Part 18

6.4K 324 7
                                    

Sassy dan Leon kini tengah duduk di depan ruang pemeriksaan Ana, keduanya sama-sama diam, tak ada percakapan sedari tadi.

Leon melirik sejenak ke arah Sassy, lalu menatap jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. "Udah hampir jam pulang sekolah, lo pulang aja sekarang!" kata Leon, sambil menatap Sassy.

Sassy menoleh pada Leon. "Males!"

"Pemeriksaannya lama, lo duluan aja, biar gue yang jaga Ana!"

Sassy merotasikan kedua bola matanya. "Bilang aja mau berduaan!" katanya, lalu bangkit dari duduknya. "Gue duluan."

Leon hanya menatap kepergian Sassy tanpa membalas ucapan gadis itu. Karena dia tidak mau membuang energi hanya untuk berdebat.

****

Setelah menemani Leon mengantar Ana ke rumah sakit. Kini Sassy datang kembali ke sekolah untuk mengambil tas dan peralatan sekolahnya yang masih ada di dalam kelas.

Sesampainya di dalam kelas ia dikejutkan dengan ketidak adaan tasnya di sana. Sassy menatap Haniza, Lala, Ella, serta Reya yang masih sibuk berkemas.

"Di mana tas gue?" tanya Sassy, namun tak dihiraukan keempat gadis itu.

Sassy berdecak, lalu mengambil selembar kertas di dalam tempat sampah dan merematnya sebelum melemparkannya ke arah Haniza.

Bugh

Berhasil, kertas itu mendarat tepat di kepala Haniza.

"BANGSAT!" teriak Haniza sambil memukul meja, ia lantas menatap tajam ke arah Sassy. "LO MAU CARI MATI? HAH!" teriaknya, murka.

"Di mana tas gue?"

"ITU TAS LO, NGAPAIN LO TANYA SAMA GUE?"

Sassy mendengus sebal, lalu berjalan mendekati Haniza.

Lala dan Ella saling lirik sebelum memberi perintah lewat tatapannya kepada salah satu siswa di kelas itu untuk memberi tahu keberadaan tas Sassy.

"T-tas lo ada di kolam renang!"

Sassy menatap siswa yang baru saja mengeluarkan suara, lalu menatap Haniza sekilas sebelum pergi menuju kolam renang.

****

Keadaan kolam renang yang sangat berantakkan mampu membuat Sassy terkejut, saat ada jam olahraga pun keadaan kolam tak seberantakkan ini. Sassy mengembuskan napasnya secara kasar, ia sangat yakin, pasti Haniza menyusun sebuah rencana di balik semua ini.

Sassy mulai mengedarkan matanya, mencari keberadaan tasnya. Dan hanya perlu beberapa detik akhirnya ia menemukan tasnya yang terletak lumayan jauh dari kolam renang.

"SASSY!"

Sassy berdecak sebal saat suara Buk Rati menyapa gendang telinganya. "Iya, Buk?" Sassy menatap Buk Rati.

"Kenapa kamu tidak melaksanakan hukuman yang saya berikan?" tanya Buk Rati dengan tatapan tajamnya. "Sudah berani melawan saya?"

Sassy hanya tersenyum kecil sebelum menjawab. "Saya tadi mengantarkan Ana ke rumah sakit, jadi saya tidak sempat untuk membersihkan toilet!"

Buk Rati mengerutkan dahinya, sedikit bingung. "Ana? Anak kelas XI IPS 2?"

Sassy menganggukkan kepalanya. "Iya. Tadi dia pingsan dan harus ...."

"Kenapa harus kamu yang urus?" tanya Buk Rati, memotong ucapan Sassy.

"Hah?" Sassy menatap Buk Rati dengan tatapan tak percaya.

"Memangnya kamu siapa? Keluarga dia? Saudara dia? Sepupu? Kenapa harus kamu yang mengurusnya?"

Sassy mendengus sebal. "Buk ...."

I'm Not Sassy (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang