5. Masa Lalu

11 7 0
                                    

-Let's go!-

Ereska memilih terbenam di antara tumpukan buku di perpustakaan keluarga. Ruangan tersebut didominasi warna coklat layaknya rumah tradisional jepang. Ereska tak sempat bertanya kenapa kedua orangtuanya sangat menyukai buku dan hal-hal yang berbau jepang. Di ruang yang cukup luas tersebut terdapat lima rak besar yang berisikan aneka genre tulisan, baik itu terjemahan atau karya penulis lokal. Ada beberapa kursi nyaman juga lantai yang ditutupi rumput jepang sintesis.

Gelap sebentar lagi jatuh, seperti itulah rutinitas yang biasa Ereska lakukan jika rindu kedua orangtuanya. Tapi hari ini bukan kerinduan saja, kepala Ereska kini penuh dengan perkataan Mujidin sore tadi. Ia tak bisa menebak siapa pelaku yang menyebarkan berita buruk tentang Klub Sastra, lagi pula selama berada di SMA Rajawali ia tak pernah mendapati berita buruk itu.

Dugaan Nala benar bahwa adiknya sedang berada di perpustakaan keluarga, ia berjalan mendekat tanpa menimbulkan suara. Laki-laki itu malam ini akan tampil di kafe, tapi sebelum itu ia harus membuat adiknya tak banyak melamun, "baca buku apa?" sapanya saat sudah berada di sampingnya.

Ereska sedikit terkejut, "Abang tuh ya, seneng banget bikin kaget." Ia menjeda, "Reska nggak lagi baca, cuma kangen aja sama Papa Mama jadi deh ke sini," suaranya meredup menatap foto keluarga yang ada di tengah ruang perpustakaan tersebut.

Raut menenangkan dari wajah Ereska pudar. Perempuan itu merasakan rindu teramat dalam kepada dua malaikatnya. Dua orang yang sangat ia sayangi, tapi sudah tak bisa ia rengkuh dalam peluk lagi. Ereska merindukan hangatnya perpustakaan keluarga. Rindu menghabiskan waktu membaca buku bersama.

Nala menundukkan wajahnya dalam-dalam. Ia memperhatikan quotes yang ada di perpustakaan keluarga. Namun Nala tak ingin membuat adik satu-satunya itu sedih berkepanjangan. Ia mengusap rambut Ereska dan menutup buku yang terbuka tapi tak dibaca itu. Mungkin dengan sedikit bercerita akan membuat Ereska senang.

"Sebelum Abang manggung mau denger hal hebat nggak? Nanti boleh tanya apa aja tentang Papa Mama asal abis ini janji nggak sedih lagi. Harus janji sama Abang, mau nggak?" dalam pikiran Nala mungkin hanya itu yang bisa mengurangi rasa sedih adiknya, memberitahu sedikit rahasia yang kedua orangtuanya miliki. Sebuah cerita yang mengagumkan sekaligus menyenangkan.

Ereska balas mengangguk. Ini adalah kali pertama Nala menawarkan cerita, ia melihat jam di dinding setidaknya ada dua jam tersisa sebelum kakaknya pergi untuk nge-band bersama teman-temannya. Dan kabar baiknya Ereska boleh bertanya. Pertanyaan yang terpendam itu mungkin akan menemukan jawabannya malam ini.

"Abang pernah diceritain sama Mama... Papa sama Mama itu dulu jurusan bahasa di SMA Rajawali, mereka juga sama-sama anggota Klub Sastra."

Nala bercerita, matanya menerawang ke arah langit-langit rumah. Ereska merasa seperti tengah didongengi oleh Nala, "nah karena tahu hal itu Abang juga mutusin untuk ambil kegiatan Klub Sastra sama Klub Band waktu itu... makanya Mama nyaranin kamu masuk Klub Sastra.

Ereska tak mampu berkata-kata, ia teringat kala Mamanya memintanya untuk ikut Klub Sastra. Ternyata sekarang ia baru mengetahuinya. Bahwa kedua orangtuanya yang sangat menyukai buku adalah anggota Klub Sastra. Ereska masih mendengar cerita Nala dengan seksama.

"....dan nama ekstrakurikuler diganti nama klub sama Papa Mama... mirip Jepang, mereka suka Sastra Jepang dan sekarang rasa suka itu turun ke kita. Sebenarnya Papa yang suka banget sama Sastra Jepang, Mama saat itu jadi suka Sastra Jepang... ya cinta memang kadang gitu," Nala tersenyum, ia berdiri langkahnya mengarah ke sebuah rak yang berisikan karya-karya penulis negeri sakura itu. Mengambil salah satunya lalu kembali duduk di samping adiknya.

Nala menghentikan ceritanya sejenak, tangannya meraih buku yang ada di hadapan Ereska lalu menyandingkannya dengan buku yang baru saja ia ambil, "Sastra Jepang, Sastra Eropa... cie lagi deket sama yang suka Sastra Eropa ya? Nggapapa kalo belum mau cerita, Reska mirip Mama ya,"

Klub Sastra✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang