26. Perpustakaan dan Kumpul

4 1 0
                                    

-Let's go-

Jam istirahat tak kunjung berdering meskipun Ereska tak henti-hentinya berdoa. Begitupun dengan guru yang mulai terlihat lelah mengajar. Pelajaran kali ini adalah pelajaran biologi, salah satu mata pelajaran yang Ereska kurang sukai terlebih harus menghabiskan waktu tiga jam lamanya. Tak banyak yang ia lakukan selain menatap kosong ke arah jam di dinding.

Sedetik kemudian perempuan itu melawan rasa bosan menunggunya dengan membaca materi di buku paket. Ia tak tahu apakah masuk ke dalam otak atau tidak. Dilihatnya lagi jam di dinding yang sebentar lagi tiba jam istirahat.

Tepat jarum panjang di angka 12 bel istirahat berbunyi. Ereska yakin teman sekelasnya merasakan lega. Setelah guru biologi mengakhiri kelas dan berpamitan, Ereska bergegas bangkit dan keluar dari kelasnya. Tujuannya saat ini adalah ruang perpustakaan. Ia ada janji bertemu dengan anggota Klub Sastra baru. Ia akan bertemu dengan Tasya.

"Res, mau ke mana?" tanya Nadine yang baru saja keluar dari ruang OSIS.

"Mau ke perpustakaan," jawab Ereska cepat. Nadine hanya mengangguk.

Memang tak ada yang bisa menandingi kecanduan Ereska akan buku. Mungkin itu alasan mengapa ia cepat-cepat pergi ke perpustakaan, karena memang jam istirahat tak begitu lama. Nadine berlanjut dengan urusannya tak begitu memikirkan Ereska.

Ereska berjalan sedikit cepat setelah melepas senyum, segera saja ia melepas sepatunya dan segera masuk ke dalam perpustakaan. Tak lupa ia mengisi daftar kehadiran dan menyapa penjaga perpustakaan yang ia kenal dengan baik. Lagi-lagi itu adalah kebiasaan perempuan itu sejak duduk di bangku kelas 10.

"Tumben ke perpustakaan lagi," sapa penjaga perpustakaan lebih dulu, "tapi bagus, hari ini ada beberapa buku datang tapi masih diindeks," perempuan yang berumur itu tersenyum ramah.

Akhir-akhir ini Ereska sangat jarang ke perpustakaan, alasannya tak lain karena ia lebih suka di perpustakaan keluarga miliknya. Di samping itu banyak buku yang belum sempat ia sentuh.

Penjaga perpustakaan di SMA Rajawali diurus oleh beberapa guru yang sudah pensiun tetapi masih ingin berbakti di sekolah. Itu sebabnya Ereska sangat akrab karena penjaga perpustakaan adalah gurunya saat dik kelas 10.

Ereska tersenyum, "tapi Ereska masih jadi peringkat pertama peminjam buku terbanyak kan?" Ereska menjeda, "wah buku apa Bu?"

"Kalo itu sepertinya nggak ada yang bisa nandingin," penjaga perpustakaan itu menunjuk ke arah belakangnya yang kini bertumpuk beberapa buku baru.

Mata Ereska berbinar-binar, energinya seolah penuh kembali setelah melihat buku-buku yang masih tersegel. Mungkin hal yang sama juga dirasakan oleh orang-orang yang memiliki kecanduan dengan buku. Mereka akan bahagia dengan melihat buku, sungguh bahagia yang sangat sederhana.

Ereska segera tersadar dari percakapan singkatnya, "nanti Ereska pinjem, sekarang mau ke ruang khusus baca dulu Bu, papai," Ereska segera meninggalkan penjaga perpustakaan.

Perpustakaan semakin lama semakin ramai. Ereska menjelajah ke siswa-siswa yang duduk sembari membaca buku. Ia mencari di mana siswa yang hendak ia temui. Ia memutar tubuhnya searah jarum jam, matanya teliti melihat siswa yang ada di perpustakaan.

"Sebelah mana ya?" keluh Ereska karena yang ia cari tak terlihat batang hidungnya.

Lalu siswa yang Ereska cari muncul dari arah rak-rak buku ensiklopedia. Ia tersenyum sembari melambaikan tangannya. Dengan sedikit tergopoh-gopoh Ereska mendekat. Sama halnya dengan siswa itu berjalan ke arah yang sama, meskipun ia tak tahu apa tujuan kakak kelasnya itu meminta bertemu.

"Udah lama nunggu?" tanya Ereska.

"Lumayan si kak. soalnya tadi gue jam kosong. Jadi mau duduk di mana Kak?" tanya Tasya sembari tempat yang nampaknya sudah hampir penuh. Di paling sudut yang berada paling dekat dengan komputer adalah satu-satunya yang kosong, "atau di sana Kak?"

Klub Sastra✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang