Hari Sabtu yang cerah. Seorang gadis kecil bernama Layla tengah duduk di rumput memandang teman-temannya yang berkumpul di tengah taman.
Bang! Bang! Gbyang!
"Nana, udahan! Jangan dihabisin petasannya dong!" tukas Miya pada Nana. Namun orang yang dinasihati itu kepala batu.
"Udah-udah! Entar nanti malem kamu kan bisa main sepuasnya," Layla ikut menegur selagi memerhatikan mereka.
"Iya deh... " jawab Nana.
Angela yang sedari tadi ikut duduk di samping Layla beranjak bangun dan menghampiri Nana.
"Layla, kita pulang ya. Byee," pamit Angela sambil menarik Nana.
"Aku juga pulang ya, byeee," Miya juga pamit.
Taman menjadi sepi. Hanya ada dua orang yang sedang duduk di kursi panjang pojok taman. Layla berpikir apalagi yang bisa dilakukannya. Dia pun mengambil hpnya dan membuka aplikasi tiktok.
"Layla," panggil Harley yang baru dateng sambil bawa mainan. Dia pun ikut duduk.
Taktaktaktaktaktak
.
"..."
Diem-diem Leeseo ngejudge semua konten yang keluar dari speaker hape si bocah yang lagi duduk bareng temennya yang lagi jadi proplayer lato-lato.
"Hadeh... yang cewek ngetiktok full volume, yang cowok main gituan," Leeseo ngusap wajah ngantuknya. Ngantuk karena efek angin berhembus kencang dan langit yang cukup cerah dan berawan.
"Nggak tidur siang dulu?" tanya Wonyoung yang tau si Leeseo gampang tidur siang. "Biar entar malem nggak ngantuk buat nikmatin kembang apinya."
"Gimana mau tidur, barusan aja ada bocah main petasan. Palingan lagi satu jam muncul lagi," balas Leeseo.
"Haha iya ya. Ngomong-ngomong kamu ke sini ada urusan apa? Nikmatin angin juga?" tanya Wonyoung sambil naruh kedua lengannya di atas punggung kursi.
"Iya. Bosen liburan di dalem rumah terus, gak dapet sinar matahari," jawab Leeseo.
"Adekmu nggak pulang?"
"Belum. Adek ngerayain acara natal sama tahun baru di asrama. Besok lusa baru pulang."
Leeseo membuka es krim double yang tadi dia beli dari alfamaret sebelah. "Om mau es krim?"
"Mau," Wonyoung ngangguk. Si anak SMA pun matahin pasangan es krimnya dan satunya dikasih ke dia.
...
"Om, kata adek di universe lain, saya sama om dihujat terus sama haters," Leeseo curhat. "Om nanggepinnya gimana?"
"Hm... kalo buat om sendiri sih, cuma om biarin," Wonyoung jawab santuy. "Karena mau sebanyak apapun hujatan mereka, intinya om tetep dapet duit dan job, sementara mereka tetep mojok di kamar jadi beban keluarga."
Leeseo senyum lega dengernya. Lagi pula buat apa dia masukin ke hati soal komenan orang-orang yang bahkan aslinya gak kenal sama dia.
"Om akhir-akhir ini sering ada di rumah ya," Leeseo baru ngeh.
"Iya, udah umur. Sekarang lagi jeda buat istirahat dulu," Wonyoung menjawab dalam konteks pekerjaannya sebagai artis yang sudah veteran.
"Karina sama artis lainnya juga lagi jeda begitu?"
"Yap," Wonyoung jawab, kemudian ngelahap gigitan terakhir es krimnya.
Gbyang! Gbyang!
"Ahh!" Wonyoung sama Leeseo jadi kaget berbarengan. Entah sejak kapan ada para bocah lainnya yang main petasan lagi di tengah taman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Leeseo's Week \\ IVE
Фанфик/lanjut - ongoing/ Leeseo, anak dari Yujin dan Gaeul. Kisah non formal bagaimana kehidupannya selama bersekolah di SMA Puncak Komedi dan berlanjut ke kampus Puncak Komedi, sebuah PTN terkenal. Selain nyeritain Leeseo, juga nyeritain tokoh lain tapi...