Part 9

9.7K 448 0
                                    

Karena kejadian di dalam kelas tadi, Sassy, Reya, Ella, serta Lala akhirnya berakhir di lapangan. Dan atas perintah dari kepala sekolah, mereka semua berdiri serta hormat di depan tiang bendera.

Tringg

Sassy menurunkan tangannya setelah bel pulang sekolah berbunyi. Ia langsung meninggalkan lapangan dan berjalan menuju kelas, sesampainya di sana ia segera mengambil tas dan langsung beranjak pergi.

"Ayo pulang sama gue, biar gue anter sekalian ke salon!"

Sassy menolehkan kepalanya tanpa menghentikan langkah kakinya, menatap Arga yang ternyata sudah ada di sampingnya. Sassy tak memperdulikan laki-laki itu, ia terus melanjutkan langkah kakinya hingga Arga mau tak mau menahan pergelangan tangannya. "Sassy!"

Sassy sontak menghentikan langkah kakinya, dan langsung memberikan tatapan tajamnya pada laki-laki itu. "Gak usah pegang-pegang!" ketusnya.

Arga melepaskan tangan Sassy. "Oke."

"Den Arga!"

Sassy dan Arga menoleh ke arah laki-laki berjas hitam yang entah sejak kapan sudah berdiri tegap di samping Arga.

Arga menatap Sassy. "Lo beneran gak mau pulang sama gue?"

"Mari Den, Tuan sudah menunggu di mobil!"

"Papa ada di mobil?" tanya Arga pada sang sopir.

Laki-laki yang menjabat sebagai supir pribadi Arga itu, menganggukkan kepalanya.

Arga menghembuskan napas kasarnya, dengan berat hati ia terpaksa meninggalkan Sassy. "Gue duluan!"

Arga langsung pergi bersama sang supir menuju mobil mewah yang terparkir rapi di area parkir.

Sassy tak membalas ucapan Arga, dia terdiam dengan pandangan tertuju pada mobil mewah itu. "Anak orang kaya!" gumamnya, sebelum matanya terpaku saat pintu mobil terbuka, tubuhnya langsung menegang bersamaan rasa terkejutnya.

****

Siang sudah berlalu, matahari terbenam di langit barat dan bulan terbit bersama bintang-bintangnya. Malam ini, Sassy datang ke kafe yang akan menjadi tempat kerjanya mulai hari ini. Sudah beberapa hari ini Sassy mencari pekerjaan, namun baru kemarin ia melihat ada lowongan kerja dan langsung diterima bekerja di kafe ini.

Sassy menghirup banyak oksigen sebelum masuk ke dalam kafe.

Tringg

Lonceng kafe itu berbunyi saat Sassy membuka pintu. Ia langsung berjalan menuju kasir sebelum memulai pekerjaannya.

"Salamat malam!" sapa Sassy, dengan wajah datar.

"Iya, selamat malam. Mau pesan apa, kak?" tanya sang kasir.

Sassy mengerutkan dahinya saat tahu kalau ia mengenal gadis di depannya ini. "Lo Ana, kan?"

Gadis di depannya itu menganggukkan kepalanya dengan wajah bingung.

"Gue waitress baru di sini!" jelas Sassy.

Ana mengangguk-anggukkan kepalanya, paham. "Kalau gitu langsung ganti baju aja di belakang!"

Setelah mendengar ucapan Ana, Sassy langsung menuju ke belakang untuk mengganti bajunya.

Malam ini kafe lumayan ramai dan hampir membuat Ana kewalahan, karena banyak sekali para remaja yang berdatangan. Dan kedatangan Sassy, sedikit membuat Ana merasa senang.

"Pesen dong!"

Ana mendongakkan kepalanya, menatap ketiga gadis yang baru saja datang. Mereka adalah Reya, Lala, serta Ella.

I'm Not Sassy (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang