Tringggg
Pip
Bunyi alarm di kamar Sassy terdengar sangat nyaring, ia langsung bangkit dari tidurnya setelah mematikan alarm yang berhasil mengganggu tidurnya. Hari ini dia kembali beraktivitas seperti biasanya, mandi, sarapan, dan pergi ke sekolah. Hari ini adalah hari di mana para murid SMA SABANG akan tahu siapa yang memperoleh nilai tertinggi tahun ini.
Sassy merenggangkan kedua tangannya, sedikit malas untuk pergi ke sekolah. Andai saja tidak ada urusan yang harus ia selesaikan di sana, pasti Sassy sudah kembali memejamkan matanya.
Sassy bangkit dari duduknya, berjalan dengan malas menuju kamar mandi. Tak memakan banyak waktu seperti gadis pada umumnya, Sassy akhirnya sudah siap dengan seragam sekolah yang melekat di tubuh mungilnya. Tidak mandi dan cukup mencuci muka, itu yang dia lakukan di kamar mandi hari ini.
Saat hendak berjalan menuju sekolahnya, sebuah mobil mewah berhenti tepat di depan Sassy, membuat langkahnya terhenti.
Sang pemilik mobil membuka kaca mobil, yang tak lain dan tak bukan adalah Arga. "Buruan masuk!" suruh Arga dari dalam mobil.
Sassy tak menolak, ia dengan senang hati langsung masuk ke dalam mobil mewah itu. Lumayan, karena ia tidak harus mengeluarkan uangnya hari ini.
Arga mengeluarkan kotak bekal dari dalam tasnya. "Dari Bunda!" katanya, sambil memberikan kotak bekal itu kepada Sassy sebelum menjalankan mobilnya.
"Apaan nih?" tanya Sassy, setelah menerima kotak bekal itu.
"Buka aja, bukan bom kok!" sahut Arga, yang lebih memilih untuk fokus menjalankan mobilnya dari pada menatap Sassy.
Sassy mengangguk-anggukkan kepalanya sebelum membuka kotak bekal itu. "Minumannya gak ada?" tanya Sassy, setelah menemukan beberapa potongan roti di dalam kotak itu.
"Ada, ambil aja di tas!"
Tangan Sassy langsung bergerak mengambil tas Arga di kursi belakang.
"Ada?" tanya Arga, sedikit melirik ke arah Sassy.
Sassy terdiam dengan kerutan di dahinya saat melihat sebuah botol di dalam tas milik Arga. Namun, bukan botol minum. "Lo minum gramason?"
"Botolnya doang, airnya gak beracun!" kata Arga, sangat santai.
Tidak beracun? Ini Sassy tidak salah dengar, kan?
Sassy menatap Arga dengan pandangan tak percaya. "Gimana ceritanya ini bisa jadi botol minum?!" tanyanya, sangat bingung sekaligus tak percaya.
"Gak udah banyak tanya, tuh botol udah dibersihin sama dokter khusus, jadi aman!" kata Arga.
Botol itu adalah botol minum kesayangan Arga, dan sebelum Arga memiliki botol itu ia sempat diejek oleh teman masa kecilnya. Dia diejek karena tidak memiliki botol minum yang keren, dan itulah satu-satunya alasan Arga menjadikan botol gramason sebagai botol minumnya.
Intan dan Aldin bahkan sampai kewalahan karena permintaannya yang sangat di luar nalar. Dan demi mendapatkan botol minum yang keren, Arga sampai mengancam akan bunuh diri kalau pemintaannya tidak dituruti. Sungguh dramatis masa kecil Arga.
"Gue gak yakin!" Sassy meletakkan kembali botol itu ke dalam tas milik Arga.
"Jadi, lo gak mau minum nih? Lo lebih milih keselek dari pada minum dari botol gue?" tanya Arga, ia menoleh sejenak kepada Sassy.
"Gue bisa nahan sampai sekolah!"
Arga menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar jawaban dari Sassy. "Lo mati, gue gak tanggung jawab."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Sassy (Tahap Revisi)
AçãoCerita ini hasil dari pemikiran saya sendiri, PLAGIAT DILARANG ❌ MENDEKAT. Typo di mana-mana! **** Gadis SMA yang menjadi korban bully di sekolahnya tiba-tiba kembali ke sekolah setelah 3 bulan berada di rumah sakit, dia datang dengan penampilan ser...