Minggu ke-19

108 20 3
                                    

"Gaes gaes," panggil seseorang yang bernama Sakura.

"Gais gais," yang bernama Wonyoung ikut memanggil.

Kemudian mereka berdua berencana ngomong bareng tapi Sakura nyolot duluan.

"Gaes gaes, izone mo kambek-" Sakura langsung dilempar kamera sama ketua direkturnya.

"Gais gais, tiga bulan lagi Ive sama Lesserafim mau duet-" Wonyoung ikut-ikutan dan ikut kena lempar kamera.

Dan suasana di lokasi syuting langsung hiruk pikuk melihat kondisi terkini mereka berdua.

"Jangan sebut nama grup gaib itu lagi, dan jangan beberin spoiler!!" tegas direktur. "Staff, awasi mereka! Jangan kasih handycam!"

"Dih," Yujin langsung hilang sreg sama direkturnya.

"Mulut siapa itu, dah dih dah dih?!" Direktur noleh tajem ke Yujin.

"Dia om," Yujin nunjuk ke orang sebelahnya.

"Lah??" Chaewon kaget karena ditunjuk. Dan si direktur langsung natap galak ke dia.

"Sopan sedikit, anda itu hanya tamu tak diundang! Jangan banyak komen di sini, dan lebih bagus lagi jika anda pergi agar proses syuting tidak terganggu- BENTAR, TADI SAYA DIPANGGIL OM YA?? HEH KAMU YANG PAKAI BAJU BIRU!!"

.

"...!!" Yujin kebangun dari tidurnya. "Maaf, saya gak sengaja manggil bapak pakai sebutan om!!"





























...

Krik krik krik

Suara jangkrik di tengah malam sunyi sangat mendukung suasana canggung Yujin yang tengah ditengok Gaeul dari pinggir kasur.

"..." Yujin gak bisa berkata-kata dan cuma berani rubah posisi berbaring menjadi menghadap dinding.

Yujin kemudian ngulang-ngulang permohonannya dalam hati.

"Semoga mbak nggak komen, semoga mbak nggak komen, semoga mbak nggak komen semoga mbak nggak komen-"

"Ngigaunya panjang sekali," ujung-ujungnya Gaeul berkomentar.

"Hah..." Yujin menghembuskan napas. Dia jadi kepikiran sama isi mimpinya.

...

"Bangun aja ah," Yujin pun memutuskan. Ngantuknya jadi hilang. "Sekalian nonton bola."

Kaki Yujin melangkah keluar kamar. Namun tidak berhenti sampai di sana, langkahnya justru terus lanjut ke kamar anaknya. Hari itu terasa seperti hari Jumat malam, tepatnya hari Sabtu pukul dua belas malam. Malam Sabtu, waktu yang paling enak untuk istirahat. Leeseo habis melewati minggu pertama ujian. Masih kesisa tiga hari lagi, mulai Senin minggu depan sampai Rabu.

"Gimana?" Yujin nanya keadaan Leeseo yang saat itu sedang berbaring dengan lampu remang-remang, belum tidur.

"Biasa aja," Leeseo jawab. Udah mau seminggu dia setiap malem ditanya gara-gara pingsan minggu lalu.

"Bapak gini-gini punya rasa khawatir besar," Yujin sedih karena mukanya Leeseo kayak gak seneng setiap kali dia nanya. Padahal mukanya Leeseo memang gitu karena lagi ngantuk berat. Salah ngira bapak yang satu ini.

Lagian siapa suruh selama ini serampangan mulu. Yujin bagi Leeseo itu macam bapak-bapak yang mkkb(masa kecil kuran bahagia). Udah gitu tingkah sok bocil, dan mirip anjing liar.

"..." alhasil Leeseo cuma diem ngebiarin Yujin sendu gak jelas di samping kasurnya.

"Mau nonton bola bareng bapak?" ajak Yujin yang entah kenapa berubah menjadi semangat.

Leeseo's Week \\ IVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang