Other Half Of Me.
Tags: sibling contains, family relationships, modern! AU
No warnings.
Dedicated for: musiicaddict
─────┈ ୨ ..𖣔.. ୧ ┈─────Diona sedang merajuk, kamu tahu itu. Tetapi jelas tidak ada yang bisa kamu lakukan selain membujuknya perlahan-lahan. Namun sejak tadi malam, dia masih belum mau bicara padamu sama sekali.
Menghela nafas pasrah, kamu akhirnya naik ke lantai atas, mengetuk pintunya yang dikunci dari dalam, mencegah dirimu masuk. "Diona, ayo sarapan! Bis sekolah akan tiba dalam tiga puluh menit."
Pintu terbuka tak lama kemudian, menunjukkan sosok adik kecilmu yang sudah siap dengan seragam sekolahnya, bibirnya masih mengerucut, ia bahkan enggan untuk menatapmu. Tetapi kamu hanya bisa menghela nafas, setidaknya ia tidak mengindari sarapan. Kamu lantas tersenyum, segera mengajaknya turun ke ruang makan untuk sarapan bersama.
Kamu memang membiaskan untuk tidak berbicara saat makan, tetapi mengobrol di meja makan saat sarapan adalah hal menyenangkan. Namun, kali ini Diona benar-benar diam. Menyantap sandwich nya dalam perlahan-lahan tanpa sepatah kata pun. Tetapi tiba-tiba saja, Diona tersedak.
"Uhuk-uhuk!"
Secara reflek kamu meletakkan gelas berisi susu yang mau kamu minum isinya, mencondongkan badan ke meja lalu menuangkan segelas air putih, menyodorkannya pada Diona yang akhirnya diterima oleh adikmu. Saat ia meminumnya, kamu bisa merasa lega.
Tidak lama, kamu bangkit dari duduk untuk meletakkan piringnya di wastafel. Tetapi begitu kamu berdiri, suara Diona menghentikanmu.
"Apa Kakak tidak bisa jika tidak pergi?"
Yang bisa kamu lakukan adalah mengulas senyum saat menatapnya, kembali duduk lalu mengatakan, "tentu saja tidak. Diona, kamu pasti mengerti bahwa perkemahan ini bersifat wajib, kakak tidak boleh melewatkannya."
Ia masih menunduk, kembali bertanya padamu, "t-tapi, tapi tiga hari itu cukup lama! Nanti siapa yang akan membuatkan sarapan? Siapa yang akan mengingatkan untuk hal-hal kecil? Tidak boleh, ya."
Kamu kembali menghela nafas, bangkit dari duduk lalu berjalan beberapa langkah padanya. Berjongkok di dekatnya lalu menggenggam kedua tangannya dan tersenyum sembari berujar, "Diona kan bisa melakukannya sendiri? Hanya untuk tiga hari, kok, setelah itu Kakak akan pulang. Cek ponselmu sesekali, ya, kakak akan mengirim pesan, ok?"
Meskipun terlihat ragu, pada akhirnya ia tetap mengangguk.
***
Begitu turun dari mobil milik temanmu, kamu akhirnya menghirup udara dengan bebas setelah hanya menghirup aroma AC dengan Stella jeruk yang membuatmu pusing di sepanjang perjalanan.
"Terima kasih tumpangannya, ya, Fischl. Sampai jumpa lusa!"
Ia membuat gestur hormat padamu sebelum menjawab, "kapanpun itu, minta bantuan ku saja. Sampai jumpa lagi, [name]!"
Kamu melambaikan tangan padanya saat ia mulai tancap gas, melaju meninggalkan jalanan di depan rumahmu. Kamu menghela nafas lega, berbalik lalu mulai melangkah dengan tenang sebelum akhirnya terhenti karena pintu yang dibuka tiba-tiba. Memperlihatkan adikmu yang dengan mata sedikit berkaca-kaca tengah menatapmu.
Masih dengan tersenyum kamu berujar, "kakak pulang, Diona."
Ia mengucek kedua matanya sebentar, "selamat datang, Kak."
Lalu kamu kembali berjalan saat ia juga berlari menggunakan kaki pendeknya untuk mendekat padamu. Saat jarak kalian semakin dekat, kamu berlutut lalu merentangkan kedua tangan yang disambut dengan baik olehnya. Melompat ke pelukanmu untuk memberikan pelukan erat.
"Merindukan Kakak?"
Ia mengangguk di pundakmu dan kamu hanya terkekeh, mengelus surai merah mudanya yang sewarna dengan milikmu.
Kamu berbicara lagi, "sekarang Kakak sudah pulang, jangan menangis, ya."
─────┈ ୨ ..𖣔.. ୧ ┈─────
Ini udah bisa disebut cerita anak-anak karena unsurnya cuma sibling contains.
Next will be Scaramouche, ig?
KAMU SEDANG MEMBACA
✧ 𝐄𝐭𝐡𝐞𝐫𝐞𝐚𝐥 ⋮⋮ Genshin Impact Fanfictions✧
Fanfic𖤩˖⩩𝐆𝐄𝐍𝐒𝐇𝐈𝐍 𝐈𝐌𝐏𝐀𝐂𝐓 ᝢ Fanfiction x Fem! Reader. ⋆ ⭒ ⋆ ⭒ ⋆ Let the wind show you the hidden destiny, guide you to fairytale-like journey. ⋆ ⭒ ⋆ ⭒ ⋆ ☾︎˖࣪ ⋮ ݁ .Onesho...