Minggu ke-4

189 37 2
                                    

Ekstrakurikuler. Akhirnya bahas itu juga. Hal yang dilakukan pertama adalah: ngeliat pilihan temen.

"Aku ekskul lari lagi," jawab Liz pada temannya yang bertanya.

Dia pun ngeberesin buku-bukunya ke tas, dan pulang.

Sabtu besok, adalah waktu ekstra untuk yang pertama kalinya.

Skip>>

Habis dari jam pramuka yang selesai pada pukul sepuluh, lanjut satu jam istirahat, kemudian dilanjutin kegiatan ekstrakurikuler.

Liz pun kumpul lagi di halaman bareng temen-temen ekskulnya dan mulai lari. Lumayan banyak juga dia lihat anak kelas satu yang daftar.

...

Drap drap drap

Cting

"Ee aduh jepitku-" ada anak kelas sepuluh ngadep ke belakang gara-gara jepitnya jatuh.

"Udah tau lari ngapain pake jepit dek," ada cowok kelas dua belas yang komen sambil senyum jahil.

"Rambut saya ganggu."

"Makanya bawa headband."

Liz dengan tanggap ngambil jepitnya. Mulus, sambil netepin kecepatan lari. Memang yang udah berpengalaman itu beda.

Sampe di tempat kumpul lagi, Liz buru-buru nahan anak tadi yang mau lari lagi buat ambil jepit.

"Ini jepitmu tadi," Liz ngasih jepitnya.

"Oh makasih banyak kak!" bales anak itu.

Liz langsung senyum malu-malu. Sekalian dia mau ngajak kenalan-

"Ih lucu kayak kucing!" seru anak itu bikin kaget Liz.

"Mana?" Liz celingukan. Dia ngira maksudnya ada kucing.

"Bukan. Mukanya kakak."

"Hah?" Liz heran dengernya.

Kumpul lagi dan lanjut lari. Tadi lari yang santai. Sekarang disuruh lebih cepet.

Hm... cara ini sering dipake buat nyari tau mana anak yang keliatan udah biasa lari, punya potensi, atau yang bener-bener pemula.

"Kok dia berani banget bilang wajah kakak kelasnya mirip kucing?" Liz ngomong dalem hati waktu lari.

Dia pun nyusul ke sebelah anak itu.

"Dek, siapa namanya?" tanya Liz sambil noleh.

Dan dia langsung kaget liat muka anak itu kek kewalahan.

"Capek? Istirahat aja. Dibolehin kok," Liz terus ngomong.

"Ndak... kak..." anak itu geleng sambil susah payah jawab. "Namah sayahh-"

"Mau kakak gendong sampe finish dek?" nongol lagi si kakel cowok ini. Terus dateng ketua ekskul lari yang nabok kepalanya dan digiring ke luar jalur lari.

"Mentang-mentang nggak ada guru langsung sok-sok caper! Yang serius!!" omel ketuanya sampe kedengeran sama yang lain.

Ketua larinya memang ngeri. Galak. Cowok. Tinggi rata-rata. Kecepatan dan kelincahan? Tidak usah ditanya. Dia sudah ngoleksi banyak piala-piagam. Dan sekarang karena udah kelas dua belas, di semester satu itu dia cuma bisa mimpin anggota lain.

Nanti di semester dua yang kelas dua belas udah gak ikut ekstrakurikuler, diganti sama kegiatan belajar. Dan dua minggu lagi bakal dipilih ketua baru dari kelas sebelas.

"Edehhh..." selesai juga lari, si anak itu pelan-pelan nenangin napasnya. Perlahan dia berdiri lemes, mulai bungkuk, dan....

Plek!

Leeseo's Week \\ IVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang