Minggu ke-5

192 30 4
                                    

Minggu kelima, waktunya semua mapel biasanya pada ulangan karena materi bab pertama udah habis.

"Full ulangan hari ini adohh," Eunchae ngeluh. Hari Jumat kombinasi mapelnya jelek sekali. Penjas, kimia, matematika pemaksaan, bk, terakhir fisika. Udah capek body, mental, giliran otak pula.

Baru juga Senin sampe Rabu kemarin seru-seruan ngerayain 17 Agustus.

"Ntar waktu BK aku mau diem-diem belajar fisika, bodo amat," ujar Eunchae sambil masukin kotak bekel choonsiknya ke tas.

Leeseo yang dari tadi nyimak keluhannya cuma bisa diem.

Manusia berhak mengeluh, asal tetap menjalankan kewajibannya dengan sungguh-sungguh.

Leeseo nemu kalimat keren itu dari postingan pesbuk ibuknya kemarin.

"Pelajar berhak mengeluh, asal tetap belajar dengan sungguh-sungguh," ucap Leeseo pada Eunchae sambil naruh buku kimia di meja temennya itu. Mau belajar bareng biar temennya itu termotivasi.

Untungnya habis jam olahraga ada jam istirahat dari pak penjasnya.

"Biar seru, yuk kasih tantangan," ajak Leeseo.

"Tantangan apa?" Eunchae ikut ngeluarin buku.

"Yang nilainya lebih rendah traktir makan. Tapi kalo keduanya kurang dari kkm, tantangannya gak berlaku," Leeseo ngide, sambil sengaja natep remeh si Eunchae. "Berlaku buat pelajaran di hari ini aja."

Taunya Eunchae beneran greget.

"Yok sini aku buktiin!!"

.
.
.

Besoknya, hari Sabtu...

"Yey habis pramuka, bisa langsung pulang," Leeseo kesenengan beresin barang pramukanya.

Kegiatan ekstrakurikuler larinya udah tadi pagi diadain. Karena seminggu ini dipenuhi ulangan, Leeseo jadi lupa soal penampakan hantu yang dia pernah lihat.

...

Kemudian dia jadi pingin pulang bareng temen, siapa aja boleh.

Leeseo pergi ke kelas 11 Mipa 4 yang ada di lantai dua.

"Kak Liz-"

Siapa sangka di balkon lantai dua sana, ada Liz yang lagi pegangan tangan sama si cowok pindahan. Mana berdua lagi.

.

"Hm?" Liz noleh ke arah tangga. Dia gak liat siapa-siapa.

"Kenapa?" tanya cowoknya.

"Nggak. Kayak ada yang manggil."

.

Glek

Leeseo buru-buru turun lagi. Gak mau ganggu orang pacaran.

"Ternyata kak Liz ujung-ujungnya nerima cowok itu," pikir Leeseo. "Ya, baguslah."

"Tapi ga ada temen..."

Leeseo pun jalan-jalan nggak jelas di sekolahnya. Ngeliat-liat kegiatan ekskul yang lain.

Waktu lewat di depan ruangan BK, Leeseo jadi keinget ucapan guru BKnya kemarin.

"Katanya boleh konsultasi apa aja. Sebagai temen juga boleh, hihihi," Leeseo senyum licik. Kan katanya guru BK ngebolehin konsul sebagai temen. Leeseo ingin menjadi murid yang mau membuktikan ucapan guru BK tersebut.

Nyalinya bukan main. ...Bukan nyali, tepatnya rasa sadar kenyataan anak ini sudah memudar karena maskingnya sudah lepas.

Waktu mau masuk...

Leeseo's Week \\ IVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang