22. AYAH HANA?

11.2K 1K 39
                                    

HAPPY READING

JANGAN LUPA BERIKAN VOTE DAN KOMENTNYA YA 💚✨

Jadilah wanita yang good akhlak, agar kelak ketika putramu ditanya, "Tipe istri idaman kamu seperti apa?" Maka tanpa ragu dia akan menjawab, "Yang seperti Ibuku."

☁☁☁

Sudah kesal akibat berdebat dengan Adhli, kini suasana hati Nathar semakin buruk saat melihat Hana mengobrol dengan Ardan. Apalagi ketika Ardan bercerita tanpa canggung dengan Hana. Deheman keras berhasil memisahkan keduanya. Adnan pamit pergi, sedangkan Hana ikut pulang bersama Nathar.

Di mobil, Nathar terus menekuk wajah. Bahkan sampai di rumah juga eksperesi lelaki arogan itu masih sama. Hana yang tidak tega melihat wajah ditekuk itu, memilih untuk mengalah. Sebuah ide terlintas di pikiran Hana, ide untuk membujuk Nathar.

"Nathar."

Hana menghampiri lelaki dengan kaos hitam serta celana pendek rumahan berwarna putih yang tengah memainkan ponsel di ruang tv.

Hanya deheman tidak jelas yang Hana dapatkan. Nathar masih bersikap diam dan cuek.

"Nathar, stok es krim di kulkas habis. Tinggal sisa ini doang," ujar Hana seraya memberikan satu es krim matcha pada Nathar.

Benar dugaan Hana. Lelaki itu langsung menoleh tanpa pikir panjang. Tak kunjung mengambil, Nathar malah menatap Hana lama.

"Kenapa? Ini buat kamu," kata Hana lagi.

Nathar menghela nafas. "Nggak. Buat lo aja," balasnya mendorong kembali es krim tersebut.

Hana mengernyit. "Tapi ini aku ambil buat kamu, Nathar."

"Gue udah nggak marah lagi. Udah, buat lo aja." Malu, Hana malu karena gerakannya ketahuan Nathar.

Hana menunduk malu. Mana sedang tidak pakai cadar, dia jadi tambah malu.

"Kamu tau?"

Nathar mendengus malas. Wajahnya ia palingkan ke arah lain. "Lain kali bujuknya kreatif dikit kek!" ketusnya.

"Makan, entar keburu cair!"

Gadis bercadar itu spontan mendungak dengan senyum merekah. "Syukron, Nathar."

"Afwan," balas Nathar nyaris tak terdengar.

Dengan cepat Hana memakan es krim matcha yang tersisa satu di kulkas. Sungguh, rasa matcha sangat enak. Bahkan saking sukanya dengan rasa matcha, dia sampai ingin membangun cafe dengan tema matcha dan greentea.

"Dia ngomong apa aja sama lo?" tanya Nathar tiba-tiba.

Tidak tau kemana arah jalan cerita Nathar, Hana mengernyit bingung.

"Dia? Dia siapa?"

"Tuan Ardan!"

"Astaghfirullahaladzim, nggak boleh gitu. Nggak sopan."

Nathar berdecak seraya memutar malas kedua bola mata. "Terserah. Ngobrol apa aja tadi? Kayaknya seru banget sampe nggak sadar kalo gue di belakang kalian," cibir Nathar.

"Ngobrol biasa. Tapi aku sedikit heran karena beliau bertanya tentang bang Arzan secara rinci. Bukan itu aja, beliau juga bertanya tentang aku dan Bunda," ujar gadis itu jujur.

"Terus lo tanggepin?"

"Seadanya aja, kan kita belum kenal beliau dengan dekat."

Nathar berdehem tak jelas sebagai jawaban. Syukurlah Hana tidak merespon lebih terhadap pria itu, jika tidak maka Nathar akan uring-uringan melawan perasaannya. Biasalah, Nathar dan mode cemburunya.

HANATHAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang