A Promise Under The Moonlight.
Tags: romance, angst, hurt comfort, I want a man like Kamisato Ayato to be my future husband please, y'all simping over this man too much
No warnings.
Dedicated for: RaidenMeii_
─────┈ ୨ ..𖣔.. ୧ ┈─────Kepulangan Ayato disambut dengan wajah panik dari Thoma dan Ayaka, tampak seolah sudah menunggunya sedari tadi. Membuatnya jadi penasaran sekaligus khawatir, mempertanyakan apa yang terjadi.
"Kakak!" panggil Ayaka lalu mereka segera mendekatinya. Ayato tidak mengatakan apapun, ia hanya mengangkat alisnya, bertanya-tanya.
Ayaka menatap ke arah lain, meletakkan tangannya di mulut untuk membentuk figur orang khawatir lalu berkata, "kakak ipar menolak meminum obatnya, ia juga meminta semua orang untuk meninggalkan kamar. Kami semua khawatir, tolong bujuk dia."
Raut wajah mereka jelas tidak berbohong, mata Ayaka menyiratkan banyak kekhawatiran dan Ayato hanya mengulas senyum kecil lalu mengangguk samar. Padahal ia melewati hari yang cukup melelahkan, berhadapan dengan para orang tua kolot membuatnya kesal. Tetapi jika itu untukmu, ia tak akan menolak meskipun tengah sekarat sekalipun.
Begitu pintu digeser, yang Ayato tangkap dari indra penglihatannya hanya sosokmu tengah duduk di atas tempat tidur, bersandar pada bantal dan menghadap ke luar jendela. Rembulan tengah bersinar terang malam ini, ia mengerti jika kamu menyukainya, tetapi tak mengerti mengapa obat di samping tempat tidur masih tak tersentuh.
Ia tak mengatakan apapun, hanya masuk lalu menutup kembali pintunya, melangkah perlahan-lahan lalu duduk di tempat tidur, dalam posisi yang memungkinkan untuk berhadapan denganmu. Ayato tahu bahwa kamu menyadari keberadaannya, kamu tidak tuli untuk mendengarkan suara pintu yang digeser, terbuka.
Netranya mengikuti arah pandangmu lalu membuka suara, "meskipun langitnya cerah, bukan berarti kamu bisa melewatkan obatnya, Sayang. Katakan padaku, apa kamu tetap merasa sakit setelah meneguk obatnya? Aku bisa meminta farmasi membuat yang lebih berkhasiat untukmu."
Itulah pada akhirnya kamu menatap netra ungunya meski untuk sesaat, lalu kembali menunduk. Memasang senyum ringan yang sesungguhnya terasa berat untuk diukir karena tubuhmu yang lemah ini sedikit terlalu kehabisan tenaga seusai menangis dalam diam untuk beberapa saat. "Tidak perlu, obatnya sudah cukup berkhasiat. Hanya saja," kamu menghentikan kalimatmu, merasa ragu untuk melanjutkan.
"Hanya saja?"
Air matamu kembali menggenang di pelupuk, "... hanya saja aku tidak ingin membuatmu berharap bahwa aku— kami mungkin bisa selamat."
KAMU SEDANG MEMBACA
✧ 𝐄𝐭𝐡𝐞𝐫𝐞𝐚𝐥 ⋮⋮ Genshin Impact Fanfictions✧
Fanfic𖤩˖⩩𝐆𝐄𝐍𝐒𝐇𝐈𝐍 𝐈𝐌𝐏𝐀𝐂𝐓 ᝢ Fanfiction x Fem! Reader. ⋆ ⭒ ⋆ ⭒ ⋆ Let the wind show you the hidden destiny, guide you to fairytale-like journey. ⋆ ⭒ ⋆ ⭒ ⋆ ☾︎˖࣪ ⋮ ݁ .Onesho...