Minggu ke-22

136 18 7
                                    

"Gambar atas pake foto ibukku aja thor. Ibukku cantik." - 🐯

"Sip." - 🗿

.
.
.

'Ranking sebelas.'

Ketik seorang anak kepada orang tuanya di chat grup keluarga.

"Jir kukira bakal dua puluan," Leeseo merendah soalnya dia selama ini ngerasa kek goblok banget ketimbang temen-temen sekelasnya. Apalagi pas jam mapel bahasa wakanda sama bahasa daerah, kemampuan Leeseo paling belakang di sana.

Dia liatin lagi nilai rapotnya.

"Kok sejarah, ppkn, sama ekonomi tinggi sih? Malah kimia biologi jeblok?" Leeseo heran. "Aku kan anak ipa!"

"...Tapi matematikanya lumayan lah hehe. Aku masuk mipa pun demi matematika pemaksaannya aja. Dari dulu aku memang ga suka ipa. Si fisika lumayan juga nih nilainya."

Leeseo balik ke kertas selanjutnya sambil lanjut komen dalem hati.

"Ekstrakurikulernya lari, pramuka baik, absen sakit ditulis lima belas hari."

Puas mencermati isi lembaran kertas rapot semester pertama, Leeseo pun memasukkannya ke map rapot yang telah dibagikan, kemudian dimasukkan ke dalam tas. Setelah itu kepala Leeseo celingukan cari Eunchae yang entah sejak kapan menghilang dari kelas.

"Rin, kamu ranking segitu? Aku kalah!" Ni-ki ngeliatin rankingnya Haerin.

"Iya," Haerin jawab singkat dan menyingkir dari kawasan jajahan Ni-ki. Sebagai tameng, ia tarik si ranking satu ke depan orang itu.

Haerin lagi males ngobrol. Udah cukup dia dapet ranking empat, sekarang dia mau kembali ke dunianya sendiri.

"Hayo gimana? Kamu dulu pernah nantang aku lho??" si ranking satu ngelipet tangan sambil gaya-gayaan.

"Iyain," Ni-ki cuma dengus. "Tapi kamu juara umum tiga, bukan satu."

"Udah pantas itu," si ranking satu mengakui. "Gimana caranya aku ngalahin anak MIPA 1 coba."

"Siapa tau bisa di semester depan," Ni-ki yang awalnya merasa saingan jadi dukung.

Mereka berdua ngebacot dengan keras, disimak Leeseo dari jauh.

"Sayang rasanya kalo pulang," ucapnya dalam hati. Baru jam setengah sembilan.

Leeseo pun keluar kelas buat liat-liat suasana rame.

"Ke kelasnya kak Jail ah. Aku juga gak pernah pergi ke daerah kelas tiga."

Oke. Singkat cerita, Leeseo udah sampe di bangunan kelas tiga lantai dua.

"Rame banget. Kedengeran gak ya kalo aku panggil?" Leeseo nengok ke kelas 12 MIPA 4 dari pintunya. Bahkan balkonnya aja rame penuh orang.

"Kak Jail," panggil Leeseo pelan, dan seketika para murid kelas tiga di sekitarnya jadi hening.

...

"...?" Leeseo jadi canggung karena kesunyiannya sangat menusuk telinga dan dia diliatin semua orang.

Tu wa ga-

"CIEEE...!!" semuanya langsung nyorakin. "Kirr kirr!! Suit suit!!"

Leeseo jadi kaget. Tiba-tiba di hadapannya hadir si kakel cowok yang lari ke dia dan narik ke tangga yang lebih sepi.

"Yuk dek sini aja," ajak Jail dengan senyuman paksanya. "Orang-orang ******! Kok mereka pada tau cok?! Pasti ulah si anying!!"

Jail ngumpat terus di pikirannya. Dia yakin yang tau cuma sohib PMRnya. Eh malah seangkatan pada nyorakin dia.

Leeseo's Week \\ IVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang