"Udah gak usah malu-malu, tinggal pilih aja, gue yang bayar!" kata Arga pada Sassy.
Kedua manusia itu sedang berada di pusat perbelanjaan untuk membeli beberapa peralatan camping. Kalau Arga sudah membeli semua keperluannya, berbeda dengan Sassy yang hanya melihat-lihat tanpa ada niatan untuk membeli. Karena itulah, Arga langsung menawarkan untuk membayar semua barang yang akan gadis itu beli. Baik bukan?
Sassy menatap Arga. "Gue mau yang mahal!"
Arga tertawa kecil, lalu merangkul Sassy. "Apa sih yang enggak buat Neng Sassy? Ambil aja semuanya, duit Abang Arga banyak kok! Kalo habis tinggal ngepet lagi!"
Sassy mendengus geli, lalu kembali melanjutkan langkah kakinya setelah menyingkirkan tangan Arga dari pundaknya.
"Sassy, tungguin dong!" Arga mengejar langkah kaki Sassy.
"Lelet, kek siput!" gumam Sassy, yang masih dapat ditangkap oleh telinga Arga.
"Apa? Siapa yang lelet?" tanya Arga, sedikit tak terima.
"Siput!"
Arga menatap Sassy penuh curiga. "Alah, bilang aja kalo gue!"
"Iya!"
Arga sedikit terkejut, dia pikir Sassy akan mengatakan tidak karena tak enak hati dengannya, ternyata tebakkannya salah. "Lo gak ada niatan buat jadi pacar gue Sy? Kita cocok tau buat hidup bersama sampai tua!" kata Arga, girang.
Sassy melirik sinis ke arah Arga. "Lo mau hidup sampai tua?" tanyanya.
Arga menganggukkan kepalanya. "Iya, biar seru!"
"Seru apaan?" ketus Sassy. "Ya udah, lo aja sono hidup sampai tua, gue gak mau!" Sassy semakin mempercepat langkah kakinya, berniat meninggalkan Arga.
"LAH TERUS LO MAU SAMPAI KAPAN?" tanya Arga, sedikit berteriak.
"Sampai kiamat!" jawab Sassy, asal.
"KOK LO MAKIN HARI MAKIN COCOK AJA JADI ISTRI GUE, BESOK NIKAH YOK?!" teriak Arga tanpa memperdulikan sekitarnya, sembari menyusul langkah kaki Sassy yang semakin menjauh.
Mendengar teriakkan Arga membuat Sassy menggeleng-gelengkan kepalanya, ternyata menelurusi mall besar ini bersama Arga harus mempunyai mental yang kuat dan tahan malu.
30 menit sudah berlalu. Akhirnya Sassy menemukan barang yang ia perlukan, sedikit legah walau dengan banyaknya adegan memalukan yang Arga lakukan disepanjang kegiatan mereka. Kini Sassy dan Arga sedang duduk santai di lantai bawah untuk mengisi perut mereka yang sedari tadi sudah didemo.
"Lo udah berapa hari gak makan?" tanya Sassy, sambil menatap sebal ke arah Arga.
Dengan mulut yang dipenuhi daging ayam, Arga menjawab. "Gue lapwer!" katanya, tanpa menatap Sassy.
Sassy berdecak sebal. "Bikin malu jalan sama lo!"
Arga menatap Sassy, ia meneguk segelas air sebelum mengeluarkan suaranya. "Yang nguruh lo bikin malu siapa? Bikin usaha biar kaya!"
"Ngomong sama lo emang gak ada habis-habisnya!"
"Iya, kayak cinta gue ke elo. Gak akan pernah habis!" kata Arga, sambil tersenyum dengan kedua alis yang ia naik turunkan. Menggoda Sassy.
Sassy menatap Arga dengan wajah datarnya, lalu bangkit dari duduknya. "Ayo pulang!"
"Oke, let's go!" Arga juga bangkit dari duduknya. "Lo tunggu di sini, gue bayar dulu!" katanya, sebelum meninggalkan Sassy.
Usai kepergian Arga, mata Sassy tak berhenti bergerak mengamati pergerakkan Arga yang kini tengah mengantri di kasir.
"Sassy?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Sassy (Tahap Revisi)
AcciónCerita ini hasil dari pemikiran saya sendiri, PLAGIAT DILARANG ❌ MENDEKAT. Typo di mana-mana! **** Gadis SMA yang menjadi korban bully di sekolahnya tiba-tiba kembali ke sekolah setelah 3 bulan berada di rumah sakit, dia datang dengan penampilan ser...