Pertandingan awal berjalan dengan lancar, dan sampailah kita pada puncak penentuan atau final dalam lomba lari estafet. Kelima gadis dari kelas XI IPA 1 berkumpul di pinggir lapangan.
Kalah dari kelas XI IPA 2 dipertandingan awal, tak mampu membuat kelas XI IPA 1 tidak masuk final. Nyatanya, mereka masuk final setelah menang dipertandingan kedua.
Haniza menatap satu persatu para pemain dari kelasnya. "Kali ini, Sassy dan Zahra tukar posisi!" ujarnya.
Sassy menatap datar Haniza. "Lo mau kelas kita kalah?"
Mendengar hal itu Azahra lantas menundukkan kepalanya. Dia tahu kalau dia penghambat. Tapi, tak bisakah untuk tidak memperjelasnya?
Haniza tertawa pelan, sedikit bahagia. "Lo ngeremehin kemampuan Zahra?"
"Lo sengaja, kan?"
Haniza terdiam.
"Lo sengaja nyuruh Zahra di posisi terakhir, biar kelas kita kalah dan lo bisa nyalahin gue dan Zahra, itu rencana lo, kan?" ujar Sassy, dengan tatapan mata yang menajam. Mencoba menyudutkan dan membongkar rencanan busuk Haniza. Karena saat ini, Sassy tak minat untuk mengikuti permainan gadis itu.
Haniza mengepalkan kedua tangannya dengan senyuman geram di wajahnya. "Gue gak pernah punya rencana kayak gitu!" tegasnya, dan tentu saja dengan kebohongan.
Sassy pura-pura terkejut. "Oh ya? Terus tadi apa? Sengaja jatuh atau emang jatuh?"
Haniza terdiam.
Sassy tekekeh geli melihat keterdiaman Haniza. "Gak bisa jawab?"
"Oke." Haniza menatap Sassy. "Posisi tetap seperti awal!"
Sassy menggelengkan kepalanya, tak setuju. "Lo yang pertama, setelah itu Zahra, Ella, Minten, baru gue!" katanya, penuh penekanan.
"Lo gila?" tanya Haniza. Matanya membola dengan emosi yang hampir memuncak.
Sassy mendengus geli. Ia berjalan mendekati Haniza, lalu berbisik pelan di telinga gadis itu. "Itu strategi buat menang!"
****
Semua peserta lari estafet yang berhasil memasuki final kini sudah berbaris rapi di lapangan, suasana di sana semakin ramai kala wasit sudah berdiri di pinggir lapangan. Teriakkan para penonton terus terdengar tanpa henti, membuat persaingan kian memanas.
Semua pelari dari kelas XI IPA 1 berbaris sesuai urutan yang Sassy tentukan, tidak ada yang bisa menolak termakud Haniza. Gadis itu lebih memilih mengikuti ucapan Sassy, dan akan berusaha memenangkan pertandingan ini. Ia tidak akan mengganggu Sassy hari ini. Dengan kata lain, ia menggagalkan rencananya sendiri.
"ARE YOU READY?"
"YES!"
"BERSEDIA, SIAP, MULAI!"
PRITTTTTTTTT
Haniza yang berada di posisi pertama langsung berlari secepat mungkin saat peluit ditiup. Larinya kali ini cukup kencang hingga ia berhasil menepati posisi pertama dan sampai pada pelari kedua dengan cepat.
Azahra sebagai pelari kedua langsung menerima tongkat yang Haniza berikan dan berlari secepat mungkin, namun ia kalah cepat dari Ana. Gadis dari kelas XI IPS 2 itu dengan mudah membalapnya.
Teriakkan dari penonton masih terdengar dan semakin heboh saat tongkat sudah di pegang oleh Sassy. Persaingan semakin memanas, kini Sassy berada di urutan ketiga, namun sorakkan dari beberapa murid yang menyemangatinya semakin heboh, dan hanya sorakkan Arga dan Calista yang terdengar sangat jelas.
Dan didetik-detik paling menegangkan akhirnya Sassy berhasil membalap siswi dari kelas XII IPS 1, hingga berhasil mendapatkan juara 2 di dalam perlombaan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Sassy (Tahap Revisi)
AçãoCerita ini hasil dari pemikiran saya sendiri, PLAGIAT DILARANG ❌ MENDEKAT. Typo di mana-mana! **** Gadis SMA yang menjadi korban bully di sekolahnya tiba-tiba kembali ke sekolah setelah 3 bulan berada di rumah sakit, dia datang dengan penampilan ser...