𖤩˖⩩𝐆𝐄𝐍𝐒𝐇𝐈𝐍 𝐈𝐌𝐏𝐀𝐂𝐓 ᝢ Fanfiction x Fem! Reader.
⋆ ⭒ ⋆ ⭒ ⋆
Let the wind show you the hidden destiny,
guide you to fairytale-like journey.
⋆ ⭒ ⋆ ⭒ ⋆
☾︎˖࣪ ⋮ ݁ .Onesho...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
─────┈ ୨ ..𖣔.. ୧ ┈─────
"[Name] - sama, Anda harus masuk ke dalam."
Kamu melirik sang jenderal tentara Watatsumimelalui ekor matamu, tersenyum lembut kemudian bangkit dari posisimu sebelumnya. "Kamu benar, Gorou. Aku harus masuk sebelum sakit, Kazuha pasti khawatir."
Ia hanya memasang ekspresi canggung padamu, menyentuh tengkuknya sendiri. Kamu yang menyadari itu hanya tersenyum kemudian berkata, "tidak perlu merasa canggung, aku suka merindukannya seperti ini."
Ucapannya adalah jujur. Kamu memang seringkali merindukan kekasihmu yang tengah dalam masa pelarian itu melalui hal-hal kecil. Seperti puisi-puisi yang biasa kamu baca di perpustakaan dan hujan yang turun saat ini.
Kamu selalu menyukai hujan, dan Kazuha selalu mengingatkanmu untuk tidak terlalu lama bermain-main dengan tetesan awan itu. Ia selalu mengkhawatirkanmu, sama sepertimu yang sekarang mengkhawatirkannya. Dan kamu merindukannya yang selalu khawatir.
"Gorou, keberatan menemaniku minum teh di dalam?" tawarmu.
Sang jenderal menggelengkan kepalanya, "dengan senang hati."
Sebenarnya bagaimana kamu bisa merindukan dia seperti itu? Kita akan menceritakan tentang itu.
Kamu dan Kazuha adalah sepasang kekasih yang sempurna. Kalian saling mencintai, sering menghabiskan waktu bersama, bahkan berencana untuk menghabiskan sisa hidup kalian bersama. Kalian tampak sangat manis jika bersama, semua orang patut mengakui itu.
Kazuha adalah orang yang sangat romantis dan pengertian, kekasih yang diidam-idamkan. Ia orang yang perhatian, ia tahu betul jika kamu menyukai hujan. Jadi, kalian akan menari bersama saat hujan turun, lalu dia akan masuk terlebih dahulu sementara kamu masih bercumbu dengan tetesan awan itu.
Lalu segera memanggilmu masuk karena khawatir kamu akan sakit jika terlalu lama hujan-hujanan. Dia akan memelukmu sampai hujan reda setelah kalian berdua sudah mengganti pakaian dan mandi, hanya berpelukan sambil menceritakan banyak hal, membicarakan diri kalian sendiri.
Karena kalian tinggal bersama, semua terasa seperti kamu dan dia benar-benar sudah menikah. Kehidupan yang manis, ucapan selamat pagi yang diiringi pernyataan cinta seperti,
"Selamat pagi, [name]. Aku mencintaimu."
Lalu kamu pasti akan membalasnya dengan, "selamat pagi, Kazuha. Aku juga mencintaimu." Dan ia akan mendaratkan ciuman lembut di keningmu.
Semuanya terasa sempurna kendati kalian hanya bersama saat sedang sama-sama di rumah. Tinggal bersamanya membuatmu merasa terbiasa, jadi kamu pikir setelah menikah nanti mungkin tak ada bedanya selain tinggal di kamar yang sama. Selain itu usia kalian juga masih tergolong muda, jadi kamu tak pernah merasa terburu-buru untuk ini.
Namun Kazuha memikirkan sebaliknya. Di hari ulang tahunmu, ia memberikan cincin dengan bertanya, "bisakah kamu mengijinkanku terus disampingmu hingga tua nanti?"
Ini begitu mengejutkan. Bahkan Tomo pun sepertinya ikut mempersiapkan segala kejutan ini karena tadi saat bertemu dengannya, ia tersenyum lebar sambil berkata bahwa Kazuha sudah menunggumu. Tetapi ini bukanlah kejutan yang buruk. Selama perasaan kalian saling terbalaskan, kamu bisa menerima cincin itu.
"Hmn, bagaimana ya? Kaedehara [name], apa terdengar bagus?"
Kalian berdua sama-sama tersenyum, dan ia segera memakaikan cincin itu di jari manis mu. Ketika kalian berdua sama-sama menutup mata saat menempelkan kening, ia berbisik padamu dengan suara yang terdengar senang, tetapi masih terdengar lembut.
"Tentu saja sangat cocok. Terima kasih sudah mau menerimaku, mari tetap bersama untuk kedepannya."
Kamu terkekeh pelan lalu mengangguk. Untuk sesaat kalian menjauhkan wajah untuk saling tersenyum, lalu ketika kamu menutup matamu, bibir kalian bertemu.
Seperti kisah romansa remaja.
Sayangnya, kisahmu ternyata tak seperti romansa remaja. Beberapa hari kemudian hal buruk terjadi. Yang kamu tahu hanyalah tentang dia yang keluar tiba-tiba karena sahabatnya, Tomo ketahuan memiliki vision oleh Raiden Shogun dan ia pergi menyelamatkannya.
Namun kelanjutannya pun kamu tahu sendiri.
Kekasihmu lari dengan menggenggam vision tanpa pemilik.
Meninggalkan Inazuma, meninggalkanmu tanpa berpamitan.
***
Rasa sakit ketika kamu mengetahui bahwa ia kabur setelah membawa vision milik Tomo masih terasa, tetapi disamping itu kekhawatiranmu jauh lebih menggerogoti tubuh.
Sesaat setelah kamu mengetahui bahwa Kazuha akan menjadi buronan pasukan Shogun, kamu lekas kabur ke tempat lain. Menuju pulau Watatsumi, bertemu teman lama yang pernah kamu tolong untuk dimintai tolong agar ia menerimamu disana.
Dan orang itu, Sangonomiya Kokomi menerimamu dengan hangat. Memberikan pelukan setelah mengetahui apa yang kamu alami dan memintamu untuk tinggal bersamanya dengan nyaman. Dan sebagai orang yang berpengetahuan, ia turut meletakkanmu disampingnya kendati soal pertempuran kamu memilih untuk mundur.
Lalu yang terjadi berikutnya adalah kamu yang tak pernah menyesal menerima bantuan Kokomi.
Setelah waktu berlalu dengan kamu yang terus merindukan Kazuha dan masih menatap cincin yang sama ketika merindu, dunia membawa kembali Kazuha-mu pulang.
Saat kalian bertemu, yang kamu lakukan hanya menyambutnya dengan senyum manis seperti dulu, sama seperti yang ia lakukan. Tidak muluk-muluk, kalimat yang terlontar dari mulutmu hanya kalimat singkat, namun dengan itu pun Kazuha tahu bahwa kamu sudah menunggunya.
"Selamat datang kembali, Kazuha."
"Aku sudah pulang, [name]."
Berkat bantuan banyak orang terutama pengembara dari dunia lain itu, Kazuha-mu kembali. Pulang ke Inazuma dan kembali ke pelukanmu.
Beberapa saat berikutnya yang terjadi adalah ketika benda tanpa tulang miliknya menyentuh milikmu, air matamu tanpa sadar mengalir, meloloskan begitu banyak rindu yang selama ini perlahan-lahan menyakitimu.
