𑁍; Kaedehara Kazuha

2.8K 202 117
                                    

The Other Woman.

Tags: romance, modern, angst, hurt no comfort, I love angst, let's cry girls

No warnings.

Dedicated for: Cinncau

Disarankan untuk mendengarkan lagu The Other Woman by Lana Del Rey

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disarankan untuk mendengarkan lagu The Other Woman by Lana Del Rey.

─────┈ ୨ ..𖣔.. ୧ ┈─────

Tidak ada pernikahan yang sempurna, terlebih untukmu dan Kazuha yang menikah dengan paksa karena keinginan orang tua.

Dari awal kalian sudah sama-sama sepakat untuk tidak saling jatuh cinta, tetapi bersikap seperti suami istri pada umumnya ketika berhadapan dengan dunia. Di rumah? Tentu saja tetap saling bersikap baik. Makan di meja yang sama, menggunakan kamar tidur yang sama, bahkan tidur di ranjang bersama. Benar-benar bersikap biasa meskipun tidak ada rasa cinta, inilah mengapa kamu sangat menghormatinya.

Tapi seperti orang bodoh, kamu malah jatuh hati padanya. Padahal ia hanya melaksanakan kewajibannya sebagai suami seperti biasa, terlebih kamu juga paham betul bahwa hidupmu bukanlah novel romansa, kalian tidak akan pernah saling jatuh cinta lalu memiliki akhir bahagia seperti tokoh utama.

Hanya kamu yang jatuh cinta, kamu tahu itu.

Malam itu kamu tengah menyiapkan makan malam untuknya, menunggunya seperti biasa untuk makan malam bersama. Tetapi sekarang hujan sedang turun dan kamu baru menyadari bahwa kalian kehabisan bawang bombai dan telur. Untungnya tempat tinggal kalian tak jauh dari supermarket, jadi kamu tinggal berjalan membawa payung untuk mendapatkan bahan yang kamu butuhkan.

Selain itu kamu juga bisa mampir ke kedai kecil pinggir trotoar yang menjual roti ikan hangat, cocok dimakan saat hujan.

Namun, alih-alih membeli roti ikan, kamu malah tanpa sengaja menemukan sosok suamimu, Kaedehara Kazuha sendiri tengah bercumbu mesra di bawah payung bersama seorang wanita, berteduh di bawah pohon depan sebuah toko yang tengah tutup.

Tanganmu meremas gagang payung kuat-kuat, memacu langkah secepat mungkin dan menghilang dari sana. Mengabaikan air mata yang mulai membuat pandangan jadi sedikit kabur, mengalir perlahan-lahan melalui pipi.

Akan sangat bodoh jika tadi hanya halusinasimu saja, tetapi demi kerang ajaib, kamu hafal postur tubuhnya. Warna rambutnya, dan wajahnya terlihat cukup jelas di bawah penerangan jalan tadi. Kamu tidak mungkin salah paham.

Kamu sendiri tidak tahu jelas apa yang membuatmu menangis. Apa karena ketakutan selama ini menjadi nyata? Karena dia melakukan pengkhianatan dalam sebuah benang merah yang suci? Atau karena kamu semakin menyadari fakta bahwa cintanya tak mungkin ditujukan padamu?

Atau malah karena semua itu benar.

Tidak tahu pasti, tapi yang jelas kamu akhirnya menangis sendirian. Terduduk dibalik pintu yang ditutup, menutup mulutmu sendiri meskipun tidak akan ada siapapun yang mendengar apapun.

***

Kepulangan Kazuha disambut dengan makan malam yang sudah siap di meja, tetapi kamu tidak ada di sana. Jadi, ia memutuskan untuk langsung ke kamar saja dan benar, ia menemukan dirimu tengah duduk di depan meja rias, entah sedang apa ia pun tak tahu.

"Aku pulang, apa kamu baik-baik saja?"

Menoleh padanya lalu menunjukkan senyum seperti biasa, sekuat tenaga menahan agar air matamu agar tidak jatuh seperti tadi. "Selamat datang, maaf tidak menyambut. Hari ku sedikit buruk dan perasaanku tidak nyaman, maaf, ya."

Ia mengangkat alis, menyadari ada yang salah dalam ekspresimu, kamu terlihat benar-benar sedih. Kazuha memutar otak sedikit, lalu ia berjalan mendekatimu. Meraih tanganmu, memintamu untuk berdiri dan kamu menurutinya.

"Orang bilang, kecupan penuh cinta akan meredakan sedih yang terasa."

'Cinta' katanya. Oh, Kazuha, harusnya kamu tidak usah repot-repot berpura-pura menerima perasaan perempuan di hadapanmu itu. Perempuan itu sudah paham betul bahwa hatimu bukanlah miliknya, dan selamanya tidak akan pernah menjadi miliknya.

Saat bibirnya mendarat di keningmu, kamu menutup mata, membiarkan air matamu mengalir dengan sendirinya. Saat bibirnya tak lagi berada di keningmu, kamu lekas menghapus jejak air mata yang tersisa.

"Kazuha," panggilmu.

Ia menatapmu dan sabar, menunggumu lanjut mengatakan apa yang tertahan di tenggorokan.

"Sajak kapan ... sejak kapan kamu berpaling?"

Kazuha tertegun. Suaranya tercekat dan ia kebingungan. Darimana kamu mengetahuinya? Sejak kapan kamu tahu? Dan bagaimana?

"Seharusnya kamu mengatakannya sejak awal agar ia tidak menjadi perempuan lain dalam hubungan seseorang," ucapmu lalu tanpa sadar air mata mulai menggenang lagi.

Menyadari ada yang salah, kamu meralat ucapanmu, "ah, tidak. Bukan dia perempuan lain itu, tapi aku. Akulah perempuan lain."

Tidak ada sepatah katapun yang keluar dari bibir sang pria, ia masih tertegun dan bingung harus berkata apa. Padahal biasanya ia begitu pandai merangkai kata, menghiburmu dari segala pikiran memberatkan kepala melalui puisi dan kalimat rayuan sederhana.

Sekarang tidak. Kazuha yang puitis itu hanya bisa terdiam, bungkam dihadapan dirimu yang berbicara seperti dengan senyuman, namun air mata perlahan turun melewati wajah yang akhirnya kamu seka kembali.

"Jadi, kapan kita akan mengurus surat cerainya?"

─────┈ ୨ ..𖣔.. ୧ ┈─────

Inspirasinya dari film, tapi aku lupa judulnya :D

Sama dari lagu ini

Sama dari lagu ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Next?

✧ 𝐄𝐭𝐡𝐞𝐫𝐞𝐚𝐥 ⋮⋮ Genshin Impact Fanfictions✧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang