart Theo 🍁

1.3K 310 50
                                    

Haii balik lagi..

Sedikit cuap-cuap ada di bagian akhir hehe

Selamat membaca!!!



🧡🧡🧡



Selepas sarapan, Ecan bergabung dengan Juzzel asik memainkan PS. Johnny dan Alten meminum kopi bersama di ruang tamu. Doyard, Jeril dan Theo di dapur sementara Seon memilih mandi

"Gimana om Alvin?" tanya Juzzel

"Alhamdulillah masih gila" jawab Ecan

"Mulut lu nyablak bener"

"Maksud gue Alhamdulillah masih gila nyuruh ini itu. Kalau bokap lu, Om Sofi apa kabar?" tanya Ecan

"Sofian anjng, bukan Sofi" Juzzel bete

"Sofian Anjng?" Ecan muka polos

Juzzel yang gemes langsung meletakkan stick PS dengan kasar dan mengunci leher Ecan dengan lengannya. Kedua nya tertawa terbahak-bahak.

.


Johnny yang melihat kelakuan Juzzel-Ecan hanya menggelengkan kepalanya, kemudian kembali menatap Alten yang sibuk dengan buku tulis hello Kitty dan pulpen di tangan kanannya

"Jadi lu beneran kerja di kantin kampus jadi pelayan?" tanya Johnny

Alten menggeleng, "Bukan pelayan, tapi asistennya Bu Yuyu"

Johnny rolling eyes, "Yeah whatever. Sekacau itu hubungan lu sama Om Willy ?"

"Gimana yah nanggepinnya?" Alten yang tadi berkutat dengan buku, menatap Johnny sambil meletakkan tangan di dagu

"Bokap masih bayarin segala keperluan kampus. Masih sering sama dia berpapasan di kampus. Dia juga tau gue tinggal di kosan teman. Cuman udah gak ngasih uang jajan dan gue gak tinggal di rumah. Udah gitu doang, lu bisa nyimpulin sendiri lah bang" jelas Alten

"Selain finansial, yang lainnya gue merdeka secara mental, jasmani dan rohani HAHAHA" Alten tiba-tiba ketawa, Johnny di depannya menatap Alten tanpa ekspresi.

Alten yang ditatap jadi berhenti ketawa, "Kenapa?"

"Yakin lu merdeka?" tanya Johnny

"Yakin lah, udah gak ada yang ngekang gue"

Johnny menyandarkan punggungnya ke sofa, "Terus kenapa tatapan lu senduh? berbanding terbalik sama bibir lu yang ketawa"





.

"Bang Jalu ngomong apa sama bokap lu?" tanya Theo

Doyard mengendikkan bahu, "Ntah gue juga heran"

"Padahal gue sama Ecan udah pasrah gak bakal bisa pergi kesini" tambah Jeril

"Mantap bener dong rayuannya" Theo tersenyum tipis

"Kayanya kalau soal rayu merayu bang Jalu gak ada lawan" Jeril tersenyum hingga mata nya segaris

"Si Jono aja luluh sama dia" tambah Doyard

"Jono?" Jeril mengerut kan keningnya

"Iya Jono, si kerbau nya Abah yang sering duet sama bang Jalu di sawah" jelas Doyard, kemudian dia ketawa bersama Theo

"Gila, sampai sekarang gue gak habis pikir. Bisa-bisanya gue main di sawah?!! gue yang kaya gini???!!!!" Theo tidak bisa menutupi raut wajah tidak percayanya

[AU] Paviliun 2 🍁 | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang