Red String of Fate.
Tags: fantasy, hurt comfort, fluff, mentioning our mommy Yae Miko
No warnings.
─────┈ ୨ ..𖣔.. ୧ ┈─────
Dalam kasus kali ini, orang-orang dapat melihat siapakah takdir mereka melalui benang merah yang terikat secara ajaib sejak usia mereka menginjak delapan belas tahun. Kamu pun begitu, benang merahmu memang terlihat, tetapi menghilang setelah satu meter, tak nampak dimana ujungnya. Seberapa keras kamu mencoba mengikuti benang ini untuk menemui ujungnya, tidak bisa. Tetap tidak bisa menemukan pemilik sisi lain dari benang merah ini.
Kamu rasanya iri sekali. Lihat saja itu, Shinobu yang ternyata terhubung takdirnya dengan Heizou yang sebenarnya sering cekcok dengannya . Sementara kamu sampai sekarang tidak tahu kemana benang ini berujung. Untungnya, itu adalah pemikiran mu beberapa hari lalu sebelum akhirnya mengunjungi kuil bersama Yoimiya dalam agenda —ingin saja sih.
Usai berdoa, kamu hendak menggantung harapan atau melihat ramalan, namun sebelum itu tiba-tiba seorang wanita mencegatmu. Mengatakan sesuatu yang membuat kepalamu pusing.
"Pasti rasanya berat dengan semua benang yang terhubung denganmu itu."
Manik ungunya bertemu dengan milikmu, kamu tampak kebingungan. Apa maksudnya? Meski kamu bergeming, ia tetap dapat mengerti apa yang kamu pikirkan.
"Ah, ternyata kamu tidak bisa melihatnya. Baiklah, mau aku bantu melihat takdirmu?" Tanyanya, seketika manikmu membola. Terkejut sekaligus tertarik. Ia menambahkan, "aku Yae Miko, datanglah ke kuil besok jika kamu tertarik. Katakan saja pada salah satu miko bahwa kamu telah memiliki janji denganku, aku akan membantumu melihat yang memang harusnya kamu lihat."
Atas dasar penasaran, esok harinya kamu benar-benar datang.
Yang kalian lakukan awalnya hanya minum teh, mengobrol, dan makan camilan hingga akhirnya Yae Miko memintamu menutup mata. Kamu hanya dapat merasakan telapak tangannya menahan matamu agar tetap tertutup dan angin yang berhembus cukup kencang, selain itu yang kamu lihat hanya kegelapan.
Dan juga siluet sosok pemuda bersurai pirang platina sebelum akhirnya kamu membuka mata. Dirimu dihadapkan dengan sebuah cermin besar yang menampakkan refleksimu, begitu berantakan dengan banyak sekali benang merah yang terikat, namun sama saja, semua benang merah itu tak dapat kamu lihat ujungnya. Tubuhmu membeku, lidahmu kelu dan pikiranmu masih mencoba mencerna sementara netramu terus memindai refleksimu sendiri.
Benang merahnya tidak hanya mengikat di jari manis, ada yang di jari telunjuk, pergelangan tangan, bahkan lehermu. Kamu menunduk untuk melihat tubuhmu, benang merahnya tak terlihat jika begini. Hanya ada satu benang merah di jari manis yang terlihat, untaiannya lurus ke depan, seolah menembus cermin dihadapan mu. Kamu penasaran, menyentuh cermin yang entah bagaimana teksturnya jadi seperti air saat kamu menyentuhnya, seolah dibaliknya ada tempat lain yang terhubung melalui cermin ini.
Menatap Yae Miko meminta ijin, ia hanya mengangguk lalu kamu memberanikan diri, melangkah melewati cermin besar itu sembari menutup mata dan voila! Kamu tiba di tempat yang sama, ruangan tempatmu melangkah melewati cermin, bahkan Yae Miko masih disana. Ia menatapmu terkejut, "oh? Kamu kembali begitu cepat."
"Apa seharusnya lebih lama?" tanyamu dan ia menggeleng.
Sekali lagi kamu melihat tanganmu, benang merah itu masih disana, kali ini mengarah lurus ke luar kuil, bukan melewati cermin lagi. Sekali lagi, kamu menatap Yae Miko dengan mata penuh harap, ia lagi-lagi mengangguk. Jadi, kamu berlari keluar, diikuti oleh Yae Miko yang berjalan santai.
Begitu kaki tanpa alas menyentuh tanah, suasana kuil yang sepi membuatmu hanya tertuju pada seorang pengunjung yang juga tengah melihatmu dengan tatapan terkejut. Seorang pemuda bersurai pirang platina dengan sebagian warna merah di surainya. Manik rubinya menatapmu tak percaya, sementara kakinya melangkah perlahan mendekatimu tepat saat kamu menyadari bahwa benang merah di jari manismu terhubung dengan miliknya.
Baru saja melamun karena bingung, tiba-tiba kesadaranmu dikembalikan oleh pemuda itu yang kini tengah merengkuhmu erat. Anehnya, tubuhmu tak menolak, padahal seharusnya kamu menolak pelukan dari orang asing. Namun yang terjadi malah tanganmu terulur untuk membalas pelukannya ketika telingamu lamat-lamat mendengarkan bisikannya yang menyiratkan kesedihan.
"Akhirnya. Akhirnya aku menemukanmu, cintaku."
Sementara kamu masih kebingungan, Kazuha diam-diam meneteskan air mata. Penantian dan perjuangannya selama ribuan tahun tidak sia-sia. Memutar waktu sebanyak enam ratus tujuh puluh empat kali pada akhirnya mempertemukan kamu dengan dirinya, dalam wujud fisik yang serupa, jiwa yang sama, dan benang merah yang masih menghubungkan kamu dengannya.
Segala kerinduannya terbalas, rasa lelahnya perlahan terkikis. Yang terpenting kini kamu berada di sisinya, dalam keadaan hidup dan bernyawa. Kini ia bisa masa bodoh dengan semua kehidupan yang ia putar untuk mencarimu, yang terpenting kamu sekarang berada di pelukannya.
Diam-diam Yae Miko memerhatikan dari jauh sembari mengulas senyum, "akhirnya perjuanganmu terbalas, Kaedehara Kazuha."
─────┈ ୨ ..𖣔.. ୧ ┈─────
Aku tahu aku menjanjikan lemon kajuju pada kalian, tapi sekarang ramadhan. Jadi utk sementara mungkin aku tahan dulu idenya😭😭😭🙏
Who's next?
KAMU SEDANG MEMBACA
✧ 𝐄𝐭𝐡𝐞𝐫𝐞𝐚𝐥 ⋮⋮ Genshin Impact Fanfictions✧
Fanfiction𖤩˖⩩𝐆𝐄𝐍𝐒𝐇𝐈𝐍 𝐈𝐌𝐏𝐀𝐂𝐓 ᝢ Fanfiction x Fem! Reader. ⋆ ⭒ ⋆ ⭒ ⋆ Let the wind show you the hidden destiny, guide you to fairytale-like journey. ⋆ ⭒ ⋆ ⭒ ⋆ ☾︎˖࣪ ⋮ ݁ .Onesho...