31. NATHAR BERULAH

9.2K 821 14
                                    

HAPPY READING

JANGAN LUPA BERIKAN VOTE DAN KOMENTNYA YA 💚✨

"Bicara tentangku, aku ini adalah salah satu buronan kematian yang tidak tau diri. Sudah tau akan divonis mati namun masih saja bersantai ria."

☁☁☁

Melihat itu, Melvin spontan berteriak panik. "ANJIR, MOCI GUE!"

"Berdiri lo bertiga!" suruh Melvin pada Tino dan kedua temannya yang kini memasang wajah bingung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Berdiri lo bertiga!" suruh Melvin pada Tino dan kedua temannya yang kini memasang wajah bingung.

"Apaan, Bang?" tanya Tino polos.

"Paan bang, paan bang. Moci gue lo dudukin syalan. Lagian duduk nggak lihat-lihat si lo!" semprot Melvin membuat mereka bertiga mengernyit.

Vito dan Nathar nyaris ngakak melihat itu. "Heh, Jamal. Yang salah itu lo, ngapa bawa hewan semini itu ke markas. Besok-besok sekalian aja bawa semut, biar makin mini," komentar Vito.

"Sejak kapan pelihara hamster, Bang?" tanya salah satu teman Tino.

"Sejak gue jatuh cinta sama Naira. Ah, pake nanya lagi lo. Sejak dulu lah!"

"Nggak nyangka. Luar doang kayak singa, dalamnya kayak hamster," teman Tino yang satunya.

Hal itu tentu saja membuat Vito, Nathar dan Gaffi tak kuasa menahan tawa. Mereka tertawa membuat Melvin mendengus.

"Pulang lewat mana lo?" ancam Melvin berniat bercanda.

"Lewat depan, Bang. Emang kenapa? Mau ngajak kita main sama hamster?"

Melvin melotot tajam. Memang dasar, junior minus akhlak.

"Nggak jadi!" ketusnya lalu kembali duduk di tempat semula, dengan moci yang diletakkan di atas paha Melvin.

"Jadi, hari ini giliran lo dan yang lain, No," ujar Nathar membuka topik.

Tino mengangguk paham, dan menerima sumbangan Dexter umtuk disalurkan ke Panti Asuhan.

Sebelum benar-benar pergi, Tino menyempatkan untuk berbicara dengan Inti Dexter tentang masalah preman. Baru-baru ini Dexter mendapat kabar bahwa ada beberapa preman yang merajarela di kawasan mereka tinggal.

Preman tersebut banyak beraksi di pasar, dan jalan raya sebagai begal. Hal itu tentu saja membuat mereka dan warga sekitar resah. Apalagi sudah ada korban dari warga dan satu anggota Dexter.

"Gue denger cerita Tino jadi pengen ngumpatin preman itu. Kek lo mikirlah anjing, kalo misalnya hal itu terjadi sama keluarga lo. Gimana perasaannya?" ujar Melvin mengumpati preman tersebut.

"Emosi sih emosi, tapi nggak ngomong kasar juga, bego!" cibir Vito.

"Lo juga ngomong kasar!"

"Kembali ke topik. Kita selesaikan dengan kepala dingin," lerai Nathar pada keduanya.

HANATHAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang