Pacar.
(Sequel "Pramuka Vs. Paskibra")Tags: romance, fluffy, modern, non baku, lokal , krinj
Warning: including some harsh words.
─────┈ ୨ ..𖣔.. ୧ ┈─────"Kakak suka aku, kan? Kenapa nggak bilang langsung aja?"
Heizou hanya bisa membeku, setahunya kamu sudah menolaknya, secara tidak langsung sih. Tapi dengan bagaimana kamu tiba-tiba berbicara setelah kejadian kemarin membuatnya bertanya-tanya. Apa kamu mau menjelaskan bahwa kamu tidak menyukainya lebih detail lagi?
Tapi ia tidak mau terlihat seperti bocah galau habis ditolak doi, jadinya ia memasang ekspresi seperti biasanya. Sok cool.
"Kamu kan nggak suka, kenapa gue harus ngomong lagi?"
Ekspresimu sontak berubah. Kamu sejujurnya tidak tahu harus marah atau tertawa, bodoh sekali sih. Katanya ketua regu putra, kok otaknya agak lemot begitu?
"Duh, kalau suka tuh bilang sendiri dong, Kak. Aku tuh maunya kalau Kak Heizou bilang sendiri, bukan lewat temen Kakak! Jelek ah, ngeselin. Aku nggak jadi naksir Kakak deh, kalau begini!" Kamu mengomelinya, setengah berteriak.
Membalik badan lalu meninggalkan si surai brunette sendirian bersama segala kelemotan di kepalanya, terlalu terkejut sampai bingung harus berkata apa.
***
Kamu mendesis terkejut begitu sensasi dingin menyentuh pipi, mengubah arah pandangan lalu menemukan sebotoh Poca*ri Sweat, disodorkan oleh laki-laki yang sudah jelas kamu kenal.
"Nih, minum. Jangan kayak anak ilang gitu, makin jelek jadinya."
Decakan kesal kamu hadiahkan sebelum tanganmu berusaha meraih botol yang ia sodorkan. Tetapi bukan pacarmu jika ia menyerahkannya dengan mudah, ia menariknya kembali. Memasang senyum yang super duper menyebalkan.
Heizou bisa bersumpah bahwa ia sudah seperti melihat siku-siku imajiner di kepalamu. Baginya, mengganggumu itu sangat menyenangkan. Ekspresi kesal yang selalu kamu tunjukkan setiap kali ia berulah menurutnya menggemaskan, ia jadi ingin melihatnya terus.
"Kak, aku lagi capek loh ini," keluhmu.
"Terus?"
'TERUS,' katanya.
Demi rok putih Barbara yang ketumpahan jus jeruk minggu lalu, kamu hendak memukul kepalanya jika saja sekarang kamu sedang tidak kelelahan. Jadi, kamu tidak merespon banyak. Hanya menghela nafas lelah lalu bangkit dari duduk, memutuskan untuk membeli minuman sendiri karena kekasihmu yang seperti setan ini mengesalkan.
Kamu baru berjalan beberapa langkah, tetapi Heizou buru-buru menggenggam tanganmu sembari memekik perlahan, "ehh, mau kemana? Sini dong, jangan ngambek begitu, nanti aku cium nih."
Tuh kan, anak an*jing memang.
Tak ada yang kamu berikan sebagai jawaban, hanya kembali duduk dan menerima botol minum yang ia tawarkan sekali lagi. Terlampau haus, kamu segera meneguknya sedikit.
"Gimana tadi? Pelatihnya galak, ya?"
Kamu mengangguk lesu, bersandar pada pundaknya seolah barusan dia tidak bertingkah aneh di hadapanmu untuk kesekian kalinya. Tidak ada kata-kata apapun yang keluar, hanya angin berhembus lembut sementara ia menepuk-nepuk kepalamu pelan, berusaha menenangkan.
Ia tampak berpikir untuk beberapa saat lalu senyumnya mengembang, menatapmu, "nanti pacaran yuk. Aku jemput."
"Nggak deh, nanti kamu dilempar sandal sama Kakakku," jawabmu sebagai candaan lalu ia terkekeh.
"Nanti aku ngomong sama Bang Kazu deh, kamu tunggu aja," ucapnya meyakinkan.
Kamu meliriknya tidak yakin, senyumnya memang begitu percaya diri, tapi tetap saja. Memangnya dia berani?
"Oke, deh."
Padahal saat dia baru sampai di depan rumahmu, Kazuha sudah berada di depan rumah, bersama sapu lidi kesayangan emak, duduk di kursi teras depan rumah dengan senyum sumringah. Menyambut seseorang yang mau 'menculik' adiknya.
Bonus:
─────┈ ୨ ..𖣔.. ୧ ┈─────Akhirnya kebikin juga meskipun sangat freak.
Who's next?
KAMU SEDANG MEMBACA
✧ 𝐄𝐭𝐡𝐞𝐫𝐞𝐚𝐥 ⋮⋮ Genshin Impact Fanfictions✧
Fanfiction𖤩˖⩩𝐆𝐄𝐍𝐒𝐇𝐈𝐍 𝐈𝐌𝐏𝐀𝐂𝐓 ᝢ Fanfiction x Fem! Reader. ⋆ ⭒ ⋆ ⭒ ⋆ Let the wind show you the hidden destiny, guide you to fairytale-like journey. ⋆ ⭒ ⋆ ⭒ ⋆ ☾︎˖࣪ ⋮ ݁ .Onesho...