Minggu ke-9

162 27 1
                                    

"Aku mau Koko Lemon," ucap Leeseo dengan pelan waktu lagi minum teh.

"Hah, apa? Mau melon?" Yujin dengernya gak terlalu jelas.

Leeseo jadi kaget. "Eh nggak, aku cuma ngomong sendiri."

Ngapain juga dia mau Koko Lemon. Leeseo pun berdiri pelan-pelan buat nyuci gelas di tempat cucian piring, kemudian balik ke kamar.

"Kok kelas mipa dapet ekonomi ya?" tanya Leeseo sambil siap-siap buku ekonomi buat nugas.

Kita yang kelas ips malah juga dapet fisika woi - 🐘

"Terus cuma kelas mipa satu yang dapet bahasa Inggris sastra. Hm, kenapa gitu?" Leeseo masih lanjut heran sama sekolahnya. Satu-satunya hal yang nggak dia setujuin dari sekolahnya adalah pembagian mata pelajarannya itu.

"...Intinya selagi masih kurikulum 2013, aman," batin Leeseo.

Dia bayangin aja sekolah dengan full presentasi-kerkom-tanya jawab. Leeseo pasti udah mati kutu dan mag tiap hari saking gak kuatnya.

"Tapi ini rumus ekonominya sederhana banget sih," Leeseo mengerjakan tugasnya dengan mudah. Asal dia teliti saja dengan banyaknya digit angka di sana karena berupa nominal harga jutaan.

Selesai ngerjain ekonomi, Leeseo gak tau lagi mau ngapain. Tentunya banyak tugas lainnya, tapi bukan tugas online. Yang manfaatin online palingan cuma sedikit mapel, atau dipake webinar.

Leeseo mau request kerjaan dari Yujin palingan disuruhnya belajar aja. Leeseo males belajar. Dia baca buku sejarah yang ada dia ngayal gimana kejadian aslinya waktu perang, bukannya ngemahamin teori sejarahnya.

Terus kalau jam kimia, waktu sekolah kemarin Leeseo sok rajin maju di awal pelajaran biar entar dia bisa ngeyutup diem-diem hehe.

Fisika? Nggak bisa kayak gitu. Gurunya selalu manggil-manggil, atau kadang sekadar nanya. Kalau ppkn sendiri sama seperti kimia, harus rajin angkat tangan, dan Leeseo di awal ngelakuin itu lagi. Habis itu dia lanjut main hape di sisa waktu selagi temen-temennya masih pada angkat tangan. Scroll-scroll reels atau meme dari ig,  pintarest, dan yutup.

Dasar murid laknat. Bukannya fokus belajar malah main hape mulu.

"Nyem..." pada akhirnya dia memilih nyemil jajan dari kulkas. Ada jajan Tamtim full cokelat, asli diproduksi di Australia. Rasanya enak.

"Jadi gini rasa jajan cokelat yang dirasain orang Australia," Leeseo mikirnya malah gini.

...

"AKU HARUS NGAPAIN SEKARANG?!" Leeseo teriak dalem hati karena mulutnya penuh saking gregetnya.

"Leeseo, yuk jogging di lapangan," tiba-tiba nongol Yujin dari belakang Leeseo.

Leeseo natap bapaknya dengan seram. Kurang ajar udah tau kaki masih sakit, malah diajak jogging.

"Boleh, tapi bapak gendong aku," Leeseo ngebales.

"Capek, ntar pinggang bapak sakit," Yujin ngegeleng. "Nanti gak bisa kerja. Banyak kerjaan."

"Yaudah, selesain kerjaan bapak aja sana," Leeseo gak mau ganggu.

"..." Yujin diem bentar. "Leeseo bosen kan di rumah aja?"

"Nggak. Enak bisa rebahan terus," Leeseo jawab jujur. Yang dia butuhkan itu request kegiatan dengan syarat kegiatan yang dilakukan di dalam rumah.

Deg

Leeseo baru sadar bahwa selama dia berada di rumah terus karena absen, dia jadi lebih sering ngobrol sama bapak ibuknya.

"Enak," gumam Yujin, ikut nyemil jajan yang dipegang Leeseo. "Leeseo kalo mau main, minta bantuan ke bapak boleh kok."

Leeseo's Week \\ IVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang