Minggu ke-1

1.1K 63 7
                                    

Senin, 17 Juli 2022. Hari pertama Leeseo ngejalanin kehidupannya sebagai murid SMA. Minggu lalu udah diadain MPLS, dan sekarang Leeseo baru bener-benar masuk di hari belajar SMAnya.

Btw Leeseo gak kenal siapa-siapa di kelasnya. Temen-temen MPLSnya yang kemarin pada beda kelas. Dan kebetulan Leeseo juga milih SMA yang nggak dipilih sama temen-temen SMPnya. Dia nggak terlalu peduli soal temen. Yang penting bisa bernapas dan makan dengan tenang.

Dan yang terpenting, maskingnya berjalan dengan lancar.

Leeseo pun milih bangku nomer dua dari depan meja guru deket dinding kiri. Biar dia lebih gampang ngomong sama guru dan ga ketauan ngeliatin temen-temen sekelasnya.

...

Saat ini baru ada beberapa anak di kelas. Leeseo cuma mainin hapenya sambil nyambungin ke wifi sekolah. Waktu MPLS dia sempet denger banyak anak OSIS yang ngeluh wifi indigonya lemot.

Lagi anteng scroll ig, tiba-tiba ada anak gebrak mejanya.

BRAK!!

"!!" Leeseo kaget sekaget-kagetnya.

"Aku Eunchae. Namamu?" anak itu ngajak kenalan. Padahal dia gebrak mejanya sampe nimbulin bekas tangan.

Ok catet, 'Eunchae'. Udah kecatet di otak Leeseo.

"Leeseo," Leeseo membalas dengan ramah. Dia seneng karena ada yang mau ngenalin diri ke dia. Jarang-jarang ada anak jaman sekarang yang kenalannya ramah terbuka gini.

"Aku duduk di belakangmu ya?" Eunchae minta ijin dan mengarah ke bangku belakang Leeseo.

"Iya boleh," Leeseo mengangguk santai.

Diem-diem Eunchae ngejudge Leeseo dari belakang.

"Dia biasa aja sama perkenalan hebohnya, artinya dia bisa sefrekuensi sama aku," pikirnya.

Si Eunchae diem, ya udah Leeseo lanjut scroll ig. Sampe isi kelas itu pun penuh dan pelajaran dimulai.

Suasananya sangat tenang.

Namanya juga baru masuk sekolah baru, apalagi mereka semua bener-bener baru SMA.

.
.
.

Tiga hari kemudian. Belum juga seminggu, kelasnya udah rame.

"Bakwan jagung!!"

?

"Kenapa teriak?" Leeseo ngadep ke belakang. Barusan Eunchae yang teriak. Seketika yang ada di kelas langsung pada kedinginan.

Jendela di sampingnya jadi retak.

"Lagi gabut aja," Eunchae ngangkat bahu sambil masang muka flat. "Teriak itu enak. Hal jelek kayak langsung keluar semua."

"Oh gitu," Leeseo ngangguk-ngangguk polos. Kemudian ia ikut buka mulut buat teriak. Spontan Eunchae langsung nyumpel mulut Leeseo pake tisu segaban-

"Hoek-"

"Kamu jangan ikutan teriak lah, bisa roboh ntar satu sekolah! Masa gak inget waktu MPLS kemarin? Atap aulanya sampe geter gara-gara sorakanmu! Eh, itu bener kamu kan?" Eunchae nginget-nginget.

Leeseo jadi inget. Itu memang dia, waktu lagi sorakin anggota kelompok MPLSnya yang lagi tanding bulu tangkis di aula. Ga sengaja hanyut sama suasana jadinya teriak menggelegar.

...

Nginget bulu tangkis jadi nyambung ke olahraga. Hari Jumat besok mereka dapet olahraga.

"Semoga besok materinya renang," Leeseo berharap yang gak masuk akal.

Leeseo's Week \\ IVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang