Hari Minggu petang, Leeseo lagi berantakan moodnya. Dia lagi eneg berurusan sama manusia. Wa-nya pun dia sengajain off dari Sabtu kemarin.
"Belajar apa?" tanya Yujin dengan nada ramah. Leeseo terlihat sangat serius di meja ruang tamu. Dari tadi siang jari anak itu terlihat sibuk menulis.
"Matematika," jawab Leeseo singkat sambil tetep lanjut nulis jawaban.
Yujin menyadari respon Leeseo yang dingin.
"Mandi dulu bentar," ucap Yujin, sambil melihat jam. "Nanti lanjut belajarnya."
Leeseo tutup buku, berdiri, ambil handuk, dan pergi ke kamar.
Lima belas menit berlalu. Leeseo yang sudah segar dan harum, kembali duduk di tempat sebelumnya dan lanjut belajar. Sementara itu Yujin dari tadi ngecek chat di hapenya sambil nyalain tv dengan volume kecil.
"Mulai besok tiket kai untuk natal dan tahun baru bisa dibeli..." Yujin ngeliat ke arah tv. Siap-siap akhir tahun di mana orang lain pada seru-seruan ngerayain, Yujin sama Gaeul bakal banjir kerjaan.
Diliriknya Leeseo yang masih fokus belajar.
.
.Jam setengah sembilan. Yujin masih mantengin tv di ruang tamu, plus Leeseo yang tentunya masih stay belajar. Btw bahas tv, di daerah jabodetabek channel transtv udah matiin jaringan tv analog mereka. Gak ngaruh di rumah Yujin, karena dia di luar daerah itu.
"Akar dua lima enam... enam belas..." Leeseo gak sengaja gumam, kedengeran Yujin.
"Leeseo nggak capek? Kalo capek, bobok aja biar besok nggak ngantuk," Yujin berusaha sok ngobrol dengan canggung.
Leeseo geleng pelan. "Belum ngantuk."
Dah gitu aja. Yujin sebenernya rada khawatir karena tumben ngeliat Leeseo nonstop belajar dari jam sebelas tadi. Cuma ada jeda buat makan malem.
Hm, baiklah. Sebagai tipikal bapak-bapak asia, Yujin cuma bisa dukung anaknya dengan bantuin ngambilin air anget🗿. Leeseo juga udah diambilin cemilan tapi dia nolak. Katanya dia udah gosok gigi waktu mandi tadi, jadi ntar mau langsung tidur.
Habisnya Yujin malam itu lagi nggak ada tugas ngapa-ngapain. Gaeul sendiri juga lagi sibuk sama kerjaan di laptopnya di kamar.
Kesimpulannya: cuma Yujin yang lagi santuy.
Giliran besok-besok langsung kelewat sibuk karena lagi ada persiapan G20. Tapi bukan persiapan dari sisi politik atau keamanan, melainkan Yujin sama Gaeul termasuk bagian kecil dari persiapan sisi pariwisata dan budayanya.
...
Jam sembilan. Leeseo pun bangkit. Buku-buku sama alat tulisnya yang berserakan di meja dia beresin, air anget yang dibawain Yujin tadi dia abisin, terus masuk ke kamar. Di atas kasur, dia puter lagu lewat hape dan nutup kedua matanya.
Udah lama juga Leeseo nggak tidur di jam sembilan tanpa skinkeran dulu. Vibesnya jadi kayak waktu dia masih sd.
.
.
.Besoknya di sekolah Leeseo tetap bertingkah sama. Dia kali ini lebih serius belajarnya, namun tetap scroll-scroll postingan meme di sela-sela dia udah nyelesain jawab soal yang diberi.
Jam istirahat pertama pun akhirnya tiba, sudah ditunggu para murid yang perutnya keroncongan.
"..." Ni-ki nengok ke belakang, ngeliat Leeseo dan Eunchae yang sama-sama duduk tenang selagi yang lain ribut karena istirahat.
Sepertinya Eunchae juga sama kayak Leeseo. Mereka berdua kalem-kalem bat.
"77 tambah 33?" tanya Ni-ki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Leeseo's Week \\ IVE
Fanfiction/lanjut - ongoing/ Leeseo, anak dari Yujin dan Gaeul. Kisah non formal bagaimana kehidupannya selama bersekolah di SMA Puncak Komedi dan berlanjut ke kampus Puncak Komedi, sebuah PTN terkenal. Selain nyeritain Leeseo, juga nyeritain tokoh lain tapi...