34. MIMPI BURUK

7.8K 711 36
                                    

HAPPY READING

JANGAN LUPA BERIKAN VOTE DAN KOMENTNYA YA 💚✨

"Udahlah nggak usah ribet mikirin siapa jodoh lo. Inget, ke pelaminan belum pasti tapi ke pemakaman udah pasti."

(Raihan Leksana Albiansyah)

☁☁☁

Di sana, dia melihat seorang gadis bertubuh ramping dengan rambut digerai indah berjalan mendekat. Gadis tersebut tersenyum, melirik sosok bertubuh tegap yang berada di sampingnya.

Tangan gadis itu terulur menarik tangan pemilik tubuh tegap tersebut. Tidak menolak, lelaki itu justru menerima uluran tangan sang gadis. Mereka berjalan menjauh, perlahan hilang dari netra.

Dia berusaha menganggil, namun suaranya seolah tak terdengar sama sekali. Hanya bisa menangis, merelakan sosok tersebut pergi meninggalkan dia sendiri. Isakan tersebut cukup kuat hingga membuat dia terbangun dari mimpi buruk.

Hana menggeliat tidak tenang membuat Nathar terusik dan terbangun. Panik ketika Hana menggeliat dan menangis, Nathar menepuk-nepuk pelan pipi gadis itu dan mengguncang pelan tubuh itu.

"Hana."

"Hana. Hei, kamu kenapa?"

"Hana!"

Gadis itu tersentak dengan mata terbuka sempurna. Keringat dingin mengalir di pelipisnya, Hana mengontrol pernapasannya sebelum bicara.

Nathar langsung membawa Hana ke dalam dekapannya, mengelus pelan punggung itu. Tangan kekarnya terulur mengusap keringat Hana, dan menenangkan gadis tersebut.

"Sutss, jangan nangis, Sayang."

Hana menangis di dalam dekapan hangat suaminya. Hal itu tentu membuat Nathar khawatir, ada apa dengan Hana? Apa dia baru saja mimpi buruk?

Sedangkan Hana terus menangis, menyalurkan rasa pedihnya dengan memeluk erat tubuh Nathar. Hana takut mimpinya kenyataan.

Masih di dalam dekapan itu, Hana berdoa agar mimpi tersebut tidak menjadi kenyataan.

Gara-gara notif pesan suara tadi sore, dia jadi berpikir negatif yang berlebihan dan sampai terbawa mimpi.

"Kamu kenapa? Mimpi?" bisik Nathar di telinga Hana.

Tangannya tak berhenti mengelus punggung Hana agar sang gadis merasa tenang.

Tidak menjawab, Hana semakin mengeratkan pelukannya. Cukup lama, hingga Hana sendiri yang melepas pelukan mereka.

"Puas banget meluknya," kata Nathar berusaha menghibur.

Hana menarik senyum kikuk, sedangkan Nathar malah terkekeh seraya merapikan anak rambut Hana yang berantakan.

"Kamu kenapa, hm? Mimpi?" tanya Nathar lembut.

Hana mengangguk pelan, membuat senyum Nathar menipis.

"Mimpi apa, Hana?"

Menggeleng pelan sebagai jawaban. Nathar yang paham maksud gadis itu pun mengangguk saja. Hana tidak ingin bercerita, mungkin ada mimpi yang membuat tidurnya dia nyaman sehingga enggan untuk bercerita.

"Oke, lain kali kamu bisa cerita."

"Syukron," ucap Hana pelan.

"Afwan."

"Kirain tadi kamu mimpi kita dan anak-anak kita," lanjut Nathar membuat Hana tersenyum kecil.

Semudah itu dia tersenyum hanya karena gombalan sang suami.

HANATHAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang