Part 39

4.4K 209 9
                                    

Bertepatan di malam pertama libur sekolah, pesta ulang tahun Ana diadakan. Malam semakin larut dan para tamu undangan mulai ramai berdatangan, semuanya tampak sempurna dengan ketidak hadiran Haniza, Ella, Lala, dan Reya.

Malam ini Ana sangat cantik dengan balutan gaun berwarna biru serta mahkota kecil yang melikar di kepalanya, ia tersenyum menyambut tamu yang berdatangan.

"Hay Ana!" Azahra menyapa Ana. Ia baru saja tiba di sana dan langsung menghampiri Ana. "Kamu cantik banget malam ini!" pujinya.

Ana tersipu malu. "Kamu juga cantik!" ujarnya.

"Ehem!"

Ana dan Azahra sontak menoleh ke arah sumber suara, di sana sudah ada Sassy dengan balutan gaun putihnya.

Malam ini Sassy tampil sangat cantik. Ia menggunakan gaun berwarna putih cerah dengan rambut pendek yang sengaja ia uraikan.

"Gaun kamu cantik banget!" Azahra tak bisa mengedipkan matanya, terpesona dengan gaun indah yang di gunakan oleh Sassy.

Sassy menatap Azahra. Sangat cantik, Sassy akui itu. Walau Azahra memiliki berat badan dua kali lipat darinya, itu sama sekali tak menutupi kecantikkan yang dimiliki gadis itu.

"Mau tukar gaun?" tanya Sassy pada Azahra.

Azahra mengerutkan dahinya. "Hah?"

"Lo suka gaun gue. So, mau tukar gaun?" tanya Sassy, sekali lagi.

Azahra menggeleng pelan, ia menolak karena tak mungkin menggunakan gaun Sassy di tubuhnya ini. "Enggak usah, nanti gaun kamu rusak!" ujarnya, menolak tawaran Sassy secara halus.

Sassy mengangguk-anggukkan kepalanya. "Gak papa!" ujarnya, sangat santai. Membuat Azahra sedikit kaget.

Mendengar pembicaraan Azahra dan Sassy membuat Ana tersenyum. "Malam ini, gaun kita yang paling cantik!" ujarnya, sambil merangkul Azahra dan Sassy.

Obrolan singkat tetang gaun akhirnya selesai, ketiga gadis itu mulai membicarakan hal-hal yang menyenangkan sambil menyambut para tamu. Sejujurnya Sassy sangat malas, tapi ia juga tak bisa meninggalkan kedua gadis ini, ia takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, seperti kehadiran Haniza! Misalnya.

****

"Ada apa sih Han? Kok lo gak mau kasih tau kita!" ujar Ella, penasaran karena raut wajah Haniza mendadak berubah setelah menerima telepon.

Haniza menatap Ella. "Sassy ngajak perang di meja hijau!"

Lala dan Reya saling pandang. "Cuma itu? tenang aja kali, Sassy gak bakal menang lawan lo!" ujar Reya, sedikit memberi semangat kepada Haniza.

Haniza mendengus sebal. "Dia punya saksi, bukti juga punya, peluang buat menang cuma 10 persen!"

Lala mengangguk-anggukkan kepalanya, paham. "Mau gue bantuin cari pengacara!"

"Nyokap gue udah punya!" kata Haniza. "Dan mereka udah siapin strategi biar gue gak masuk penjara!" lanjutnya.

"Jadi, apa lagi yang buat lo khawatir?" tanya Ella, cepat. Ia sedikit bingung dengan rasa khawatir yang Haniza rasakan.

"Gue gak bisa biarin Sassy menang!" Haniza mengembuskan napas kasarnya, lalu menatap Lala, Reya, dan Ella secara bergantian. "Ayo ke pesta Ana, kita hancurin dia sebelum dia hancurin kita!"

Detik itu juga Reya, Ella, serta Lala langsung paham maksud dari ucapan Haniza. Ternyata gadis itu sangat takut akan kekalahan, dan sekarang bukan hanya Haniza yang takut. Mereka akui, mereka juga takut. Mereka semua takut masa depan mereka terancam hanya karena seorang gadis seperti Sassy.

I'm Not Sassy (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang