Part 20

6.6K 281 2
                                    

Pukul 7 pagi Sassy sudah berada di sekolah, karena ia berangkat sangat pagi jadi sekolah masih sangat sepi. Sassy berjalan santai menuju ke kolam renang, ingin membersihkan sampah yang belum ia bersihkan kemarin.

Sesampainya di kolam renang, Sassy sudah dibuat terkejut oleh suara Arga yang tiba-tiba menyapa gendang telinganya.

"Udah gue bersihin!" kata Arga. Laki-laki itu duduk santai dengan kaki yang ia selonjorkan, tak lupa dengan kedua tangan yang ia lipat di depan dada. Gayanya ini seakan sudah ia siapkan untuk menunggu kedatangan Sassy.

Sassy menatap datar Arga. "Ngapain lo pagi-pagi di sini?"

"Lo sendiri?" Arga menatap Sassy dengan sebelah alis yang terangkat.

Sassy mengangkat kedua bahunya lalu bergegas pergi dari sana, dari pada ia emosi gara-gara melihat tingkah Arga.

"Sassy, tunggu!" Arga bangkit dari duduknya, dan berlari mengejar langkah kecil Sassy.

Sassy terus berjalan tanpa menghiraukan Arga di belakangnya, namun beberapa detik kemudian ia menghentikan langkah kakinya saat menangkap sosok Ana, ia segera menyapa gadis itu. "Pagi Ana, udah sehat?"

Ana tersenyum menatap Sassy, lalu menganggukkan kepalanya. "Udah, ini semua berkat lo!"

Sassy mendengus geli. "Bisa aja!"

"Sassy!" panggil Arga, akhirnya ia sampai di samping Sassy. "Lo pendek, tapi jalan lo cepet banget!" ujarnya, sambil meletakkan tangannya di pundak kiri Sassy.

Sassy segera menyingkirkan tangan Arga dari pundaknya, sedikit risih. "Kuman!"

Mendengar ucapan Sassy, Ana langsung tertawa geli. Sedangkan Arga mendengus sebal.

Tringggg

"DIHARAPKAN KEPADA SISWA SISWI SMA SABANG UNTUK BERKUMPUL DI AULA UTAMA, SEKALI LAGI. KEPADA SISWA SISWI SMA SABANG UNTUK BERKUMPUL DI AULA UTAMA SEKARANG JUGA, TERIMA KASIH."

"Tumben banget!" gumam Sassy.

"Mungkin ada pengumuman penting!" kata Ana.

"Ayo ke aula, keburu sore!" celetuk Arga, lalu berjalan meninggalkan kedua gadis itu dari pada menjadi obat nyamuk.

****

Semua murid sudah berkumpul di aula utama SMA SABANG, mereka sudah berbaris rapi sesuai kelas masing-masing. Walau sudah berbaris rapi tak bisa menutupi suara kebisingan, hingga akhirnya suara itu senyap ketika Pak Fadly, kepala sekolah SMA SABANG, memasuki aula.

Semua murid terdiam, semua pandangan kompak mengarah pada laki-laki tua itu.

"Selamat pagi semuanya!" sapa Pak Fadly.

"PAGI, PAK!"

"Bisa saya mulai?"

"BISA!"

"Baiklah." Pak Fadly berdehem sejenak. "Seperti yang kita ketahui, kalau bulan ini kita akan memasuki ujian semester ganjil, dan ujian itu akan dilaksanakan minggu depan. Bapak harap kalian semua belajar dengan giat, dan mencetak rekor baru untuk sekolah kita!" ujar Pak Fadly.

"Saya harap kejadian tahun lalu tidak terulang lagi, cobalah untuk jujur dalam mengerjakan ujian."

Mendengar kalimat itu Sassy mendengus geli. Jujur katanya? Baiklah.

"Hanya itu yang ingin Bapak sampaikan, kalian semua boleh kembali ke kelas!" ucap Pak Fadly, mengakhiri pengumuman yang ia sampaikan pagi ini.

Semua murid sontak bubar dari barisan masing-masing tepat setelah kepergian Pak Fadly, dan mereka semua langsung mengikuti perintah Pak Fadly untuk kembali ke kelas.

I'm Not Sassy (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang