26. STICKY NOTE

10.6K 933 33
                                    

HAPPY READING

JANGAN LUPA BERIKAN VOTE DAN KOMENTNYA YA 💚✨

"Jika ada sahabat yang mengingatkanmu tentang akhirat maka bersyukurlah. Itu artinya dia tidak hanya ingin bersahabat denganmu di dunia saja, melainkan di akhirat juga."

☁☁☁

"Kalau suka ya pendam. Kumpulin niat, mahar, setelah itu lamar. Selesai, kan?"

"Ya, nggak salah sih," ucap Zehra menahan tawa yang kembali lepas.

"Nggak salah, Gaf. Iya, lo bener," jawab Vito tersenyum kecut bersama Raihan dan Melvin.

Nathar kembali tertawa. "Lagian lo bertiga nggak bisa jaga pandangan. Ada yang bening dikit langsung eror."

"Kayak lo nggak gitu aja kalo lihat yang bening. Lo pasti seneng kan lihat modelan kayak Bulan?" sahut Raihan membuat Nathar menggeleng cepat.

"Nggak, sama sekali nggak tertarik bahkan. Gue masih ingat Hana," jujur Nathar.

"Yakin? Hana sama Dara, gimana?" jahil Melvin.

"Tetap Hana. Yang lain mah lewat," jawab Nathar jujur.

"Kalo lo, Gaf? Nggak suka lihat modelan kayak Bulan?" Kini Raihan bertanya pada Gaffi.

Lelaki itu melirik sebentar, lalu kembali fokus pada laptopnya. "Nggak."

"Nyet, kurang cantik gimana lagi, woi?!" heboh Melvin tidak terima.

"Tipe orang lain-lain, Vin," jawab Gaffi pelan.

"Terus tipe lo yang gimana?" tanya Nathar jahil.

Gaffi menghela nafas pelan. "Gue... Nggak tau." Setelah berkata seperti itu, Gaffi langsung pergi meninggalkan mereka yang saling tatap satu sama lain. Aneh, Gaffi memang tidak pernah menyebutkan tipe idamannya seperti apa.

"Ra, Shaz, nggak ke rumah? Hana ngajak tadi," ujar Nathar menyampaikan pesan Hana pada Zehra dan Shazfa.

Zehra dan Shazfa lantas melirik satu sama lain. "Boleh juga. Tapi sebentar lagi deh. Iya kan, Ra?" tanya Shazfa menyikut Zehra. Gadis itu lantas mengangguk setuju membuat Nathar mengacungkan jempol.

Ingin tau apa yang mereka lakukan ketika di tongkrongan? Rebahan, rebahan, dan rebahan. Lihat, bahkan mereka semua sudah rebahan di sofa kecuali Nathar yang masih setia duduk seraya bermain ponsel dan sesekali ikut menimbrung candaan Melvin.

Ditengah-tengah tenangnya suasana, tiba-tiba saja Melvin berceletuk membuat mereka kompak menoleh.

"Lihat, perasaan kemarin baru putus sama pacarnya, tapi sekarang udah buat status tentang larangan berzina," celetuk Melvin seraya menunjuk status seseorang membuat mereka semua ikut menoleh, termasuk Nathar.

"Iya, anjir. Padahal dua hari yang lalu gue jumpa dia di club. Sekarang malah buat status islami," timpal Vito ikut menggibah.

"Noh, kan. Sok suci banget, gila."

"Biasa, biar dikira alim sama cewek-cewek di Kampus. Padahal mah brengsek," timbrung Raihan.

Nathar mendengar, kemudian menggeleng pelan. "Nggak boleh jelekin orang kayak gitu, bro."

"Denger, mau dia masukin status apapun, kita nggak boleh nyeritain dia, itu gibah namanya. Apalagi sampe ngatain sok suci, sok alim. Dia buat status tentang islami, harusnya kita bersyukur dan merasa tertampar, bukan malah dikatain kayak gitu. Lagi pula yang disampaikan dia baik, kan? Kenapa lo pada julid?" nasihat Nathar yang berhasil membuat mereka melongo sekaligus terdiam.

HANATHAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang